Share

Part 2 (Insiden Awal)

Suara musik Dj menggema di salah satu club malam di kota New York. Para laki-laki dan wanita tampak meliuk-liuk di dance floor  sesuai dengan iringan musik yang mengalun.

Dua pria yang baru saja datang, memesan ruang VVIP untuk sekedar menghilangkan kejenuhan di malam Minggu-nya. Mereka adalah Alexander Felix Johnson  dan sahabat sekaligus asisten pribadinya,  Tommy  Fernandez.

Alexander Felix Johnson, laki-laki berusia tiga puluh satu tahun yang merupakan anak pertama dari William Johnson dan Maria Johnson. Ia masih mempunyai adik perempuan yang berumur dua puluh lima tahun yang memilih menjadi model internasional.

Alexander Johnson begitu orang-orang mengenal namanya. Ia masuk sebagai salah satu CEO terbaik di Benua Amerika. Namanya sudah seringkali berlalu lalang di majalah, televisi dan di berbagai aplikasi sosial media.

Seorang pelayan membawa satu botol Bombay Sapphire dan dua gelas berisi ice cube masuk ke ruangan di mana Alex dan Tommy sedang bersantai.

“Silahkan Tuan. Apakah anda perlu hiburan malam ini?” tanya pelayan itu.

Alex mengibaskan tangannya. “Tidak perlu!” jawab Alex datar.

Tommy memberikan isyarat mata agar pelayan itu segera keluar.

“Baiklah. Selamat bersantai, Tuan.” Pelayan itu segera keluar dari sana.

Tommy menuang Bombay Sapphire itu ke dalam gelas yang sudah tersedia. Memberikan satu untuk Alex dan satu untuk dirinya sendiri.

“Kelihatannya Lo perlu wanita malam ini.” Celetuk Tommy.

Alex menyesap cairan mahal yang berada di gelas itu tanpa menanggapi celotehan Tommy. Ia tampak memejamkan mata beberapa saat, menikmati rasa hangat yang membasahi tenggorokannya.

Laki-laki itu membuka matanya kembali. Berpaling ke arah Tommy dan berkata, “Gue nggak butuh wanita. Mereka hanya buat hidup gue berantakan.”

Mendengar respon dari Alex membuat Tommy mendengus. “Lo belum move on juga?”

Laki-laki itu kembali memejamkan mata. Ia mulai bertanya pada hatinya sendiri. Tapi, nihil. Sampai saat ini ia tak pernah mendapat jawaban.

“Entahlah. Mungkin gue belum menemukan saja. Hanya masalah waktu.” Gumam Alex.

“Gue tahu ini berat buat Lo. Tapi asal Lo tahu, obatnya adalah cinta yang baru. Kalau Lo nggak membuka hati, nggak akan pernah ada yang bisa masuk kesana.” Ucap Tommy panjang lebar.

“Sok pintar! Lo sendiri sampai sekarang masih jomblo.” Desis Alex.

“Hahahahaha ... Gue emang nggak punya kekasih. Tapi gue tahu cara bersenang-senang dengan wanita.” Ucap Tommy telak.

Alex terdiam. Ia melupakan kapan terakhir kali ia bersenang-senang.

Sejak saat itu ...

“Gue keluar dulu deh. Nanti gue cariin yang bening buat Lo.” Tommy segera beranjak meninggalkan Alex sendirian di sana.

Tiga puluh menit kemudian, Tommy kembali ke ruang VVIP bersama tiga wanita berpakaian minim. Tommy mengisyaratkan dua wanita lain untuk menghampiri Alex dan menggodanya. Sedangkan ia sendiri merangkul satu wanita pilihannya malam ini keluar dari sana, mencari kamar untuk menuntaskan gairahnya.

Kedua wanita itu tampak duduk di kedua sisi Alex. Saat mereka akan melarikan tangannya ke dada dan rahang laki-laki itu, Alex membuka mata.  Kedua bola mata Alex yang berwarna biru menghujam kedua wanita itu.

Salah satu dari wanita itu menyingkir tanpa bersuara, tapi tidak bagi satu lainnya. Wanita dengan penuh keberanian itu meraba dada Alex yang berbalut kemeja dan jas mahal. Tak mendapat penolakan membuat wanita itu semakin berani melarikan tangannya ke rahang Alex. Saat jemari tangannya hampir menyentuh bibir laki-laki itu, Alex mencekal tangan wanita itu kasar.

“Keluar!!!” desis Alex tajam.

Wanita itu segera beranjak dari sisi Alex dan keluar dari ruangan itu. Alex menghembuskan nafasnya pelan. Lalu kembali menuang Bombay Sapphire ke dalam gelasnya dan menyesapnya perlahan.

Kamu akan mendapatkan yang lebih baik suatu saat nanti. Jagalah dirimu dari para wanita yang hanya ingin singgah tanpa ada niat menetap selamanya. Kamu akan membenarkan ucapan Mommy jika waktu itu tiba. Wanita baik-baik akan menjaga martabatnya hanya untuk suaminya kelak.

Nasihat dari Maria Johnson selalu teringat di otak pintar Alex. Setelah kejadian itu, ia belum dekat dengan wanita manapun. Mommy -nya akan menyanyi sepanjang hari bila dirinya bermain-main dengan wanita malam hanya untuk mencari kepuasan sesaat.

Tring ...

Alex mengambil ponsel miliknya yang berada dalam saku jas. Ia membuka kunci ponselnya dengan menempelkan sidik jari salah satu tangannya. Dan membuka salah satu aplikasi pesan di sana.

Daddy

Pulanglah ke New York besok malam

Ada yang mau Daddy dan Mommy bicarakan denganmu

Daddy harap kamu tidak akan menghindar lagi

Alex mengusap kasar wajahnya. Ia merasa gusar. Kembali ke New York sama saja dengan membunuh dirinya pelan-pelan. Tapi ia tak mungkin menghindari kedua orang tuanya yang telah beberapa tahun ia tinggalkan. Laki-laki itu memberikan balasan yang telah ia pikir dengan cepat.

//Me

Alex akan pulang Minggu depan Dad

Ada beberapa pekerjaan yang harus Alex selesaikan 

Daddy dan Mommy tidak usah khawatir

Alex sudah tahu bagaimana harus bersikap

Alex tidak akan mengecewakan kalian lagi

Tak berapa lama pesan yang Alex kirimkan mendapat balasan.

Daddy

Bagus, Daddy tahu kamu pasti bisa

Mommy -mu pasti bahagia mendengar kamu pulang

Daddy akan segera memberitahu Mommy -mu

Setelah membaca pesan dari  Daddy -nya, Alex tersenyum tipis. Ia bisa membayangkan bagaimana wajah Maria Johnson saat ini.

Hari semakin larut, saat ini waktu menunjukkan pukul satu pagi. Alex berniat untuk pulang ke unit apartemen yang ia tinggali selama tiga tahun di California. Ia mengirimkan pesan singkat kepada Tommy agar sahabatnya itu tak mencarinya.

Setelah selesai membayar bill pesanannya, ia bergegas keluar menuju dimana mobilnya telah terparkir. Tapi tiba-tiba seorang wanita dengan balutan pakaian rapi yang sedang mabuk berat menabraknya. Wanita itu jatuh ke dalam pelukannya sambil merancau dan memukul dadanya.

Untuk pertama kalinya setelah tiga tahun berlalu, dadanya berdebar kencang. Wanita dengan harus vanila bercampur alkohol itu tampak pasrah saat Alex menggendong dirinya masuk ke dalam mobil laki-laki itu.

Alex sendiri seperti tak sadar dengan apa yang di lakukannya. Tanpa sadar ia terpikat pada pandangan pertama  pada wanita mabuk itu.

Dengan cepat otak pintar Alex merekam wajah dan penampilan wanita yang kini tampak terlelap di kursi samping kemudi. Alex segera melajukan mobil sportnya dengan kecepatan teratur menuju salah satu hotel berbintang di California.

Mobil sport Alex berhenti di area lobby Palace Hotel. Ia memberikan kunci pada valet parkir, sebelum menggendong wanita mabuk yang masih berada di dalam mobilnya.

Pelayan hotel dengan sigap melayani pemesanan kamar Alex dengan cepat. Tentu saja, siapa yang tidak kenal dengan pemilik Johnson Corporation. Dan kebetulan hotel tersebut adalah milik salah satu relasi bisnis Alex.

Seorang pelayan mengantarkan Alex menuju salah satu kamar di lantai dua puluh enam. Di setiap lantai hanya ada dua unit kamar saja yang tentunya sangat luas. Bahkan kamar hotel itu lebih mirip rumah minimalis.

Hanya ada sebuah ranjang, lemari,  sofa dan satu kamar mandi. Tapi semuanya merupakan barang mewah. Harga sewanya pun tak main-main.

Alex membaringkan tubuh wanita mabuk itu di ranjang yang berada dikamar itu setelah pelayan yang mengantarnya keluar.  Tapi saat ia melepas kedua tangan wanita itu dari lehernya, tiba-tiba saja wanita itu menarik dirinya. Ia pun jatuh tepat di atas wanita yang kini mengumpati dirinya dengan kata-kata kasar.

Sepertinya ia baru saja di hianati

Dan kemungkinan dia memergoki kekasihnya dengan wanita lain

Gumam Alex dalam hati

Tiba-tiba saja wanita itu menarik Alex untuk menempelkan bibir Alex ke bibirnya. Hanya menempel sebenarnya, tapi itu mampu memberikan efek yang luar biasa bagi Alex.

Sesuatu dalam diri Alex menggeliat dan terasa mendesak. Ada sentuhan lain yang tidak di rasakan sejak tiga tahun terakhir. Tiba-tiba Alex tak rela melepaskan bibir beraroma vanila itu. Otaknya memerintahkannya untuk mencicipi bibir  manis itu lebih lama.

Tanpa di duga Alex menggerakkan bibirnya untuk melumat bibir wanita di bawah tubuhnya sesuka hati. Rasa manis yang menyapa indera perasanya seakan membuatnya enggan melepaskan bibir wanita yang kini telah terlelap.

Tidak cukup sampai di sana, kedua tangan Alex turun meraba kedua payudara wanita itu dan meremasnya lembut. Ia tergoda untuk melakukan lebih, dirinya butuh pelepasan. Tapi saat rintihan wanita itu keluar Alex segera menghentikan pergerakannya.

Sial!!!

Kenapa aku bisa lepas kendali seperti ini

Fuck!!!

Wanita ini bisa membuatku gila

Alex segera beranjak dari atas tubuh wanita itu. Ia meremas rambutnya untuk meredakan gejolak gairah yang menguasainya. Ia pun memilih pergi meninggalkan wanita itu sendirian disana.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Dhafinarvinoaltaf
maaf ya Thor dr awal baca rasanya pmilihan kata2 ny enggk cocok sama isi novel yg mengisahkan tntang orang barat/luar negri pakai bhasa loe gue...krna loe gue itu PD dsarny udh mlekat orng2 atau novel Indonesia..baik ny aku kamu deh..lucu aja novel barat tpi brasa baca novel indo
goodnovel comment avatar
Adihariadi
cerita x menarik tp kalau harus bayar koin lagi jika mw melanjutkan ceritanya itu tidak benar
goodnovel comment avatar
Adihariadi
apakah cerita ini harus bayar koin jika ingin melanjutkan ceritanya...sdh ngistal aplikasi bayar pake paket data masa mw lanjut baca ceritanya harus bayar koin lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status