Share

Bagian 13

“Apa?” Teriakan Pangeran Ardavan menggelegar setelah mendapat laporan dari pemuda berpakaian serba hitam.

Pemuda itu adalah mata-mata yang diutus untuk mengamati kondisi rakyat. Dia melaporkan pamor Pangeran Fayruza yang semakin melejit. Bahkan, ada rumor dukungan beberapa kelompok agar pangeran ketiga tersebut bisa dinobatkan menjadi putra mahkota meskipun harus melawan tradisi turun-temurun.

“Maaf, Pangeran. Begitulah informasi yang hamba dapatkan,” sahut si mata-mata.

“Argggh!”

Pangeran Ardavan meraih patung emas penghargaan kompetisi berpedang dan melemparkannya. Pemuda mata-mata memiringkan kepala ke kiri. Patung emas melewati sisi kanan tubuhnya dengan kecepatan tinggi, lalu menubruk tembok, menimbulkan retakan cukup panjang sebelum jatuh ke lantai.

“Bagaimana bisa mereka lebih mendukung Fayruza yang hanya membagikan makanan? Aku sudah membagikan banyak harta untuk rakya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status