Louis melewatkan makan malam dan memutuskan untuk menghadiri makan malamnya sendiri di kamar. Menu makan malamnya ditinggalkan di depan pintu kamarnya. Maka, setelah hidangannya habis, di sana pula ia meletakkannya.Sementara Louis mengubur keberadaannya malam itu, Anthony kembali dari sekolah begitu pula Virginia yang telah selesai bergelut dengan kuliahnya. Di meja makan, mereka meresume kejadian siang tadi di jalan setapak kediaman Wistletone. Anthony berulang kali menahan tawanya ketika Virginia merasa khawatir dan berpikir harus bicara dengan Louis. Otak Celestine masih memutar kejadian siang tadi ketika Louis membentaknya sedangkan Richard sudah tak tampak kesetanan. Dirinya yang murni telah kembali dan ia menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi siang tadi.Sungguh, Louis tak keberatan dengan semua tanggapan keluarganya mengenai kejadian siang tadi. Namun, ada satu hal yang membuatnya tak kunjung meninggalkan kamar. Itulah perencanaan permintaan maaf kepada Richard yang belum
Ketika jemari Virginia hampir mengetuk pintu kamar Louis, pria itu sudah keluar lebih dulu dengan seragam rapihnya seolah sungguh siap untuk kembali ke Wyverns sekarang. Gadis itu menatap Louis ketika senyumannya belum luntur, maka Louis menatapnya dengan wajah secerah mentari pagi ini. Kemudian ia mendorong lengannya mencapai leher Louis dan melilitkannya di sana sementara perlahan lengan Louis melilit tubuhnya. Virginia belum menarik diri. Saat itulah bibirnya mengatakan, "Aku akan wisuda pada akhir musim ini."Kedua sudut bibir Louis tertarik menuju angkasa. Hampir menyamai tingginya mentari pagi ini. "Selamat. Kau sudah bekerja keras. Tapi maaf, aku tak bisa datang ke wisudamu." Saat itulah Virginia menemukan alasan untuk menarik dirinya menjauh meskipun senyuman belum luntur. "Aku sungguh ingin datang, Virgie. Tapi kau tahu aku tak bisa.""Tak masalah, Lou. Setidaknya, dengan mengatakan ini secara langsung padamu saja aku sudah kelewat senang." Louis tahu ia tak berbohong. Garis
Dua minggu adalah waktu yang terlalu singkat bagi Louis untuk mengusir setiap nyeri di wajahnya. Setelah hukuman yang memberikan bengkak serius pada fisik dan mentalnya, Louis harus bersusah payah menuju ruang kesehatan meskipun tubuhnya kembali terkapar di tengah jalan. Beruntung saat itu Russel melaluinya sehingga ia tak harus berjuang sendiri menuju ruang kesehatan.Hari berikutnya tak bisa diacuhkan pelatihan meskipun rasa sakit meronta tak karuan. Bengkak di wajah Louis tampak begitu jelas di bawah siraman sinar sang surya. Sayang sekali setiap pelatihan tak bisa ia ikuti dengan maksimal. Bengkak di sekitar mata mengacaukan penglihatannya. Beruntung saja Komandan Armitage tak memberikan hukuman untuk ketidak sempurnaan latihan Louis selama ini.Namun, masa-masa sakit itu sudah berlalu. Meskipun masih ada sisa rasa sakit yang tampak di wajah Louis, tubuhnya saat ini terbalut pakaian tentara lengkap dengan rompi dan senjata. Ia baru saja turun dari mobil kesatuan setelah mengarungi