Disaat itu, Zhang sempat menelan ludah, karena tidak menyangka, jika bocah itu akan menghilang dari pandangan dan secara tiba-tiba berada disisinya.Bahkan Ling tidak memberikan dirinya kesempatan untuk berfikir, lalu secepat kilat ia melakukan sebuah pukulan tepat kearah muka.Namun disaat yang sama, Zhang berkelit lalu menangkap tinju itu, menggunakan tangannya dan dengan cepat ia membalas dengan sebuah pukulan."Percuma!" pekik Zhang.Ling yang baru saja menggunakan jurus bintang menembus bulan, sempat merasa tertekan, karena ia membatasi pergerakannya, supaya tidak terlihat oleh tetua dari desa lain.Namun keraguannya, tidak berlanjut begitu lama, ketika menyadari semua tetua dari desa lain, sedang sibuk membujuk Guan Ping supaya mau memberikan jalan kepada mereka.Tidak hanya itu, ketika keadaan semakin parah dan begitu kacau, hampir semua orang mengikuti para tetua untuk membujuk Guan Ping, berharap pria itu mau menuruti permintaan mereka."Kesempatan bagus, aku tidak akan menyi
Meski mereka tidak percaya dengan sikap Guan Ping yang berubah begitu cepat, akan tetapi mereka sangat merasa beruntung, karena tidak harus menggunakan kekerasan yang tidak berarti.Namun mereka menduga, jika semua itu bisa terjadi, karena En Jio yang memberikan perintah, seakan dia lah pemimpin yang sesungguhnya.Tetapi itu bukanlah sebuah masalah, melainkan sebuah keajaiban, karena tidak akan lama lagi, mereka akan segera keluar dari tempat itu, tanpa berusaha payah."Cepat ikut aku!" ujar Guan Ping.Suara Guan Ping, terdengar sedikit berat seolah tidak ingin melanjutkan kakinya, akan tetapi karena tidak memiliki banyak pilihan, dirinya terpaksa melakukan hal itu.Dengan kaki yang sedikit bergetar, Guan Ping berhasil nembuka gerbang, akan tetapi disaat yang sama, beberapa orang hendak mendobrak dari luar, berusaha masuk kedalam. Namun belum sempat gerbang terbuka dengan lebar, En Jio melesat melewati Guan Ping, lalu membunuh beberapa orang dari kelompok aliran hitam. "Cepat pergil
En Jio yang saat itu memutuskan untuk menyelamatkan orang-orang dari desa lain, sempat mendapat penolakan dari Guan Ping, karena sikap mereka yang begitu angkuh.Namun karena tidak memiliki banyak pilihan, Guan Ping hanya bisa mengangguk pelan, seolah menerima keputusan yang telah En Jio pilih.Disaat yang sama pula, semua orang yang berasal dari desa lain, merasa sangat terolong, atas sikap yang diberikan En Jio kepada mereka, sehingga membuat mereka bisa bernafas dengan lega."Tidak ku sangka En, akan bisa menerima keputusan kita," ujar salah satu dari mereka.Mendengar ucapan itu, beberapa diantaranya sempat mengiyakan, sedangkan sisanya, lebih memilih untuk berfokus pada jalan yang mereka tuju.Tidak begitu lama, mereka akhirnya tiba disalah satu rumah kecil, yang tempat nya sangat sepi, jauh dari pemukiman warga.Mereka pada akhirnya memasuki rumah itu, satu persatu, sehingga membuat keadaan didalamnya menjadi sangat sempit."Sempit sekali!" ujar salah satu diantara mereka."Tena
Disisi lain, Yu Lian yang memisahkan diri dari pasukan darah besi tampak mulai kelelahan karena banyaknya musuh yang datang.Sementara rekannya, tampak tidak sadarkan diri, ketika berhadapan dengan musuh yang cukup kuat.Dengan sedikit tertatih Yu Lian hendak menyelamatkan satu rekannya itu, ketika berhasil membunuh beberapa musuh yang hendak menyerang."Bertahanlah!" ujar Yu Lian.Namun belum sempat ia bertindak lebih jauh, dari arah yang sama, puluhan orang dari kelompok aliran hitam kembali menyerangnya.Mendapati hal itu, Yu Lian sempat berdecak sembari mencari cara untuk meloloskan diri, akan tetapi semakin dekat musuh yang datang, Yu Lian semakin tidak bisa bergerak.Hal itu bisa terjadi, karena Yu Lian melihat beberapa orang yang merasa ia kenal telah kalah, dengan mendapat luka yang sangat parah."Tidak...!" pekik Yu Lian."Menyerahlah!" ujar beberapa orang yang mulai mengepungnya.Mendapati hal itu, Yu Lian hanya bisa mengutuk diri sendiri, karena tidak bisa menyelamatkan adi
Kala itu, Yu Lian hanya bisa memejamkan mata, seakan menerima nasib dengan tidak melakukan apapun.Namun belum sempat ia menutup rapat kedua matanya, tiba-tiba tubuhnya menjadi hangat dengan diikuti beberapa orang yang terbaring tidak berdaya.Rasa hangat yang menyelimuti Yu Lian bahkan tidak pernah ia duga sebelumnya, karena sesaat setelah ia menyadari, jika hal itu merupakan darah orang-orang yang kini membasahi tubuhnya."Apa yang terjadi?" batin Yu Lian bertanya.Yu Lian yang sempat merasakan putus asa, bahkan hampir menyelimuti dirinya secara utuh, perlahan mulai muncul sebuah harapan, jika ia mampu memberikan sebuah serangan balasan. Namun yang menjadi pertanyaan bagi dirinya, siapakah yang telah menyelamatkan ia dari maut,sehingga membuat Yu Lian menelisik kesegala arah. Tetapi diluar dugaannya, sesuatu yang sangat mengejutkan terjadi, tidak ia sangka, dari arah belakang ia melihat sesosok anak kecil tengah berlari, sembari menebaskan pedangnya. "Ling!" ucap Yu Lian. "Celak
Disaat itu Bai Han sempat menggigit bibirnya sendiri, karena merasa kekuatan Ling terlalu kuat untuk dihadapi.Namun hal itu tidaklah membuat dirinya berniat mundur satu langkah pun, melainkan langsung melesat kearah Ling sembari menghunuskan pedangnya.Hanya dengan sekali tarikan nafas, dirinya berhasil mendarat didepan Ling yang langsung memberikan beberapa tebasan sekaligus."Kenapa kau tidak berubah, menggunakan wujub iblismu?" tanya Bai Han sembari terus menebaskan pedang.Mendengar hal itu, sempat membuat Ling menaikkan alisnya, seolah ingin memastikan, siapakah yang telah membongkar rahasianya.Karena merasa terganggu dengan pertanyaan Bai Han, Ling yang terus menepis serangan dari Bai Han itu, langsung mengambil jarak ketika mendapat celah.Namun sayangnya Bai Han seolah tidak ingin kehilangan kesempatan, sehinga disaat itu dirinya menyusul keberadaan Ling. Akan tetapi sesaat setelah dirinya melesat, Ling menebaskan pedangnya, sehingga membuat pedang angin melesat kearah Bai
Kala itu, Bai Han yang merasa akan segera menemui ajal, sempat menelan ludahnya serta berniat meminta ampun.Namun hal itu ia hilangkan dengan cepat sembari menepis muka kearah kanan, berusaha mencari cara untuk bisa meloloskan diri.Bak sebuah keajaiban, tiba-tiba beberapa anggotanya berlari kearah mereka, seakan mendapat pertolongan dari sang dewa, akan tetapi sesuatu yang lain tampak mengajar anggotanya itu, yang terlihat lari ketar ketir dari kejaran orang-orang dibelakangnya. "Celaka, aku harus segera meninggalkan mereka!" gumamnya. Ling yang telah membuat Bai Han tunduk, sempat teralihkan pandangannya kearah kelompok aliran hitam yang sedang berlari itu, karena merasa penasaran dengan suara keributan yang datang. Dari sana, Bai Han mendapat kesempatan memikirkan cara untuk segera melarikan diri, berharap bisa menyelamatkan hidupnya. Aksinya itu seolah didukung oleh anggotanya yang semakin mendekat kearah mereka, akan tetapi semakin dekat jarak mereka semakin membuat Bai Han
Saat ini, En Jio sudah berhasil membuat Bai Han tidak berdaya, bahkan sudah bisa di katakan mati itu, nyatanya belum cukup merasa puas.Terlebih saat ini ia masih menghawatirkan keadaan Heng Juesha serta orang-orang yang dia anggap penting bagi hidupnya.Sementara itu, beberapa kelompok aliran hitam mulai kembali berdatangan hampir dari segala arah, seakan tidak pernah ada habisnya."Serang...!" pekik salah satu orang dari kelompok aliran hitam.Setelah mendengar suara teriakan tersebut mereka lantas menatap dengan dingin lalu langsung menyerang kearah Ling dan En Jio hampir bersamaan.Namun belum sempat mereka mendekat, tiba-tiba saja mereka berhenti dengan wajah memucat.Hal itu terjadi karena, mereka baru saja menyadari, jika ketua mereka Bai Han, yang mereka segani itu telah di kalahkan, sehingga membuat nyali mereka menciut."Mundur..!!" teriakkan itu kembali terjadi.Menyadari keberadaan mereka tidak di untungkan, sikap mereka berubah drastis di ikuti dengan rasa sedikit cemas