Share

GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU
GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU
Penulis: sutan sati

BAB 1

"SELAMAT DATANG DI BANDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA." Terdengar suara pramugari lewat pengeras suara, sebagai pertanda pesawat telah mendarat di Bandara kebanggaannya orang Bandung.

Akupun mulai bersiap-siap mengemasi barang bawaanku, ketika akan mengangkat ranselku terlihat sebuah surat dan kado antik yang membungkus sebuah kotak kecil.

Akupun tersenyum, sekejap ingatanku terbayang ketika sahabat-sahabatku mengantar ke Bandara Internasional Minangkabau untuk melepas kepergianku beberapa jam sebelumnya. Kenapa BIM ? karena aku berasal dari Bukittinggi Sumatera Barat, sebuah Negeri yang kental akan budaya daerahnya. Negeri yang kata orang-orang adalah Negeri yang paling elok budaya dan keramahan masyarakatnya.

"Selamat jalan sob, jangan lupain kami yah!" ucap salah seorang sahabatku sambil memelukku.

"Gak terasa ya ? baru kemaren kita main layang-layang bareng, sekarang malah ambo yang ngantar wa'ang untuk merantau ke tanah seberang sobat." ucap sahabatku yang lain ketika gantian memelukku.

"Si Juki bakalan rindu kau sob." (Juki = Nama kerbau peliharaan sahabatku ini yang biasa kami kembala bersama saat pulang sekolah).

"Kami kehilangan sumber contekan karena kepergianmu sob, hehehe." ucap temanku yang lain.

Satu persatu teman-temanku ikutan memeluk dan memberi pesan serta kenang-kenangan. Tak terasa mataku jadi berkaca-kaca, teringat susah senang yang aku lalui bersama mereka selama ini. Aku juga terharu, para sahabatku kompak mengantar untuk melepas kepergianku, dan dibela-belain buat numpang di mobil pickupnya Bang Somad, salah satu tetanggaku yang kebetulan berdagang buah di pasar kota Padang.

"Maaf cuma bisa memberi ini." Ucap seorang wanita tiba-tiba sambil mengulurkan sebuah kado kecil dan juga sebuah surat.

"Eh Nisa ?" Ucapku kaget.

Kulihat Nisa didampingi dua sahabat karibnya yang ternyata ikut mengantar kepergianku saat itu, entah kesininya dengan apa! Nisa itu adalah kembangnya dikampungku, selalu jadi buah bibir anak-anak dikelasku, eh gak hanya di kelas aja ding! tapi rata-rata anak-anak disekolahku selalu membicarakannya. Selain parasnya yang ayu, orangnya juga ramah pada semua orang. Dan yang paling penting, dia itu selalu juara 2 dikelasku, tapi juara 1 selalu aku dong. 3 tahun berturut-turut, juara umum coy, hehehe gak sombong sih, ciyuss!

"Hem hem," dehem kompak teman-teman untuk menggoda kami. Asem jadi salting gini kan? Bukannya apa atau gimana, selama sekolah Nisa itu orangnya sangat menjaga kesopanannya, jadi ketika dia ikut mengantar Aku ke Bandara, rasanya jadi gimanaa gitu!

"Ya Nisa." Kulihat wajahnya agak bersemu merah.

Dua teman yang ikut menemani Nisa membisikkan sesuatu padanya, entah apa ? yang jelas Nisa jadi kelihatan malu-malu. Wajahnya jadi tambah bersemu merah, alamaak cantiknya wanita di depanku ini.

"Apaan sih!" bisik Nisa pelan, teman-temannya agak menjauh memberi kesempatan pada Nisa untuk berbicara padaku.

"Awan.." terlihat ia agak grogi

"..."

"Aku cuma mau kasih ini," terlihat ditangannya sebuah kado dalam kotak kecil serta sebuah surat dalam amplop berwarna pink.

"Apa ini, Sa ?" Tanyaku bingung dengan surat yang menyertai kado pemberiannya.

"Surat ini Nisa tulis semalam, tapi bacanya nanti saat Awan sudah sampai di sana ya." jawabnya sambil tersenyum.

"Makasih yah Sa." ujarku sambil menerima hadiah dari Nisa, ketika mengambil tak sengaja tanganku menyentuh tangan Nisa yang putih. Halus kulit tangannya, membuat hatiku berdesir indah. Sejenak kami salip tatap.

Banyak kata yang ingin Kuucap sebenarnya, tapi entah kenapa ketika menatap bola mata indahnya, semuanya seakan jadi tertahan dan Nisa pun kulihat demikian.

"Nisa,"

"Awan," Panggil kami berbarengan.

Kami sama-sama tersenyum canggung.

"Eh mau ngomong apa ?"

"hmnn.." Mata nisa terlihat agak berkaca-kaca, dia seperti ingin mengucapkan sesuatu namun terlihat ragu untuk mengungkapkannya.

"Eh nggak,.. ba-baik-baik disana yah! Jaga kesehatannya." Aku tahu bukan itu sebenarnya yang akan dikatakannya, tapi entah kenapa Nisa urung mengucapkannya, mungkin dia juga canggung seperti apa yang kurasakan saat ini.

"hiuffftt.." Nisa menghembuskan nafas dari mulutnya, dan memberanikan diri mengucapkan, "Satu lagi,.. ada seseorang yang menantimu disini," lanjutnya agak lirih. Terlihat rona kemerahan di wajahnya.

"Seseorang.. maksudnya ?" tanyaku heran.

"hmmm itu, anu.. hmnn maksud Nisa, teman-teman Awan menanti disini." Jawabnya mengalihkan tanyaku dan terlihat rona kemerahan diwajah cantiknya.

"Ooh," Jawabku singkat.

Kulihat jam ditanganku, sudah saatnya masuk ke ruang tunggu.

"Sudah mau berangkat yah ?" tanya Nisa padaku sambil memperhatikanku.

"Iya Nisa, Aku berangkat dulu yah!"

"Iya", tatapannya seolah berat untuk melepas kepergianku.

Aku mengkode teman-temanku yang berdiri tak jauh dari kami, kalau Aku akan segera masuk keruang tunggu pesawat. Kulihat Nisa, temannya serta para sahabatku melambaikan tangannya.

Saat akan memasuki ruang tunggu, Kudengar langkah kaki agak cepat kemudian terdengar suara teriakan Nisa, "AWANNN, BERJANJILAH SUATU SAAT KAMU AKAN KEMBALI, AKU DISINI MENUNGGUMU!" Dengan air mata yang sudah tidak bisa lagi ditahannya. Akhirnya dengan keberanian yang dikumpulkannya sedari tadi Annisa mengucapkan juga kata itu.

Sontak air matakupun ikut mengalir, "IYA, AKU JANJI". Jawabku lantang, Sambil melambaikan tanganku padanya.

Asem, ngapain pula aku berjanji? kayak Bandung-Padang itu dekat aja. Hidupku akan bagaimana disana nantinya aja aku masih gamang dan belum terpikirkan sampai saat ini.

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Lovely Day
awal bab yg manis. Hi Author, aku baru mampir di lapakmu yg ini.
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
asikkkkkkkk
goodnovel comment avatar
Dhanny Lov
Saktiawan sanjaya, dari MR. Nobody pindah ke Ganteng ganteng anak pembantu wkwkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status