Bab 8
POV NiaAku tahu nama si pemilik rekening Itu, Jenni yang Mas Leo maksud pasti Jennifer. Aku menghela napas, diam dan berpikir lebih jernih lagi, apa yang musti aku lakukan saat ini?Setelah menyaksikan semua kebohongan Mas Leo, aku putuskan melanjutkan misiku lagi, membuat kegaduhan di sosial media yang aku buat dengan akun kloningan Mas Leo.Aku pamit untuk ke kamar sebentar, tanganku sudah gatal untuk melakukan aksi ini. Ya, sengaja aku menyebarkan ini tanpa harus memakai akun pribadi.Setelah berada di dalam kamar, aku ingat nama akun salah satu teman papa mertuaku. Om Dahlan adalah salah satu teman Papa Dirga yang aku add pertemanan, dan langsung dikonfirmasi olehnya. Beberapa teman lainnya pun aku add pertemanan. Kemudian, dalam sekejap melihat video tersebut. Kalau teman kantornya tidak membuat Mas Leo mengaku, maka teman papanya yang jadi sasaran.Setelah aku posting ulang videonya ke berandaBab 9POV LeoKenapa Nia lama sekali di depan? Siapa kira-kira tamu yang datang?"Mah aku lihat Nia dulu, ya," pamitku sambil bangkit. Mama pun menganggukkan kepalanya. Kemudian aku keluar dan ternyata Salma yang berada di depan."Salma, kenapa kamu nggak masuk?" tanyaku heran. Melihat Salma dengan mata membulat dan membeku, aku pun menepuk bahu Nia. "Kamu ngomong apaan ke Salma sampai melongo seperti itu?" tanyaku pada Nia."Aku masuk dulu, ya, Mas," pamit Nia. Kemudian, Salma mengecap bibirnya dan mendesah kesal."Argh ... cegah istrimu, Mas, dia udah pegang bukti ucapanku barusan," ujar Salma membuatku sontak balik badan dan masuk. Meskipun aku bingung bukti apa yang Salma masuk, tapi aku yakin maksud dari ucapan Salma adalah tentang pernikahanku.Aku menyusul Nia masuk, mama dan papa sudah berhadapan dengannya. Kutatap nanar wajah Nia yang senyum-senyum semringah. Rupanya wanita yang kuanggap pendiam
Bab 10POV NiaKedua kakak beradik itu benar-benar culas, mereka terus berkelit dengan segala tuduhan yang telah kulontarkan. Aku sudah tak tahan lagi rasanya, mau meminta Isma ke sini untuk menjadi saksi pun itu tidaklah mungkin. Aku telah berjanji padanya untuk merahasiakan namanya dari Mas Leo.Hujan terus membasahi bumi, mama yang tadinya ingin pulang pun mengurungkan niatnya setelah mendengar pertanyaan Pak Dion. Ya, ia adalah penyelamatku, tidak kusangka atasannya tahu tentang masalah ini. Aku pikir orang kantor tempat Mas Leo bekerja tidaklah mempercayai berita yang kusebar itu."Maaf, Pak, bisa diulang pertanyaannya?" pinta mama. Namun, Pak Dion tampak sungkan ketika mama minta diulangi."Aduh, pertanyaan saya salah, ya?" tanyanya sambil mengusap leher belakangnya. "Maaf ya, saya nggak ada maksud untuk membahas masalah keluarga," tutur Pak Dion.Aku berharap Pak Dion tahu semua dan mengatakannya pada mama dan
Bab 11POV LeoAstaga aku tak dapat mengelak lagi sekarang, Pak Dion yang telah membuka semua di hadapan kedua orang tuaku.Akibat dari kebohonganku ini, Pak Dion memutuskan memecat secara tidak hormat. Sebab, sebelumnya Pak Dion mengira pernikahan keduaku ini atas kesepakatan bersama.Ia meninggalkan rumah setelah konflik di rumahku semakin memanas.Selang beberapa menit kemudian, ada mobil terparkir di depan rumah. Siapa yang datang sudah jam segini?Kemudian, Nia pun membukakan pintu rumah. Suasana semakin hening, terlebih dari sudut sana ada mamaku yang hanya terdengar isakan tangis saja."Mah, maafkan aku ya," lirihku. Sebagai anak aku tak tega melihat mamaku menangis sesegukan.Mama hanya menyapu air matanya saja, tak mempedulikan ucapan maafku .Kulihat Nia muncul dengan kedua orang tuanya. Tamatlah riwayatku malam ini juga, Salma dan Gani hanya mampu dia
Bab 12POV Nia"Bukan anak Leo? Tadi Pak Dion, atasannya Leo, ia saja bilang kalau kamu memang menikah dengan Leo," sanggah mama mertuaku. Ia memutar kejadian sebelum Jenni datang."Ya, saya memang menikah, tapi pernikahan kami terpaksa, maafkan saya yang telah memaksa Mas Leo," ungkap Jenni kembali berbohong.Aku yakin ini sengaja ia lakukan agar Mas Leo tetap menjadi alih waris keluarga. Pelakor jaman sekarang takut miskin."Betulkah itu, Leo, kamu menikah dengan terpaksa?" tanya mama mertuaku."Kalau memang menikah dengan terpaksa, kenapa Leo yang telah beristri?" susul kedua orang tuaku secara bersamaan.Mas Leo tak menyanggah ucapan Jenni, aku tahu ia berat menolak bahwa anak itu adalah anaknya. Ia takkan melakukan hal itu."Leo, kamu jangan diam saja, jawab! Mama pengen dengar jawaban kamu," cecar mertuaku lagi.Kemudian, Mas Leo meraih bocah yang digendong oleh
Bab 13POV NiaKulihat layar, Mama Desi sedang mengetik pesan. Semoga saja ia tahu kebusukan anaknya, terutama Salma.[Sudahlah, tak usah diperpanjang lagi.]Aku terkejut melihat balasan dari mertuaku. Seperti inikah mereka? Apa mama mertuaku sudah berubah pikiran?Kemudian, dengan dada sesak, aku tak membalas lagi pesannya. Kuletakkan benda pipih itu di atas nakas, lalu bergegas pergi ke dapur membantu mama.Aku mengiris wortel untuk dibuatkan sop. Kepikiran akan balasan pesan mama tadi, membuatku mengiris jari sendiri."Au ...." celetukku."Nia, nggak usah ngelamun. Sudahlah yang telah terjadi tak usah dipikirkan," suruh mama sambil memberikan aku sebuah tissue."Iya, Mah. Cuma nggak habis pikir, ke
Bab 14POV Salma"I-iya, Mah." Aku gugup ketika mama memanggilku dengan suara lantang."Sini, kamu!" panggilnya dengan melambaikan tangan. Aku segera menghampiri mama."Iya, Mah. Maafkan aku ya," lirihku. Tak ada pilihan lain selain mengakui kesalahan."Kamu tahu tentang pernikahan kakakmu?" tanya mama. Ada sedikit lega ketika mendengar pertanyaan darinya. Sebab, ia tak mencurigai bahwa akulah dalang dari semua ini.Aku mengangguk saja, mengambil jalan pintas untuk tak membuat mama semakin emosi."Lalu kenapa merahasiakan ini?" tanya mama dengan nada tinggi."Mah, kan tiap perbuatan ada konsekuensinya, Mas Leo takut kehilangan semuanya jika bicara pada Mama, lalu aku adiknya apa tega melihat Mas Leo menderita nantinya? Kan nggak tega," lirihku lagi."Lantas apa kamu tega melihat kehancuran Mama, mereka nikah atas perjodohan orang tua, beban untuk Mama atas kelanggengan ruma
Bab 15POV Nia"Memang Mama sudah buat surat kuasa tadi?" tanyaku."Atasnya masih kosong, Nia, hanya ada tanda tangan Mama dan Papa agar kamu mudah balik nama," tutur mama.Ia terdiam sejenak, kemudian menggigit jarinya sambil berpikir."Mama mikir sesuatu?""Sepertinya ini ulah Salma, ia yang menukar kertas ini, Mama yakin itu," tukas mama."Memang Salma menginginkan villa itu, Mah?" tanyaku. Mama pun mengangguk . "Ya sudah kalau memang gitu, ia anak Mama juga, kan?" tanyaku."Bukan, Salma bukan anak Mama, makanya Mama tidak memberikan ini padanya," jawabnya.Kemudian, mamaku memeluk erat tubuh mertua yang kukenal supel itu. Ia tampak mengeluarkan butiran air mata dari sudut netranya.Aku tidak pernah tahu masalah mama mertuaku sebelumnya. Meskipun aku adalah menantunya, tapi untuk masa lalu mereka, aku tak pernah tahu."Sudahlah, kalau diingat-ingat bisa men
Bab 16POV LeoAda rasa kesal pada Jenni, yang tiba-tiba bicara di hadapan semua orang bahwa anak yang ia bawa itu bukan anakku. Meskipun selingkuh ini menghancurkan semuanya, tapi aku juga tidak mau kalau sampai tak mengakui anakku itu. Ia buah cinta dari pernikahan kami setahun yang lalu.Setelah mengakui di hadapan mama, Nia, dan kedua orang tuanya, aku pun meninggalkan rumah sesuai perintahnya. Tak ada yang kubawa pergi dari rumah yang dibangun dari jerih payahku sendiri. Ya, selain gengsi memohon pada mama di hadapan mertuaku, ini juga bagian dari konsekuensi perbuatan yang telah kulakukan.Aku membawa mobil yang dibawa oleh Jenni. Ia duduk di sampingku menggendong Hans Permana, bayiku. Wajahnya tak semanis biasanya, bibir ia lipat dan matanya pun tak pernah melirikku."Aku tahu, tujuan kamu tadi adalah supaya mama tetap memberikan villa itu untukku," ucapku memulai pembicaraan sambil mengendarai mobil."Ya