Share

BAB 3

Malamnya, ketika Kami duduk diruang tamu.

"Gimana perjalanannya Awan? Lancar saja kan?" tanya Pak Agus Wijaya. Pak agus ini Ayahnya Renata sekaligus majikan Ibuku. Disebelahnya duduk Bu Lina, istri pak Agus. dan Renata duduk disebelah kiri Mamanya sambil memeluk Ibunya, tampak sekali kalau Renata sangat dimanja dan disayang oleh kedua orang tuanya.

"Lancar pak." jawabku dengan sedikit menunduk.

"Hahaha. Kamu biasa aja Awan jangan kaku gitu ah, Mbak Arini (nama Ibuku) sudah kami anggap keluarga sendiri, sekarang ada Kamu, jadi makin melengkapi keluarga ini." kata Pak Agus coba mencairkan suasana, kulihat bu Lina dan Ren hanya senyum-senyum disebelahnya.

"I-Iya pak." jawabku mencoba rileks sambil mengangkat wajahku.

"Nah gitu dong!" kata pak Agus dengan senyum khasnya yang berwibawa.

"Ngomong-ngomong selamat datang di Bandung, gimana kesanmu disini ?" tanya pak Agus.

"Megah pak, banyak kendaraan bagus-bagus disini, beda sekali dengan di Kampung." jawabku polos

"Hahaha," semua yang diruangan jadi tertawa mendengar jawabanku.

"Dirumah ini nanti, ada beberapa asisten rumah tangga, security dan nanti biar Ibumu atau Ren yang mengenalkan yah! Tapi, sama Renata dah kenalan kan tadi ?" tanya pak Agus sambil melihat Renata yang duduk di sebelah ibunya, Ren nya sendiri malah senyum-senyum melihatku.

"Sudah pak."

"Awannya pemalu yah Pa ?" ucap Ren pada Papanya.

"Namanya juga baru, yah wajarlah," jawab Pak Agus kalem.

"Oya, mulai besok senin Kamu dah mulai masuk sekolah ya! Sekolah yang sama dengan Renata. Saya yakin Kamu bisa cepat beradaptasi dengan sekolah disini nantinya, untuk semua persyaratannya sudah dibantu urusin sama Mamanya Renata." terang pak Agus sambil sedikit menegakkan posisi duduknya.

Oh sudah diurusin Bu Lina, pantesan semuanya lancar aja, batinku.

Saya hanya diam sambil menyimak baik-baik setiap kata Pak Agus ditemani oleh Ibu yang duduk disebelahku.

"Semua persyaratannya yang Kamu kirim sebelumnya sudah lengkap, nanti paling tinggal data di Sekolah aja yang perlu diisi sebagai formalitas, ditambah Kamu selalu berprestasi dari sekolah sebelumnya."

"Awan ini juga peringkat satu di sekolah sebelumnya loh Pah!" sela Bu Lina sambil memujiku.

"Kamu memang anak yang menarik dan pastinya membanggakan orang tua mu ya Awan!" jawab pak Agus sambil menatap Ibu.

Ibu hanya tersenyum sambil mengusap kepalaku.

"Oya satu lagi, ini saya sudah bicarakan dengan Ibumu sebelumnya. Kamu juga kami angkat sebagai anak kami, jadi nanti siapapun yang tanya, baik di sekolah atau diluaran sana nanti, kamu adalah bagian dari keluarga besar Wijaya, jadi kamu gak usah canggung ataupun minder nantinya bergaul dengan lingkungan baru disini." terang Pak Agus serius.

"Pak.." tampak ibuku ingin bicara dengan mata berkaca-kaca, sepertinya Ia masih tidak percaya dengan yang diucapkan oleh Pak Agus. Walaupun Pak agus dan istrinya juga telah menyampaikan hal ini sebelumnya pada Ibu.

"Iya mbak, kan kemarin sebelum Awan datang kita sudah bicarakan ini." potong Bu Lina.

"Tapi bu,.. Saya bekerja disini, dan anak saya sudah Bapak dan Ibu bantu untuk sekolah disini saja sudah sebuah kehormatan bagi kami, tapi mengangkat anak saya jadi bagian keluarga ini, rasanya ini terlalu berlebihan Pak, Bu." isak Ibuku dengan tatapan seolah tak percaya.

"Ibu ini loh, selalu aja bagitu." kali ini Renata yang menjawab.

"Selama Ibu disini aja, Ren serasa jadi punya dua Mama yang menyayangi Ren. Kasihan Awan kan Bu! Selama ini kan Ibu jauh, jadi sudah sepantasnya Awan mendapatkan yang lebih baik ketika disini, kalau Papa dan Mama mengangkat Awan jadi bagian dari keluarga kita, kan biar Awan bisa mendapat yang terbaik juga dari kami, iya kan Pa, Ma? Tanya Renata ke orang tuanya.

"Iya Nak." jawab Papa dan Mama Renata.

"Jadi gimana nak Awan, kamu gak keberatan kan ?" tanya pak Agus padaku.

Aku melihat Ibu yang duduk disebelahku, walau masih ada keraguan di wajahnya, beliau hanya menganggukan kepala. "Kalau Bapak dan Ibu sudah memutuskan demikian, saya akan terima dan akan melakukan yang terbaik sesuai kemampuan saya." Ucapku mantap. Ren tampak sangat senang dengan jawabanku.

"Kalau Kamu setuju, mulai sekarang Kamu manggilnya jangan Pak, Bu lagi dong, panggil aja Papa dan Mama kayak Ren manggil kami." ucap bu Lina sambil tersenyum.

"iya Bu.. eh Ma." jawabku canggung.

"Nah kalau begitu, kedepannya kamu bisa saling bantu dengan Renata. Papa harap kalian bisa saling menjaga layaknya seorang saudara, karena Renata satu-satunya anak kami, perempuan lagi. Nah sekarang, kalau Kamu butuh apa-apa baik tentang sekolah atau keperluan disini, bisa minta bantuan sama Ren yah!" lanjut papa Agus.

"Ya udah, Kamu bisa istirahat sekarang. Karena besok kamu sudah mulai sekolah. Nanti kamarmu disebelah kamar mbak Arini yah, nanti biar ditunjukin sama Ren kamarmu yang mana." tambah pak Agus.

"I-iya Pa." Jawabku masih belum terbiasa dengan panggilan baru yang secara tiba-tiba ini.

"Nak antarin Awan dulu kekamarnya yah! Papah sama Mamah ada yang masih ingin kami bicarakan dengan Mbak Arini." Suruh Papa Agus pada Renata.

"Yuk Awan!" ajak Ren berdiri sambil menarik tanganku, Papa Agus dan bu Lina yang melihat kelakuan anaknya yang langsung memegang tanganku, hanya senyum-senyum sambil mengeleng-gelengkan kepala.

Ibuku masih duduk diruang tamu, sepertinya masih ada yang ingin dibicarakan Pak Agus dan Bu Lina ke Ibuku.

Renata menarik tanganku untuk mengikutinya ke lantai dua rumah ini, dan sekali lagi Aku hanya bisa terpana melihat rumah ini, semula kukira Aku akan tidur dilantai 1 rumah ini, karena dilantai 1 terdapat beberapa kamar yang lumayan besar yang ditujukan untuk tamu dan dibagian belakang rumah ini merupakan kamar yang biasanya yang dikhususkan untuk para pembantu. Karena dirumah ini ada beberapa pembantu, satpam, dan tukang kebun. Tapi ternyata Ren membawaku ke sebuah kamar dilantai atas, yang menurutku sangat luas sekali, bahkan ada kamar mandi juga dibagian dalamnya.

"Eh beneran, kamarku disini Ren ?" tanyaku seolah tak percaya sambil melihat ke sekeliling kamar. Jujur Aku masih sedikit canggung ketika mengobrol dengan Ren kalau harus bertatapan langsung dengannya, apalagi sekarang cuma kami berdua dikamar ini, walau pintu kamar masih terbuka.

"Iya kenapa, suka kan ?" tanyanya dengan senyum menggoda.

"hmnnn gimana yah ? ini mah kebesaran kamarnya, kamarku dikampung sangat kecil sekali, bahkan dikampung, Aku sudah biasa tidur didipan kayu (dipan=Kasur), kadang malah tidur di Surau (mushola)." ucapku polos sambil duduk diatas kasur, kasur ini terasa empuk banget, aduh mimpi apa yah semalam ? Diangkat menjadi bagian dari keluarga ini aja sudah gak terbayang sedikitpun olehku, sekarang diberi fasilitas kamar yang menurutku ini sangat-sangat 'mewah'.

Melihat Aku yang terkagum-kagum, Renata hanya tersenyum manis.

"Seperti kataku dimobil tadi, nanti kamu juga akan terbiasa dengan kehidupan disini." Ucapnya sambil menatapku dengan tatapan yang,

"Oya, kamar Ibu disebelah kamar ini, dan kamarku di depan yah." Jelas Ren padaku sambil matanya tak lepasnya menatapku. Aku jadi heran sendiri dengan keberanian gadis didepanku ini, walau baru kali ini bertemu, kadang Dia sangat 'nakal', seperti tadi misalnya bahkan didepan orang tuanya dia dengan santainya menarik tanganku padahal kan ada Papa dan Mamanya disitu. Apa karena Papanya bilang kami saling jaga seperti 'saudara' ya! Suatu hal yang sangat ganjil dan tabu kalau dikampungku. Yang sangat menjaga tata krama dan kesopanan, didepan Renata semua itu seakan tidak ada batasannya. Senang ? ya jelas senanglah. Apalagi ceweknya secantik Renata. Apa gak keblinger aku, hehe.

"Atau Kamu mau tidur dikamarku ? hehehe." ucapnya dengan santainya sambil sedikit menggigit bibir bawahnya. damn! gaya Ren sangat menggoda sekali.

Aku hanya bengong melihatnya dengan keringat dingin yang keluar dengan melownya dikeningku.

"hahaha." kudengar ketawanya saat menutup pintu kamarku dan kemudian masuk ke kamarnya yang ada persis didepan kamarku.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
jsjsjsjsjksksksksksksks
goodnovel comment avatar
Nabila Salsabilla Najwa
Bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Touge GS
Jelek,bolak balik critanya,lanjutan,bya mana,itu2 aja...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status