Share

Part 10 (Berita yang Terbesar)

PEMIMPIN BARU JOHNSONS CORPORATION MENGUMUMKAN PERTUNANGANNYA

SIAPA GADIS PINTAR YANG MAMPU MENAKLUKKAN ALEXANDER FELIX JOHNSON?

APAKAH GADIS ITU SENGAJA MERAYU ALEXANDER JOHNSON?

GADIS BERNAMA CARMEN ADELIA GIOVANNI ADALAH SEKRETARIS BARU DI JOHNSON CORPORATION

APAKAH GADIS INI BERASAL DARI MASA LALU ATAU HANYA MENCARI KEUNTUNGAN DARI ALEXANDER JOHNSON ?

SORE NANTI WILLIAM JOHNSON AKAN MENKONFIRMASI KEBENARAN BERITA TERSEBUT

Di kamar Adelia ...

Beberapa judul dari media sosial pagi ini cukup membuat Adelia  menggerutu sejak bangun dari tidurnya. Seharusnya ia tidak kaget dengan yang terjadi hari ini. Tapi tetap saja, perubahan yang begitu mendadak membuatnya sulit untuk menerima.

Ponsel pintarnya tak berhenti berbunyi sejak tadi. Ratusan notifikasi masuk dari berbagai akun sosial medianya. Membuat kepalanya pusing seketika.

Seperti biasa Adelia langsung menuju kamar mandi untuk menyelesaikan ritual paginya meskipun tidak perlu ke kantor. Sedangkan sahabatnya, sejak pagi sudah keluar dari unit karena di hubungi Bos-nya untuk ikut kembali ke California hari ini.

Setelah selesai mandi, Adelia memutuskan membuat sarapan sebelum ia membereskan semua pakaian dan barang-barang lainnya untuk dipindahkan ke apartemen baru.

Gadis dua puluh enam tahun itu memilih membuat sandwich dan membuat segelas susu Vanila favoritnya. Ia menikmati sarapan paginya yang terasa sunyi seperti hari-hari tanpa ada Jessy di sampingnya.

Lima belas menit kemudian,  Adelia menyudahi sarapannya. Ia kembali ke kamar untuk mulai mengeluarkan semua baju dari lemari, dan mulai mengemas semua pakaiannya ke dalam koper besar miliknya. Sebelum Alexander Johnson datang menjemputnya siang nanti.

Hal pagi ini berbanding terbalik dengan suasana di kediaman Johnson. Sejak tadi pagi Maria sudah ribut dengan para Asisten Rumah Tangga di dapur. Wanita berusia 56 tahun itu tampak sibuk mengarahkan para pekerja untuk memasak dan membersihkan rumah sebelum sore datang.

Bahkan sejak kepulangan Alexander Johnson dari acaranya semalam, Maria hampir tak bisa tidur dengan nyenyak, memikirkan langkah apa yang akan ia lakukan untuk memberikan sambutan pada calon menantunya. Mungkin terlalu berlebihan untuk mengklaim seorang gadis yang baru saja Alex kenalkan sebagai kekasih. Mengingat hubungan Alex di masa lalu berakhir sangat buruk.

“Selly, ini terasa hambar. Kamu harus menambah garam dan gula,” ucap Maria setelah mencicipi sup buatan salah satu asisten rumah tangga di rumahnya.

“Baik Nyonya. Akan saya tambahkan segera,” jawab Selly sembari melakukan perintah Maria kepadanya.

“Ngomong-ngomong, bagaimana dengan kue bolu favorit Felix?” tanya Maria lagi.

“Masih di dalam oven Nyonya. Masih butuh waktu sepuluh menit lagi untuk mendapatkan kematangan sempurna,” jawab Selly yang masih mengadukan sup di depannya.

“Baiklah. Aku akan mengecek keadaan di depan dulu sebelum nanti ke taman belakang,” ucap Maria kepada Selly yang menggelengkan kepalanya mendengar semua perkataan panjang Nyonya rumah pagi ini.

‘Calon istri Tuan Muda pasti orang yang luar biasa. Gumam Selly di dalam hatinya.’

Di depan rumah ...

“Kamu letakkan bunga itu di sebelah sana, kekasih Felix suka mawar putih. Jadi usahakan bunga itu langsung terlihat ketika ia turun dari mobil Felix,” ucap Maria dengan nada sedikit kencang. Karena jarak antara dirinya dan pekerja lumayan jauh.

“Baik Nyonya.”

Maria kembali sibuk meneliti pekerjaan para pekerja di halaman depan, sebelum kembali ke halaman belakang.

“Teruskan ya, aku akan melihat situasi di halaman belakang,” ucap Maria setelah puas melihat-lihat halaman depan yang hampir selesai.

Wanita 56 tahun itu segera masuk ke rumah menuju halaman belakang, di mana taman buatan William untuknya berada.

Di halaman belakang  ....

“Dio, meja ini terlalu kecil. Berikan meja yang biasa dipakai Jenny untuk pesta itu!” ucap Maria kepada Dio.

“Baik Nyonya. Akan segera saya laksanakan,” jawab Dio sopan.

Maria kembali mengelilingi lokasi yang akan digunakan untuk bersantai nanti setelah acara makan malam di rumah. Satu senyum kepuasan tersungging di bibirnya ketika mendapati semua sesuai dengan keinginannya. Mungkin sebagai seorang wanita ia terlalu berlebihan melakukan semua ini kepada seseorang yang bahkan belum pernah ia temui. Namun dalam lubuk hatinya, entah mengapa kehadiran gadis ini akan membawa Alex untuk selalu berada di sampingnya.

Di saat Maria masih tersenyum puas dengan apa yang di depan matanya ini, dua lengan kekar dengan aroma maskulin memeluknya erat dari belakang. Siapa lagi kalau bukan William Johnson, Sang suami yang bucin tujuh turunan kepada Maria. Apa pun yang Maria inginkan akan selalu dikabulkan olehnya. Termasuk meminta Alex kembali.

Mommy perlu istirahat,” bisik William lirih di dekat telinga Maria.

Dad ...” Maria tak akan bisa menahan bila Sang suami menggodanya seperti ini.

William dengan sengaja melabuhkan kecupan basah di belakang telinga dan leher kanan Maria, yang merupakan kelemahan wanita itu. Dan benar saja, Maria meraih kedua tangan William untuk memutar tubuhnya, berhadapan dengan Sang suami. Maria melabuhkan kecupan di bibir William dengan mata terpejam, yang mampu membuat pria 60 tahun itu tersenyum.

“Ayo masuk ke dalam. Biarkan mereka yang mengatur semuanya di sini. Daddy nggak mau Mommy kelelahan hanya karena hal sepele seperti ini. Mengerti,” William berbicara dengan penuh kelembutan kepada wanita yang telah lebih dari tiga puluh satu tahun mendampinginya.

Maria mengangguk dan melingkarkan tangannya di pinggang William. Mereka berjalan bersama bak sepasang pengantin baru yang selalu ingin menempel.

Di kamar Alexander Johnson

Alex mengerjapkan kedua matanya saat kesadaran menghampirinya. Satu senyuman nakal tersungging di bibirnya saat mengingat kelembutan bibir Adelia, yang membuatnya seperti remaja yang baru pertama kali berciuman.

“Bibir itu terasa lebih manis dari terakhir kali aku memagutnya. Dan aku rasa, malam ini aku harus mendapatkan lagi,” Monolog Alex sebelum ia beranjak bangun untuk mengguyur tubuhnya di bawah shower.

Dua puluh menit kemudian, Alex telah selesai mengguyur tubuhnya. Kini ia keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk sebagai pelindung tubuh bagian bawahnya. Dengan langkah tegas dan santai ia masuk ke walk in closet untuk mengambil celana jeans dan kaos polos berwarna putih. Ia memakai dengan cepat setelah memakai kain segitiga untuk melindungi aset bawahnya.

Alex tersenyum miring melihat pantulan dirinya di depan cermin yang tampak begitu tampan dengan pakaian kasual. Ia memilih menarik jaket kulit miliknya dan memakainya sebelum keluar dari sana.

Setelah memastikan penampilannya terlihat keren, Alex menyambar dompet dan kunci mobil. Bergegas untuk menjemput sang pujaan hati. Atau lebih tepatnya calon tunangan atau bisa jadi calon istrinya. Alex memang sudah mengklaim Adelia sebagai miliknya sejak pertemuan pertama mereka.

“Kenapa sepi sekali?” gumam Alex lirih.

“Selamat siang Tuan Muda. Apakah Tuan mau sarapan sekaligus makan siang atau ...?”

“Tidak perlu. Aku akan keluar. Tapi ...” Alex mengedarkan pandangannya, “Kenapa aku tak melihat Mommy?”

“Ah, Nyonya sedang bersama Tuan Besar beristirahat. Karena sejak tadi pagi Nyonya belum istirahat, Tuan.”

“Baiklah. Katakan aku pergi menjemput kekasihku pada Mommy kalau ia menanyakan keberadaanku,” pesan Alex kepada Selly.

“Baik Tuan, nanti akan saya sampaikan,” jawab Selly dengan nada sedikit heran.

Setelah Alex beranjak dari sana, Selly bersama beberapa ART yang lain berkumpul di dapur, membicarakan Calon Nyonya Muda yang kemungkinan akan menjadi bagian di dalam rumah ini sebentar lagi.

*

Adelia menjatuhkan diri ke atas tempat tidur miliknya di unit apartemen itu untuk terakhir kalinya. Ia akan menikmati keheningan dan kenyamanan yang mungkin akan jarang ia dapatkan lagi, mengingat Boss arrogan-nya yang akan mengusik hari-harinya ke depan.

Sebenarnya kalau diminta memilih, Adelia lebih suka di unitnya ini. Karena ia akan lebih santai dan tidak merasa enggan untuk melakukan apa pun yang ia suka. Tapi apa daya jika ia harus segera berpindah ke tempat lain yang belum ia ketahui tingkat kenyamanannya.

Tanpa terasa tiba-tiba rasa kantuk menyerang dirinya. Ia pun menutup mata sejenak. Entah berapa lama ia terlelap, karena memang semalam tidurnya tidak begitu nyenyak. Ini semua karena ulah Alex yang mengumumkan pernyataan yang tidak masuk akal baginya. PERTUNANGAN.

Adelia merasakan elusan di punggung dan kehangatan yang membuatnya nyaman. Gadis itu semakin membenamkan wajahnya pada dada seseorang yang kini mendekap erat tubuhnya.

Sepertinya Adelia belum menyadari apa yang telah terjadi di unitnya sendiri. Ia masih menikmati mimpi yang terasa begitu nyata. Tertidur di dalam pelukan Alexander Johnson.

Adelia melenguh ketika merasakan penuh pada kandung kemihnya. Ia menggeliat dalam sebuah pelukan erat yang membuatnya seketika membeku.

Mungkin aku masih bermimpi! Atau mungkin saja ...

Saat kemungkinan lain melintas di benaknya, ia meneguk ludah pelan. Perlahan ia membuka kedua matanya bergantian. Dan benar saja, pemandangan yang ia tangkap adalah hal yang berada di dalam mimpinya barusan. Harum maskulin ini pun sangat ia kenali.

Adelia mencoba memberanikan diri mendongak sedikit ke atas. Ke arah seseorang yang ia yakini adalah laki-laki, yang sedang memeluk erat tubuhnya. Saat ia mendongak, kedua matanya beradu dengan kedua mata biru tajam milik Alexander Johnson. Seketika tubuh Adelia membeku dan terpaku ke dalam mata biru milik Alex.

Alex tersenyum miring, lalu berkata “Terpesona, hm.”

“Aaaaaaa ......”

Bersambung ....

Komen (11)
goodnovel comment avatar
Wessy
kaget ya.........
goodnovel comment avatar
Dian Handayani Lahamuddin
bagus tapi pake koin
goodnovel comment avatar
Anis Setiyani
sama Kaka...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status