Share

3. Mengikuti Clarice

Setelah mobil melaju membelah jalanan, Clarice mulai mengungkapkan apa yang ada dalam benaknya.

"Tuan-"

"Aku bukan majikanmu," potong Reynand cepat, ia menyahut tanpa sedikit pun menoleh kepada Clarice.

Clarice menghela napas dalam-dalam, dia butuh banyak-banyak kesabaran untuk menghadapi lelaki di sampingnya ini. "Baiklah, Reynand. Aku ingin rencana pernikahan itu tidak pernah terjadi, jadi kita harus menentangnya bersama," ujar Clarice mantap.

Reynand tersenyum sinis, lalu kemudian ia menjawab, "Jangan pura-pura menolak! Bukannya kamu yang sudah merencanakan ini semua? Pasti kamu terlebih dahulu mendekati ibuku ketika beliau berkunjung ke panti asuhan, kamu berpura-pura baik hingga ibuku ingin menjodohkanku denganmu," tukas Reynand.

Clarice membuka mulutnya 'tak percaya, bagaimana bisa Reynand mempunyai pemikiran seperti itu kepada dirinya? Padahal tidak pernah sedikit pun terlintas di benaknya mempunyai pemikiran konyol tersebut.

"Sembarangan! Kamu pikir saya gila, bisa mempunyai pemikiran seperti itu? Aku masih waras untuk bisa memilih lelaki yang pantas aku suka, tentunya bukan orang sepertimu!" tekan Clarice di akhir kalimatnya, enak saja Reynand menuduhnya melakukan itu, dan berarti dengan sadar Reynand menuduhnya suka kepadanya. Gila!

Reynand sontak membelalakkan matanya, ia terkejut ketika mendengar jawaban gadis culun di sampingnya. Reynand dibuat tidak percaya, jika kata-kata sinis itu bisa keluar dari mulut sosok gadis culun di sampingnya ini.

"Itu 'kan bisa saja terjadi? Semua orang tahu siapa diriku? Jadi tidak heran jika banyak gadis menggunakan segala cara untuk bisa jadi pendamping hidupku, termasuk dirimu!" jelas Reynand tidak mau kalah, ia merasa terhina dengan kalimat yang terlontar dari mulut Clarice. Begitu banyak gadis yang menginginkan menjadi pendamping hidupnya, namun gadis dengan penampilan aneh di sampingnya ini, telah terang-terangan menolaknya, bahkan merendahkannya.

"Huh! Kita tidak punya waktu untuk berdebat lagi, aku mohon tolong batalkan rencana pernikahan ini, kamu harus menolaknya dengan sungguh-sungguh!" 

Melihat jejak keseriusan di wajah Clarice saat berbicara, membuat Reynand percaya jika ini memanglah murni keinginan ibunya, tapi apa yang membuat ibunya mempunyai pemikiran untuk menjodohkannya dengan gadis ini?

"Apakah kau buta dan tuli? Bukannya kamu melihat dan mendengar sediri, bagaimana ibuku tadi mengancamku? Dan aku tidak memiliki keberanian untuk menolaknya," sahut Reynand lemah di akhir kalimatnya, ia tadi bahkan sampai tidak menyangka, jika ibunya yang selalu bersikap lembut dan menyayanginya, bisa berbicara seperti itu, dan Reynand yakin jika ia sampai berani membantah lagi, maka ayahnya akan merealisasikan perkataan ibunya tadi, dan itu adalah hal yang sangat buruk dalam kehidupannya.

"Kenapa bukan kamu sendiri yang menolaknya?" lanjut Reynand, jika Clarice tidak menginginkan pernikahan ini, seharusnya ia tadi juga menolaknya, namun dalam penglihatannya tadi, Clarice hanya diam saja.

Clarice bungkam, ia tidak tahu harus menjawab apa? Tidak mungkin jika dirinya menceritakan bahwa orang tua Reynand telah mengancam akan membongkar identitasnya, itu sama saja membuatnya semakin dalam bahaya, karena kalau dia sampai bercerita, maka semakin banyak orang yang tahu rahasianya.

"Ada sebuah alasan kenapa aku tidak bisa langsung menolaknya, dan awalnya aku berharap dengan penolakanmu bisa membatalkan rencana pernikahan ini, namun nyatanya tidak," sahut Clarice yang mulai tenang, gaya bicaranya pun sudah seperti biasanya lagi. 

"Tapi kamu jangan khawatir, aku tetap akan membuat rencana pernikahan ini batal, jadi sekarang tolong cepat turunkan aku," pinta Clarice kemudian, ia sudah memiliki rencana dalam otaknya.

"Kau yakin?" tanya Reynand sedikit ragu, bukan karena ia merasa khawatir karena menurunkan gadis itu di jalan, namun ia khawatir jika ada mata-mata yang dikirim ibunya, dan ia tidak mau mendapatkan masalah karena hal ini.

"Ya, kamu tenang saja, tidak akan ada yang tahu soal ini," sahut Clarice yang bisa menebak pemikiran Reynand.

Meski ragu akhirnya Reynand menepikan mobilnya, ia juga tidak betah lama-lama bersama gadis itu. Reynand yang tidak terbiasa bersama orang asing, membuat dirinya risih.

Setelah Clarice turun, Reynand tidak langsung menjalankan mobilnya, setidaknya sampai Clarice mendapatkan taksi, tanpa disadari Reynand sendiri, tidak dapat dimungkiri jika ia sedikit tidak tega melihat gadis itu kepanasan di pinggir jalan.

Namun beberapa detik kemudian, ada sebuah taksi yang berhenti di depannya. Reynand sedikit lega melihat pemandangan itu, karena jika sampai nanti ibunya menanyakan tentang kejadian ini, Reynand memiliki alasan jika Clarice lah yang memang tidak mau diantar, buktinya Clarice meminta turun karena sudah memesan taksi terlebih dahulu.

Ketika Reynand hendak memutuskan berbelok arah untuk pulang, tanpa sengaja ia melihat mobil orang suruhan ayahnya melaju mengikuti taksi yang ditumpangi Clarice, bahkan sepertinya mereka terlihat terburu-buru mengikuti taksi tersebut, dan itu membuat Reynand penasaran. Setelah memastikan tidak ada mobil suruhan ayahnya di belakang, Reynand tergelitik rasa penasarannya untuk mengikuti mereka, hingga akhirnya ia ikut melajukan mobilnya mengejar taksi yang ditumpangi Clarice.

Reynand semakin dibuat penasaran karena taksi itu melaju dengan kencang, sepertinya Clarice memang sudah merencanakan sesuatu, jadi dia harus mengikuti Clarice, agar tahu apa yang telah direncanakan oleh Clarice.

Akhirnya taksi berhenti di depan sebuah apartemen, meski dari jarak cukup jauh, namun Reynand bisa melihat jika Clarice turun beserta sopir taksi tersebut. Sedangkan mobil milik orang suruhan ayahnya, juga tampak sedang mengamati Clarice, hal ini membuat Reynand semakin penasaran, karena sepertinya ini bukanlah sebuah perjodohan biasa, karena orang tuanya sudah mengantisipasi dengan mengawasi Clarice, jadi Reynand harus mengungkap misteri perjodohannya ini.

Setelah hampir memakan waktu satu jam, Clarice dan sopir taksi tadi keluar dari apartemen tersebut, mereka berdua juga terlihat menyeret koper di tangan masing-masing.

"Mungkinkah Clarice akan kabur? Tapi bukankah selama ini dia tinggal di panti asuhan," gumam Reynand yang heran kenapa Clarice bisa masuk dan mengambil koper-koper tersebut di dalam gedung apartemen ini. "Aku harus tahu ini lebih lanjut." Reynand segera melajukan mobilnya setelah kedua mobil itu melaju kembali dengan kecepatan tinggi.

Setelah memakan waktu sekitar dua puluh menit, mobil mengarah ke arah bandara, berarti benar dugaan Reynand jika Clarice berniat kabur, hampir saja Reynand berhenti mengikuti Clarice karena rasa penasarannya sudah terjawab, dan ia juga merasa lega karena Clarice memang tidak mempunyai niatan untuk menikah dengannya.

Namun saat Reynand hendak memutuskan untuk mengakhiri pengejarannya, ia semakin dibuat terkejut dengan beberapa mobil suruhan ayahnya yang lewat dan seperti ikut mengejar taksi yang ditumpangi Clarice. Bahkan terdapat mobil milik Black World di antara mobil-mobil tersebut. 

"Berarti memang ada suatu rahasia dengan perjodohan ini, tidak mungkin Black World sampai ikut campur jika ini hanya sekedar perjodohan biasa karena permintaan ibu," monolog Reynand.

Akhirnya Reynand kembali mengikuti mereka, dan setelah memasuki area bandara, Reynand dibuat mengerem mendadak sebab tercengang dengan kejadian yang berada di depan matanya.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status