PEMIMPIN BARU JOHNSONS CORPORATION MENGUMUMKAN PERTUNANGANNYA
SIAPA GADIS PINTAR YANG MAMPU MENAKLUKKAN ALEXANDER FELIX JOHNSON?
APAKAH GADIS ITU SENGAJA MERAYU ALEXANDER JOHNSON?
GADIS BERNAMA CARMEN ADELIA GIOVANNI ADALAH SEKRETARIS BARU DI JOHNSON CORPORATION
APAKAH GADIS INI BERASAL DARI MASA LALU ATAU HANYA MENCARI KEUNTUNGAN DARI ALEXANDER JOHNSON ?
SORE NANTI WILLIAM JOHNSON AKAN MENKONFIRMASI KEBENARAN BERITA TERSEBUT
Di kamar Adelia ...
Beberapa judul dari media sosial pagi ini cukup membuat Adelia menggerutu sejak bangun dari tidurnya. Seharusnya ia tidak kaget dengan yang terjadi hari ini. Tapi tetap saja, perubahan yang begitu mendadak membuatnya sulit untuk menerima.
Ponsel pintarnya tak berhenti berbunyi sejak tadi. Ratusan notifikasi masuk dari berbagai akun sosial medianya. Membuat kepalanya pusing seketika.
Seperti biasa Adelia langsung menuju kamar mandi untuk menyelesaikan ritual paginya meskipun tidak perlu ke kantor. Sedangkan sahabatnya, sejak pagi sudah keluar dari unit karena di hubungi Bos-nya untuk ikut kembali ke California hari ini.
Setelah selesai mandi, Adelia memutuskan membuat sarapan sebelum ia membereskan semua pakaian dan barang-barang lainnya untuk dipindahkan ke apartemen baru.
Gadis dua puluh enam tahun itu memilih membuat sandwich dan membuat segelas susu Vanila favoritnya. Ia menikmati sarapan paginya yang terasa sunyi seperti hari-hari tanpa ada Jessy di sampingnya.
Lima belas menit kemudian, Adelia menyudahi sarapannya. Ia kembali ke kamar untuk mulai mengeluarkan semua baju dari lemari, dan mulai mengemas semua pakaiannya ke dalam koper besar miliknya. Sebelum Alexander Johnson datang menjemputnya siang nanti.
Hal pagi ini berbanding terbalik dengan suasana di kediaman Johnson. Sejak tadi pagi Maria sudah ribut dengan para Asisten Rumah Tangga di dapur. Wanita berusia 56 tahun itu tampak sibuk mengarahkan para pekerja untuk memasak dan membersihkan rumah sebelum sore datang.
Bahkan sejak kepulangan Alexander Johnson dari acaranya semalam, Maria hampir tak bisa tidur dengan nyenyak, memikirkan langkah apa yang akan ia lakukan untuk memberikan sambutan pada calon menantunya. Mungkin terlalu berlebihan untuk mengklaim seorang gadis yang baru saja Alex kenalkan sebagai kekasih. Mengingat hubungan Alex di masa lalu berakhir sangat buruk.
“Selly, ini terasa hambar. Kamu harus menambah garam dan gula,” ucap Maria setelah mencicipi sup buatan salah satu asisten rumah tangga di rumahnya.
“Baik Nyonya. Akan saya tambahkan segera,” jawab Selly sembari melakukan perintah Maria kepadanya.
“Ngomong-ngomong, bagaimana dengan kue bolu favorit Felix?” tanya Maria lagi.
“Masih di dalam oven Nyonya. Masih butuh waktu sepuluh menit lagi untuk mendapatkan kematangan sempurna,” jawab Selly yang masih mengadukan sup di depannya.
“Baiklah. Aku akan mengecek keadaan di depan dulu sebelum nanti ke taman belakang,” ucap Maria kepada Selly yang menggelengkan kepalanya mendengar semua perkataan panjang Nyonya rumah pagi ini.
‘Calon istri Tuan Muda pasti orang yang luar biasa. Gumam Selly di dalam hatinya.’
Di depan rumah ...
“Kamu letakkan bunga itu di sebelah sana, kekasih Felix suka mawar putih. Jadi usahakan bunga itu langsung terlihat ketika ia turun dari mobil Felix,” ucap Maria dengan nada sedikit kencang. Karena jarak antara dirinya dan pekerja lumayan jauh.
“Baik Nyonya.”
Maria kembali sibuk meneliti pekerjaan para pekerja di halaman depan, sebelum kembali ke halaman belakang.
“Teruskan ya, aku akan melihat situasi di halaman belakang,” ucap Maria setelah puas melihat-lihat halaman depan yang hampir selesai.
Wanita 56 tahun itu segera masuk ke rumah menuju halaman belakang, di mana taman buatan William untuknya berada.
Di halaman belakang ....
“Dio, meja ini terlalu kecil. Berikan meja yang biasa dipakai Jenny untuk pesta itu!” ucap Maria kepada Dio.
“Baik Nyonya. Akan segera saya laksanakan,” jawab Dio sopan.
Maria kembali mengelilingi lokasi yang akan digunakan untuk bersantai nanti setelah acara makan malam di rumah. Satu senyum kepuasan tersungging di bibirnya ketika mendapati semua sesuai dengan keinginannya. Mungkin sebagai seorang wanita ia terlalu berlebihan melakukan semua ini kepada seseorang yang bahkan belum pernah ia temui. Namun dalam lubuk hatinya, entah mengapa kehadiran gadis ini akan membawa Alex untuk selalu berada di sampingnya.
Di saat Maria masih tersenyum puas dengan apa yang di depan matanya ini, dua lengan kekar dengan aroma maskulin memeluknya erat dari belakang. Siapa lagi kalau bukan William Johnson, Sang suami yang bucin tujuh turunan kepada Maria. Apa pun yang Maria inginkan akan selalu dikabulkan olehnya. Termasuk meminta Alex kembali.
“Mommy perlu istirahat,” bisik William lirih di dekat telinga Maria.
“Dad ...” Maria tak akan bisa menahan bila Sang suami menggodanya seperti ini.
William dengan sengaja melabuhkan kecupan basah di belakang telinga dan leher kanan Maria, yang merupakan kelemahan wanita itu. Dan benar saja, Maria meraih kedua tangan William untuk memutar tubuhnya, berhadapan dengan Sang suami. Maria melabuhkan kecupan di bibir William dengan mata terpejam, yang mampu membuat pria 60 tahun itu tersenyum.
“Ayo masuk ke dalam. Biarkan mereka yang mengatur semuanya di sini. Daddy nggak mau Mommy kelelahan hanya karena hal sepele seperti ini. Mengerti,” William berbicara dengan penuh kelembutan kepada wanita yang telah lebih dari tiga puluh satu tahun mendampinginya.
Maria mengangguk dan melingkarkan tangannya di pinggang William. Mereka berjalan bersama bak sepasang pengantin baru yang selalu ingin menempel.
Di kamar Alexander Johnson
Alex mengerjapkan kedua matanya saat kesadaran menghampirinya. Satu senyuman nakal tersungging di bibirnya saat mengingat kelembutan bibir Adelia, yang membuatnya seperti remaja yang baru pertama kali berciuman.
“Bibir itu terasa lebih manis dari terakhir kali aku memagutnya. Dan aku rasa, malam ini aku harus mendapatkan lagi,” Monolog Alex sebelum ia beranjak bangun untuk mengguyur tubuhnya di bawah shower.
Dua puluh menit kemudian, Alex telah selesai mengguyur tubuhnya. Kini ia keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk sebagai pelindung tubuh bagian bawahnya. Dengan langkah tegas dan santai ia masuk ke walk in closet untuk mengambil celana jeans dan kaos polos berwarna putih. Ia memakai dengan cepat setelah memakai kain segitiga untuk melindungi aset bawahnya.
Alex tersenyum miring melihat pantulan dirinya di depan cermin yang tampak begitu tampan dengan pakaian kasual. Ia memilih menarik jaket kulit miliknya dan memakainya sebelum keluar dari sana.
Setelah memastikan penampilannya terlihat keren, Alex menyambar dompet dan kunci mobil. Bergegas untuk menjemput sang pujaan hati. Atau lebih tepatnya calon tunangan atau bisa jadi calon istrinya. Alex memang sudah mengklaim Adelia sebagai miliknya sejak pertemuan pertama mereka.
“Kenapa sepi sekali?” gumam Alex lirih.
“Selamat siang Tuan Muda. Apakah Tuan mau sarapan sekaligus makan siang atau ...?”
“Tidak perlu. Aku akan keluar. Tapi ...” Alex mengedarkan pandangannya, “Kenapa aku tak melihat Mommy?”
“Ah, Nyonya sedang bersama Tuan Besar beristirahat. Karena sejak tadi pagi Nyonya belum istirahat, Tuan.”
“Baiklah. Katakan aku pergi menjemput kekasihku pada Mommy kalau ia menanyakan keberadaanku,” pesan Alex kepada Selly.
“Baik Tuan, nanti akan saya sampaikan,” jawab Selly dengan nada sedikit heran.
Setelah Alex beranjak dari sana, Selly bersama beberapa ART yang lain berkumpul di dapur, membicarakan Calon Nyonya Muda yang kemungkinan akan menjadi bagian di dalam rumah ini sebentar lagi.
*
Adelia menjatuhkan diri ke atas tempat tidur miliknya di unit apartemen itu untuk terakhir kalinya. Ia akan menikmati keheningan dan kenyamanan yang mungkin akan jarang ia dapatkan lagi, mengingat Boss arrogan-nya yang akan mengusik hari-harinya ke depan.
Sebenarnya kalau diminta memilih, Adelia lebih suka di unitnya ini. Karena ia akan lebih santai dan tidak merasa enggan untuk melakukan apa pun yang ia suka. Tapi apa daya jika ia harus segera berpindah ke tempat lain yang belum ia ketahui tingkat kenyamanannya.
Tanpa terasa tiba-tiba rasa kantuk menyerang dirinya. Ia pun menutup mata sejenak. Entah berapa lama ia terlelap, karena memang semalam tidurnya tidak begitu nyenyak. Ini semua karena ulah Alex yang mengumumkan pernyataan yang tidak masuk akal baginya. PERTUNANGAN.
Adelia merasakan elusan di punggung dan kehangatan yang membuatnya nyaman. Gadis itu semakin membenamkan wajahnya pada dada seseorang yang kini mendekap erat tubuhnya.
Sepertinya Adelia belum menyadari apa yang telah terjadi di unitnya sendiri. Ia masih menikmati mimpi yang terasa begitu nyata. Tertidur di dalam pelukan Alexander Johnson.
Adelia melenguh ketika merasakan penuh pada kandung kemihnya. Ia menggeliat dalam sebuah pelukan erat yang membuatnya seketika membeku.
Mungkin aku masih bermimpi! Atau mungkin saja ...
Saat kemungkinan lain melintas di benaknya, ia meneguk ludah pelan. Perlahan ia membuka kedua matanya bergantian. Dan benar saja, pemandangan yang ia tangkap adalah hal yang berada di dalam mimpinya barusan. Harum maskulin ini pun sangat ia kenali.
Adelia mencoba memberanikan diri mendongak sedikit ke atas. Ke arah seseorang yang ia yakini adalah laki-laki, yang sedang memeluk erat tubuhnya. Saat ia mendongak, kedua matanya beradu dengan kedua mata biru tajam milik Alexander Johnson. Seketika tubuh Adelia membeku dan terpaku ke dalam mata biru milik Alex.
Alex tersenyum miring, lalu berkata “Terpesona, hm.”
“Aaaaaaa ......”
Bersambung ....
Warning 18+ “Ahhh .....?!” Suara Adelia yang berteriak kencang menggema di dalam kamar satu-satunya, yang berada di unit apartemennya. Dan itu mampu membuat telinga Alexander Johnson berdengung sakit. Meski begitu, laki-laki berusia tiga puluh satu tahun itu tak melonggarkan pelukannya barang sedikit saja. Yang terjadi Alex segera menyambar bibir mungil Adelia, untuk meredam teriakan itu menggema di dalam mulutnya saja. Alex merasakan hawa panas di sekitarnya ketika dirinya semakin liar menggerakkan bibirnya untuk melumat bibir Adelia, yang kini meronta di dalam dekapannya. Huh ... Huh ... Huh ... Adelia segera menghirup nafas dalam-dalam ketika Alex mengurai serangannya. Gadis itu mendorong dada Alex yang masih terpaku dengan gerakan dadanya yang naik turun dengan sensual menurutnya. Karena tak siap dengan pergerakan Adelia, tubuh Alex terdorong kencang dan jatuh dari tempa
“Felix ...” seru wanita paruh baya yang tak lain adalah Mommynya, Maria Johnson. Alex dan Adelia menoleh ke arah Maria yang tampak cantik dengan dress merah senada dengan yang Adelia kenakan. Adelia seketika dilanda kegugupan melihat betapa miripnya wajah Boss arogannya dengan wanita paruh baya itu. Alex menyunggingkan senyum manisnya yang mampu membuat Adelia terkejut dan melongo. ‘Astaga!!! Itu beneran Boss Gue?’ Alex mencium kedua pipi Maria dan memeluknya. Ia menoleh ke belakang ketika menyadari Adelia masih terpaku di tempatnya. “Baby,” Dengan isyarat mata, Alex meminta Adelia mendekat. Yang langsung dipahami oleh gadis itu. Adelia melangkah dengan penuh irama keanggunan seorang gadis yang memesona. Membuat Maria Johnson tersenyum menyambutnya. Adelia benar-benar seperti dirinya di masa lalu. Cantik dan memikat. ‘Pantas saja Felix terpikat. Benar-benar gadis yang memesona. Gumam Maria da
“Arrgghhh .... kenapa Gue nggak berpikir lebih jauh tentang semua ini!” Adelia tampak mondar-mandir di dalam kamar yang berada di dalam kamar, di unit apartemen yang diberikan Alexander Johnson padanya. Fasilitas yang berada di sana tak membuat Adelia merasa nyaman dan tenang. Peraturan yang secara langsung mengikat dirinya dengan Alexander Johnson, membuatnya seperti burung peliharaan yang harus mengikuti pemiliknya. “Harusnya Gue nggak mengiyakan ajakan makan malam itu kalau hasilnya seperti ini!!!” Adelia mendengus kesal mengingat perlakuan Alex yang berlebihan. Dua orang pengawal perempuan di depan unit, sopir perempuan, dan seorang pekerja yang akan menyiapkan kebutuhan Adelia di unit itu membuatnya menjadi tak leluasa untuk melakukan rutinitasnya. Bukan hanya itu, pergerakannya pun menjadi terbatas “Belum apa-apa dia sudah seenaknya sama Gue, apalagi kalau sudah bertunangan?” Adelia menjatuhkan diri ke tempat tidur dengan mata yang terpe
Ajaib!!! Pernyataan bernada pertanyaan yang Adelia ucapkan mampu membuat Alexander Johnson terdiam. Lebih tepatnya membeku layaknya patung yang tak bernyawa. Adelia menggigit bibir bawahnya menyadari kebodohan fatal yang baru saja ia lakukan. ‘Bagaimana jika Alex mewujudkan ucapannya barusan? Apa yang akan terjadi di kehidupan Adelia setelah menikah?’ Pertanyaan di benak Adelia seakan mematikan seluruh peredaran darah di tubuhnya. Karena banyak kemungkinan yang akan terjadi setelah ini. Termasuk pernikahan yang akan langsung dikabulkan oleh Alexander Johnson. Mendapati Alex yang masih membeku, Adelia berniat untuk pergi dari ruangan itu. Namun sensor dari kedua mata biru Alex seakan lebih peka terhadap setiap gerakan yang Adelia lakukan. Sreet ... Alex menarik tangan Adelia dengan cepat ketika gadis itu ingin menghindar. Dan hasilnya gadis itu jatuh ke dalam rengkuhannya. “K-k
Adelia merasakan dadanya berdetak kencang mendengar ucapan Alex yang tegas dan penuh kesungguhan. Rasa itu menyeruak, memenuhi beberapa sudut hatinya. Di dalam dekapan hangat Alex, Adelia menyunggingkan senyum manis miliknya. Senyum yang jarang ia perlihatkan pada siapa pun sejak kejadian itu. “Aku akan segera memberitahu Mommy dan Daddy agar semuanya cepat diselesaikan, Baby. Dan kamu tidak perlu melakukan apa-apa,” ucap Alex tegas. “K-kamu berlebihan Felix!” sungut Adelia mendengar ucapan Alex yang terkesan menggebu-gebu dan terburu-buru mengambil keputusan. “Berlebihan apa?” tanya Alex polos. Adelia mendengus dan mendongak ke arah Alex. “Kamu memerintah semua orang hanya untuk keinginanmu yang tak masuk akal itu.” “Tidak masuk akal bagaimana? Bukankah menikah itu wajar bagi laki-laki dan wanita?” “Masuk akal jika ada persiapan dan cinta di antara kedua calon pengantin. Kalau mendadak seperti ini orang akan
Adelia dengan wajah sembabnya berjalan gontai menuju kamar mandi untuk buang air kecil. Gadis itu menumpahkan air mata karena berita yang belum pasti kebenarannya. Sebuah akun media gosip yang sedang hangat meliput skandal tentang orang-orang berpengaruh menuliskan berita yang cukup membuat Adelia meradang. Pasalnya orang yang diberitakan itu tidak ingin menyentuhnya sebelum pernikahan, ternyata memilih menyentuh wanita lain. Ketukan pintu atau lebih tepatnya gedoran pintu kamarnya sejak 2 jam yang lalu pun Adelia abaikan. Gadis itu ingin sendiri. Mencoba menenangkan gejolak amarahnya yang bisa meledak kapan saja. Adelia memilih mencuci mukanya setelah buang air kecil. Walaupun waktu sudah menunjukkan tengah malam, gadis itu tak bisa memejamkan mata. “Adelia!!! Buka pintunya, Baby!! Kamu harus mendengarkanku!!! Adelia!!!” Seruan atau teriakan Alexander Johnson di depan pintu kamar Adelia hampir tak ada jeda. Sebenarnya laki-laki itu bisa saja
Warning 21+ “Kenapa Lo bisa di sini, Jes?” tanya Adelia kepada sahabatnya yang beberapa saat lalu kembali ke California. Dan yang membuatnya terkejut, kini gadis itu berada di hadapannya. Turut hadir menyaksikan pertunangannya dengan Alexander Johnson. Jessy memutar bola mata malas, “Kayaknya yang di otak Lo cuma bos mesum itu aja deh,” sarkas Jessy. Adelia meringis dengan pipi merona. Ingatannya kembali pada saat Alex menciumnya setelah berdansa dengan ritme cepat dan tempo yang cukup lama, membuat para tamu bersorak. “Ahh ...” pekik Adelia kencang karena cubitan tangan Jessy di tangannya. Beberapa orang di sekitar menatap aneh kepadanya. “Lo sih!” Adelia melotot ke arah Jessy yang tampak cuek. “Bener kan?” tanya Jessy menaikkan satu alisnya. “Nggak gitu juga kok,” jawab Adelia lirih. “Lihat!” Jessy meminta Adelia memandang ke seberang di mana Alexander Johnson sedang berbincang-bincang dengan b
Warning 21+ Alex terpaku untuk beberapa saat. Ucapan Adelia terasa ambigu di telinganya. Dalam sekejap beberapa fantasi liar terlintas dalam otak mesumnya, menerka-nerka apa yang akan gadis itu berikan. Alex memejamkan mata saat tangan halus Adelia meraih kancing-kancing kemejanya. Gerakan Adelia yang terkesan lambat membuat kepalanya pening dalam dorongan hasrat yang menggebu. Kepala Alex mendongak ke atas ketika jemari Adelia meraba dadanya yang dipenuhi bulu-bulu halus. Gerakan jemari Adelia seakan menyiksanya karena pergerakannya yang terkesan kaku dan malu-malu. Adelia memang bukan wanita berpengalaman dalam hal seperti ini. Dia hanya mengikuti instingnya saja untuk menciptakan lenguhan Alex mengalun semakin kencang seiring pergerakan jemarinya. Adelia menatap takjub wajah Alex dengan kedua mata terpejam. Desahan mengalun kencang saat jemari Adelia menyentuh puting mungil di dada Alex. Tubuh Alex b