Share

Episode 3

Lima menit telah berlalu,sang CEO tidak kunjung datang. Nadira mulai cemas,dan was-was. Dilihat jam ditangannya menunjukan pukul 09.10,itu tandanya 10 menit sudah dia berada dikantor Investor itu.

"gimana sih,kok lama banget..." ucapnya sambil berjalan mengitari ruangan itu. 

"Ivander singgih,namanya kok kaya orang jaman dulu ya..." 

 

"tapi keren juga..." ucap Nadira sambil menyentuh papan nama tersebut. 

Karena sudah cukup lama dirinya berada dirungan itu,dan Presdirpun tidak kunjung datang. Akhirnya Dira memutuskan untuk keluar dari ruangan untuk menemui om Dino.

Saat hendak menuju ruangan om Dino,Nadira tidak sengaja bertabrakan dengan seorang cowok yang memakai kaca mata hitam,dan setelan jas warna abu tua.

"aw..."ucap Nadira kesakitan. Tubuhnya sedikit terpental ketembok,karena pria tersebut bertubuh besar dan tinggi.

"hey..kalau jalan lihat-lihat !!.." ucap cowok  itu dengan sinis. 

"sorry..gue gak sengaja.. !" balas Dira cuek. Karena dira orangnya lebih suka meminta maaf terlebih dulu,meski sebenarnya bukan dirinya yang salah.

"apa loe bilang,sorry???"

"loe hampir aja ngejatuhin ponsel gue yang mahal ini...tau!!" karena memang cowok itu sedang memegangi ponselnya sambil berjalan.

"salah sendiri,jalan sambil mainin HP.." balasnya lalu bergegas pergi meninggalkan cowok itu. Nadira malas untuk bergelut dengan cowok egois itu. Lagian Nadira tidak mengenal laki-laki itu.

"hey..tunggu...!!!" 

"gue belum selesai ngomong...!!" ucap cowok itu tapi tidak diperdulikan oleh Nadira.

"siapa sih tuh cewek.."

 "baru pernah gue ketemu cewek angkuh kaya dia..." ucapnya.

Nadira sedikit kesal,dirinya merasa seperti dipermainkan om Dino. Ditambah lagi dia harus bertemu dengan cowok sombong itu.

Karena kesal Nadira duduk didepan ruangan om Dino,dan menelfonnya.

"Halo om,," ucapnya sopan.

"iya Dir,kamu dimana? "

"tadi pak boss telfon om,katanya kamu gak ada diruangannya? " ucap om Dino.

"aku didepan ruangan om Dino,,"

"habis aku sebel,pak bossnya gak datang-datang..." 

"ya aku pergi deh.." jawabnya.

"ya udah,om keluar dan antar kamu kesana.." ucapnya lalu datang menghampiri Nadira.

"ayo...kita sudah ditunggu pak boss..." ajak om Dino.

Setelah sampai diruangan Pak Ivander alias pak boss, om Dino lalu menyapanya. 

"Pak Ivan,ini Nadira sekertaris bapak yang baru..." ucapnya.

Ivan yang tadi duduk membelakangi Dino dan Nadira,lalu memutar kursinya menghadap mereka.

Betapa terkejutnya Nadira,kalau  boss besarnya itu ternyata cowok sombong yang tadi menabraknya.

"oh..jadi ini sekertaris baru saya..." ucapnya.

"ok,pak Dino boleh kembali keruangan..." ujar sang CEO menyuruh pak Dino untuk pergi dari ruangan itu.

Keringat dingin mulai mengalir disekitar tengkuknya.

"mati gue..." gumamnya dalam hati.

"Hallo,saya Ivander Singgih pemilik sekaligus CEO dari Singgih Invesment Manajement..!"   ucap Ivan tegas dihadapan muka Dira persis.

Nadira hanya terdiam dan tertunduk,dia merasa kurang percaya diri. Boss yang selama ini dia bayangkan lembut dan perhatian,ternyata galak seperti macan.

"jadi kamu yang namanya Nadira Irdiana..." 

"loe tadikan yang nabrak gue ...??" ucapnya.

"maaf,tadi saya sudah bilang kalau saya tidak sengaja..." balas Dira.

 Sebenarnya Nadira sudah geram ingin memaki pria tersebut,tapi dirinya harus tau diri kalau saat ini dia berhadapan dengan bossnya.

"ok..aku maafin ..."

"aku akan terima kamu kerja disini,asalkan kamu mau bekerja 12 jam untuk saya,dan 7 hari non stop" ucap Ivan tegas. Ivan memang cowok yang cukup keras dan tidak mau mengalah. Karena jabatan tinggi,membuatnya sedikit sombong.

"apa...???" jawab Nadira. 

"kenapa?? kamu tidak sanggup??" ucap Ivan.

"ok,tidak masalah,saya ikuti persyaratan bapak." 

"tapi bukannya sabtu minggu kantor ini libur,kenapa saya harus berangkat??" ucapnya. 

"ya memang kantor libur,tapi tidak dirumah saya"

"sabtu,minggu saya khususkan untuk kamu bekerja dirumah saya.." jawan Ivan.

Nadira tercengang,apa-apaan ini. Punya boss galak,ditambah lagi dia harus kerja full,tanpa hari libur.

Oh tuhan,kenapa hari ini sungguh menyebalkan.Tapi mau bagaimana lagi,demi ibu Dir,demi ibu,ucapnya dalam hati. 

"baiklah,,saya menyetujuinya." ucap Nadira. Menurutnya ini benar-benar tidak masuk akal. Seorang sekertaris kantor harus menjadi asisten rumah tangga juga. Tapi apa boleh buat,demi uang.

"ok,jadi hari ini kamu mulai bekerja."

"saya akan tugaskan Lisa untuk membantumu belajar menjadi sekertaris saya."

Ivan lalu kembali kemejanya,lalu menekan  interkom menyuruh Lisa untuk datang keruangannya.

"Lisa,antarkan Nadira keruangannya.." ucapnya.

Nadira lalu dibawa Lisa pergi keruangannya. Dia lalu duduk dan meletakan tasnya disamping meja trrsebut.

"Jadi ini meja kerja kamu yang baru,berdekatan dengan kaca jendela Pak Ivan. Jadi kalau dia butuh apa-apa kamu bisa langsung datang menghampirinya." ucap Lisa.

"ok,makasih ya..." balas Dira dengan tersenyum lembut.

"oh ya,kenalin aku Lisa Putri. Aku sekretarisnya Pak Yogasawara ,wakil CEO dari perusahaan ini." ucap Lisa mengulurkan tangannya. Mereka berdua lalu berjabat tangan. Nadira merasa beruntung,karena langsung menemukan teman baru dihari pertamannya bekerja.

Lisa kemudian memberi tahu bagaimana Nadira harus bekerja. Mulai dari menyiapkan berkas untuk ditanda tangani Pak Ivan,sampai mempersiapkan segala kebutuhananya. 

Karena Ivan orangnya super perfectsionis,Nadira dituntut untuk ektra kerja keras. Lisa juga bilang kepadanya,bukan hanya menentukan jadwal meetingnya tapi memakaikan dasipun itu tugas seorang sekertaris.

 

Hari pertamanya bekerja Nadira lebih ditugaskan untuk belajar bagaimana dia bekerja nanti. Mula-mula dia disuruh untuk membaca buku tentang atitude yang baik. 

Dira benar-benar belajar bersungguh-sungguh,sampai tiba waktu makan siangpun Dira masih tekun mempelajari buku itu.

Karena memang basic dia bukan sekertaris,mau tidak mau dia harus belajar lagi.

Dari kejauhan,Ivan mulai memantau kinerja Nadira. Dia mengintip dari balik penutup jendela.

"baguslah dia mau belajar,itu artinya dia benar-benar serius kerja,,"gumamnya.

Pukul 05.00 sore,seluruh karyawan sudah mulai bergegas keluar kantor. Tapi tidak untuk Nadira,dia masih sibuk memilah file-file yang ada di komputernya. 

Lisa datang menghampiri mejanya,dia tahu hari pertama kerja bukanlah hal yang mudah . Apalagi Lisa tahu,kalau tadi pagi ada sedikit masalah antara Dira dan Pak Ivan.

"Dir,kamu belum mau pulang??" tanya Lisa menghampirinya.

" Belum Lis,aku pulangnya nanti jam 07.00." ucapnya sambil mengetik beberapa dikomputer.

"lho..kita kan pulang jam 05.00 Dir..." ucap Lisa.

"Iya,itu buat kamu. Tidak buat aku..." ucap Dira memanyunkan bibir tipisnya.

Lisa mulai heran dan kebingungan,kok bisa Dira diberi waktu jam kerja lebih panjang dari dirinya.

"Kamu gak usah bingung,,udah sana kamu pulang duluan. Aku gak papa kok sendirian." ucap Dira. 

Lisa yang merasa kasihan sebenarnya ingin menemani Dira,namun karena dirinya sudah punya janji dengan pacarnya,akhirnya Lisa pergi meninggalkan Dira.

Pukul 05.15 telah berlalu. Kantor sudah semakin sepi,hanya terlihat beberapa satpam yang masih berjaga diposnya.

Sang CEO juga belum terlihat keluar dari ruangannya. Ivan memang jarang untuk pulang lebih awal dari karyawannya. Dia lebih sering pulang terlambat.

Disaat dirinya akan kembali kerumah,dia lalu menghampiri Nadira.

"oke cukup,lanjut besok. Sekarang kamu pulang." ucap Ivan menutup berkas yang sedang dibaca Nadira.

"tapi ini belum pukul 07.00 pak?" jawabnya.

"anggap saja ini diskon waktu buat karyawan baru kaya kamu!" ucap Ivander ketus.

"sekarang kamu pulang,atau kamu mau besok gak kerja disini lagi???" bentak Ivan. 

Seketika Dira bangkit dari tempat duduknya. Dia heran dengan bos barunya itu. Dikit-dikit marah,dikit-dikit baik. Orang yang gak jelas,gumamnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status