“Jadi maksudmu, kau bebas melakukan apa pun padaku?” Dahlia menatap pria di hadapannya penuh curiga.
Dan Kai Ronan hanya menyengir. “Dan kau juga bebas melakukan apa pun padaku,” sahutnya dengan suara yang sengaja dipelankan seolah itu adalah rahasia mereka berdua.
Mereka memang tengah menyimpan sebuah rahasia yang menurut Dahlia sangat berbahaya. Dan tidak ada yang bisa Dahlia lakukan untuk itu. Dia merasa seolah tidak memiliki kuasa apa pun mengenai hubungannya dengan Kai Ronan saat ini.
Sejak awal memang hanya pria itu seorang yang memegang kendali.
Dahlia terdiam cukup lama sembari mengalihkan pandang.
Kai kemudian menangkupkan telapak tangannya yang besar dan hangat ke wajah Dahlia dan memaksa wanita itu untuk menatapnya. Manik mata zamrud dan hazel gelap itu saling menumbuk.
Gestur lembut penuh afeksi tersebut membuat otak Dahlia tidak kuasa untuk tidak memikirkan hal apa yang akan terjadi pada mereka malam ini.
Mereka berkendara menuju pesisir. Yang kemudian mempertemukan mereka dengan perbatasan jurang yang curam dan pantai. Kendaraan di sana semakin sedikit dan Dahlia tidak kuasa untuk tidak membuka kaca helmnya dan membiarkan angin yang kencang menerpa wajahnya.Senyum di bibir Dahlia melebar. Pelukannya pada Kai Ronan mengencang, merasakan perut rata dan keras milik pria itu di bawah tangannya.Motor melaju turun dari jalanan curam ke jalan tepat di dekat pantai, mereka hanya terpisah oleh birai besi di pinggir dan suara ombak mulai terdengar bersamaan dengan suara mesin motor.Dahlia terpaku menatap pemandangan di depannya, pada bulan dengan cahaya pucat yang menerpa air laut, seolah menebar bintang di bawahnya.Kai sepenuhnya mengerti dan segera memelankan laju motor supaya Dahlia bisa menikmati pemandangan indah itu lebih lama.Pemandangan yang mungkin bagi orang lain biasa saja, termasuk bagi Kai sendiri, tampak sangat berarti bagi wanita di belak
Terlalu ramai. Itu adalah pikiran pertama Dahlia sesaat setelah dia menapakkan kakinya di dalam, juga sedikit terkejut karena ternyata ruangan itu sangat luas dan diisi oleh manusia lebih banyak dari yang Dahlia kira.“Ada lagi di atas,” bisik Kai di dekat telinganya.Tapi tidak peduli seberapa ramai atau sesaknya tempat ini, entah kenapa Dahlia tidak merasa tertekan berada di sana. Dia menatap sekitarnya dengan penuh ketertarikan yang tampak dengan jelas di kedua mata hijaunya itu.Kai yang melihat Dahlia, tersenyum kecil. Dia menggiring Dahlia untuk duduk di meja bundar yang telah diisi oleh beberapa orang dan hanya terdapat tiga kursi kosong di sana dari tujuh. Dahlia tidak mengenal orang-orang ini, tapi suasana di sekitar mereka memberi tahu bahwa mereka tidak perlu saling mengenal untuk mendapatkan kesenangan bersama-sama, persis seperti yang Kai bilang.Dahlia duduk di sana, sementara Kai menunduk ke arahny
Dahlia tidur dengan menantunya sendiri.Itu adalah kesadaran pertama yang dia dapatkan sesaat setelah membuka mata dari tidur yang terasa begitu lama dan melelahkan. Tubuhnya menggeliat dari pelukan erat seorang pria, Kai Ronan, suami anak tirinya sendiri. Dan apa yang lebih parah dari itu adalah kesadaran lain bahwa tubuhnya tidak menyesali apa yang dia dan Kai lakukan semalam.Titik-titik sensitif di tubuhnya masih mengingat jejak sentuhan pria itu. Bahkan alkohol yang semalam membuatnya mabuk tidak cukup membuatnya lupa.Pikiran Dahlia jelas sedang tidak waras sekarang.Semalam, pernikahan anak tirinya, Brianna Harrison, baru saja disahkan. Dan bukannya merayakan malam pertama dengan istrinya, sang pengantin pria justru melakukan hal itu dengan ibu mertuanya sendiri.Bagaimana ini? batin Dahlia panik. Pendingin di dalam kamar itu menyala dan berfungsi dengan baik, tapi peluh menetes dari dahinya. Tubuhnya juga sekaku manekin saat lengan
Dahlia adalah wanita berusia 27 tahun. Dia menikah dengan suaminya, Louis Harrison, dua tahun lalu. Pernikahan mereka terjadi karena sebuah wasiat yang mengharuskan Dahlia untuk menyetujuinya. Louis memiliki seorang anak gadis dari pernikahan sebelumnya, Brianna Harrison.Brianna hanya berbeda dua tahun lebih muda dari Dahlia. Seharusnya mereka bisa lebih mudah untuk dekat dan akrab, tapi Brianna tidak pernah menyukai ibu tirinya itu. Sehingga sepanjang dua tahun pernikahan Dahlia dengan Louis, Brianna selalu bersikap sinis padanya.Delapan bulan lalu, Louis meninggal dunia karena sebuah penyakit yang telah lama dia derita. Dahlia memiliki tanggung jawab untuk merawat suaminya sehingga itulah yang dia lakukan. Louis adalah teman ayah Dahlia.Semasa hidupnya, Louis sering kali menceritakan kisah-kisah masa mudanya bersama ayah Dahlia. Mungkin itu kenapa, alih-alih melihat Louis sebagai suaminya, Dahlia justru merasa bahwa Louis adalah sosok yang menjadi pengganti
Seseorang memang datang ke kamar Dahlia malam itu, tapi bukan untuk membangunkannya seperti yang Dahlia pesan.Keesokan paginya ketika Dahlia bangun, bencana itu baru dia sadari. Entah bagaimana Dahlia bisa tidur dengan Kai Ronan, menantunya sendiri. Dahlia mengingat potongan-potongan ingatannya dengan jelas seperti ketika Kai menyentuh tubuhnya atau ketika pria itu menggeram di atasnya dan menghunjam Dahlia sampai mereka berdua mencapai puncak.Apakah ingatan orang mabuk bisa dipilah-pilih?Dahlia hampir bisa dikatakan tidak pernah mabuk. Dia hanya meminum minuman yang mengandung alkohol seperlunya saja, untuk dinikmati sehabis makan malam misalnya. Tapi tidak pernah sampai mabuk atau semabuk kemarin malam.Sesaat setelah Dahlia berhasil keluar dari kamar itu. Dia hampir dibuat berteriak dengan kehadiran seorang pria di hadapannya. Saat melihat Dahlia, pria itu menunduk ke lantai.Melihat dari postur pria itu yang rapi dan kesopanannya, Dahlia men
MIL 04 – Pengaman Yang TerlupakanPernikahan ini benar-benar absurd.Brianna—gadis berusia 25 tahun yang baru saja terbangun di hari pertamanya menjadi istri orang lain—membatin.Sarapan yang dia coba telan ke tenggorokannya terasa seperti segumpalan batu yang dijejalkan masuk ke dalam. Sekali lagi, dia menoleh ke arah pintu, seolah tengah menunggu seseorang. Dan dia memang tengah menunggu.“Apa ucapanku semalam terlalu kasar baginya?” gumam Brianna dengan rasa sedikit bersalah.Kemarin hujan, mereka yang seharusnya berangkat ke tempat bulan madu mereka harus menunggu sampai hujan reda, yang tidak juga reda-reda sehingga proses itu diundur sampai keesokan pagi; pagi ini.Kemudian, pria yang baru saja menjadi suaminya memasuki kamar dalam keadaan mabuk. Teman-teman pria itu katanya merecokinya dengan minuman.Brianna marah, tentu saja. Pernikahannya dengan Kai Ronan bukan
Bulan madu antara kedua mempelai akan berlangsung selama seminggu. Selama seminggu itu juga, Dahlia gunakan untuk membenah pikirannya yang sempat kacau.Saat dia pikir dia sudah lebih tenang dari sebelumnya, kini perasaannya kembali berantakan saat dia pulang ke rumah Keluarga Harrison dan mendapati bahwa barang-barang Brianna belum ada satupun yang dipindahkan ke rumah suaminya.“Ada apa ini, Sir Weston? Kenapa barang-barang Brianna masih di sini?” tanya Dahlia pada semua kotak-kotak yang sebelumnya sudah dikeluarkan dan siap untuk dibawa pergi, tapi kini malah kembali dimasukkan ke dalam dan dirapikan seperti semula.Thomas Weston, kepala pelayan Keluarga Harrison yang sudah bekerja selama puluhan tahun itu, menatap terkejut ke arah Dahlia yang baru saja sampai.“Nyonya, Anda sudah kembali?” katanya. Dia terlalu sibuk memberi arahan kepada pelayan sehingga tidak menyadari kepulangan sang nyonya rumah.“Ya,” jaw
Setelah meyakinkan dirinya cukup lama, Dahlia akhirnya keluar dari kamar dan turun untuk makan siang. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang saat membayangkan wajah Kai Ronan. Dan dia juga merasakan perutnya seolah dijungkirbalikkan karena menyadari bahwa Brianna akan ada di sana bersama mereka.Dahlia belum siap oleh pertanyaan apa pun. Dan kemungkinan Brianna akan bertanya ke mana Dahlia pergi selama pesta pernikahannya berlangsung.“Maaf. Apa kalian menunggu lama?” kata Dahlia setelah dia menarik kursinya dan duduk. Kai tengah sibuk dengan layar ponselnya dan duduk dengan jarak satu kursi dari Dahlia, sementara Brianna ada di depannya.“Aku tidak menunggumu. Makanannya belum siap,” sahut Brianna, suaranya terdengar dingin dan sikapnya tampak lebih acuh dari sebelumnya.Dahlia menyadari, bahwa dia telah menyia-nyiakan usahanya selama ini untuk dekat dengan Brianna hanya karena satu hari yang dia kacaukan. Masalahnya, satu hari