Share

Bab 1 - Awal Mula

KISAH ini bermula di sebuah apartemen di daerah Jakarta Selatan. Waktu itu Heru, seorang pemuda berusia sekitar 25-an, sedang duduk santai di pinggir kolam renang yang ada di kompleks apartemen, menonton orang-orang yang sedang mandi.

Heru sedang galau, bosan di kamarnya, bahkan bosan dengan gadgetnya. Dia tidak punya acara keluar, dan juga tidak punya pacar!

‘Mending gue nonton orang mandi,’ pikirnya. ‘Pemandangannya lebih nyata, dan tidak kurang seksi dan menggairahkan,’ katanya dalam hati.

Diteropongnya orang-orang yang sedang mandi atau berenang, memindai siapa yang pantas menjadi tontonannya. Ada ibu-ibu, gadis-gadis, bapak-bapak, dan anak-anak. Tentu Heru lebih senang memperhatikan cewek-cewek yang masih muda, karena badan mereka lebih indah dan seksi.

Di antara mereka ada sekumpulan cewek yang selalu bersama, bergerombol, bercanda dan tertawa-tawa. Mungkin mereka sekumpulan teman, namun cantik dan seksi semua.

Ketika Heru lagi asyik memilih-milih siapa yang paling cantik dan seksi, ponselnya berdering. Di layar, terpampang nama Rudi, sahabatnya.

“Ya, hallo,” sapa Heru sambil tetap santai.

“Her, kamu di mana?” tanya Rudi.

“Di apartemen, Rud. Ada apa?”

Heru lalu menceritakan kegiatannya yang lagi nonton orang mandi, dan tentu saja tentang sekelompok cewek yang cantik dan seksi.

“Oh, ya? Kebetulan aku lagi dekat apartemen kamu, nih,” kata Rudi. “Sebentar aku ke situ.”

Rudi adalah sohib Heru yang paling baik dan paling dekat dengannya. Mereka dulu kuliah di kampus yang sama, dan sama-sama hobi main basket. Di lapangan basketlah mereka betemu untuk pertama kali.

Ketika Rudi sudah sampai dan duduk bersamanya, Heru lalu menunjuk ke arah cewek-cewek yang diceritakannya tadi.

“Wow…” gumam Rudi. Matanya lalu sibuk melihat-lihat dan memilih-milih mana yang paling cantik dan seksi. Begitulah ‘mata lelaki’, lagu Nicky Astria yang terkenal di era 80-an.

“Nah, yang itu paling cantik,” tunjuk Rudi.

“Hush! Jangan main tunjuk-tunjuk, ah!” protes Heru. Walaupun dia suka melihat wanita cantik, namun masih malu kalau terang-terangan dan diketahui orang.

Rudi tertawa. “Tapi benar, kan, yang aku bilang?”

“Iya sih, mirip-mirip Luna Maya gitu, ya?”

“Yoi. Matanya, mulutnya, rambutnya. Tingginya juga, coy!” kata Rudi menimbang-nimbang.

Heru memperhatikan gadis itu. Benar yang dikatakan Rudi. Gadis itu semakin diperhatikan semakin mirip dengan Luna Maya, artis Indonesia yang multi talenta, bisa menyanyi dan bermain sinetron.

Tetapi gadis yang satunya juga menarik perhatian Heru. Gadis itu mirip-mirip BCL, Bunga Citra Lestari, yang sekarang menjadi janda setelah suaminya yang orang Malaysia meninggal.

“Kalau yang itu mirip BCL,” kata Heru sambil mengisyaratkan dengan pandang matanya.

Rudi mengikuti pandangan Heru. “Hmm…” gumamnya. “Kenapa artis-artis pada mandi di sini, ya?” celetuk Rudi sambil tersenyum lebar.

Sebelum Heru menjawab, Rudi menambahkan, “tetapi, artis-artisnya mantan si Arie semua… hahaha.”

Heru ikut tertawa mendengar selorohan Rudi. Dalam hati dia memuji keberuntungan Arie, pemain band yang terkenal, dan lebih terkenal lagi karena selalu berhubungan dengan wanita cantik idola kaum muda.

“Ngomong-ngomong, kita kenalan yuk,” ajak Rudi membuyarkan lamunan Heru.

“Ah, gimana caranya?” tanya Heru bingung.

“Tenang saja, lihat…” Rudi lalu bangkit dan berjalan menuju cewek-cewek itu yang duduk dan bercanda di pinggir kolam.

‘Gila nih si Rudi!’ pikir Heru. ‘Berani benar dia…’

Dari kejauhan Heru melihat Rudi jongkok dekat cewek-cewek itu dan berbicara kepada mereka. Sesekali Rudi menoleh ke arahnya, yang diikuti oleh pandangan cewek-cewek itu. ‘Apa-apaan Rudi itu,’ bathin Heru curiga.

Tak berapa lama, Rudi dan beberapa cewek itu bangkit dan berjalan ke arah Heru sambil tertawa-tawa.

Salah seorang, yang wajahnya mirip BCL, sambil tersenyum mendatangi Heru. Heru terpana, atau lebih tepatnya: bengong, karena otaknya mendadak tidak berfungsi. Hanya matanya yang terbelalak menatap gadis itu, bahkan mulutnya pun terbuka.

“Mas, ayo berenang,” kata gadis itu sambil menarik tangan Heru.

“Berenang?” tanya Heru membeo karena otaknya mogok.

“Iya, ayok…” Si BCL mulai menarik tangan Heru.

Heru merasakan dingin air yang membasahi tangan si BCL, sehingga dia jadi sadar. Dipandanginnya gadis itu, masih tak percaya. Cantik sekali! Huh, mirip banget dengan BCL, bahkan yang ini lebih muda dan centil.

“A-aku tidak bisa berenang…” sahut Heru asal.

Bukan! Bukan dia tidak bisa berenang, tetapi lidahnya kaku sehingga kata-kata yang keluar itu asal saja.

Sekarang, selain si BCL, gadis-gadis yang lain mulai ikut menariknya dari tempat duduk, menyeretnya ke arah kolam. Heru melirik Rudi yang tertawa melihatnya.

Karena tidak begitu sadar, setiba di pinggir kolam, Heru belum bisa memikirkan apa yang akan terjadi. Tiba-tiba, “byurr…” air kolam itu muncrat karena Heru sudah didorong masuk ke dalam kolam!

Heru gelagapan, berusaha muncul dari dalam air dan berenang ke pinggir. Dilihatnya gadis-gadis itu tertawa terpingkal-pingkal sambil menunjuknya, begitu juga Rudi.

“Sialan kalian,” maki Heru spontan. “Aduh, basah deh gue!”

Heru keluar dari kolam dalam keadaan basah kuyup. Sebentar dia celingukan mencari-cari ponselnya. Astaga, ponselnya jatuh di dalam air! Menyadari itu Heru kembali lompat ke dalam kolam, menyelam mencari ponselnya.

Ketika di dalam air itu otak Heru mulai bisa bekerja kembali. ‘Sialan si Rudi, pasti dia yang menyuruh cewek-cewek itu menceburkannya ke dalam kolam. Akan aku balas dia!’

Setelah mendapatkan ponselnya, Heru berenang ke pinggir lalu naik ke pinggiran kolam. Kali ini dia tidak tergesa-gesa. Dia berusaha menyusun sebuah rencana.

Perlahan dia bangkit dan mendatangi kawanan yang menceburkannya ke dalam kolam. Tetapi, lagi-lagi dia malah terpesona pada gadis-gadis itu. ‘Astaga, apakah mereka ini para bidadari? Cantik-cantik dan seksi,’ kata bathin Heru.

Gadis-gadis itu tertawa melihat sikap Heru, begitu juga Rudi.

“Siapa tadi yang mendorong saya?” tanya Heru pura-pura kesal.

Seperti dikomando, semua jari menunjuk kepada BCL.

“Bukan… bukan aku!” teriak BCL berusaha menghindar. Tetapi Heru sudah menangkap tangannya dan menariknya. Karena tarikan Heru cukup kuat, gadis itu tersedot ke arahnya sehingga badan mereka bertabrakan. Tidak sengaja muka keduanya pun bertemu, dan hidung Heru mengenai pipi si gadis!

“Hahaha…” terdengar suara tawa yang ramai.

“Cium… cium… cium…” serentak para gadis itu berteriak seakan-akan memberi semangat agar mereka berciuman.

“Ih, apaan sih…” teriak si BCL cemberut, lalu mendorong badan Heru sehingga kembali tercebur ke dalam kolam.

“Kalian ini!” teriak si BCL kepada teman-temannya. “Kenapa aku yang jadi sasaran?”

Dia lalu berusaha meraih teman-temannya yang serta merta berhamburan menyelamatkan diri. Tetapi dasar kebetulan, mereka bergerak ke arah Rudi, dan tanpa dikomando lagi mereka semua mendorong Rudi ke dalam kolam!

Di saat itu Heru sudah berhasil naik. Melihat adegan Rudi diceburkan ke kolam, dia lalu ikutan mendorong gadis-gadis itu ke dalam kolam, sehingga mereka semua berada di dalam kolam, termasuk Heru yang ditarik oleh salah seorang dari mereka.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Haer Talib
cewek suka cowok berani
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status