Share

21. Binatang

"Pelan-pelan, Awan," pekik Sonya saat Awan menjalankan motornya dengan kecepatan yang membuat jantung Sonya berdetak lebih cepat.

"Ini pelan, Sonya," teriak Awan mengimbangi suara deru angin.

"Ampun, Awan ... aku masih mau hidup, nggak mau aku ketemu sama malaikat pencabut nyawa sekarang!?" pekik Sonya sembari mengeratkan pelukannya lebih erat lagi di pinggang Awan.

"Malaikat pencabut nyawanya minder kalau ketemu kamu, Sonya," sahut Awan sembari tersenyum.

"Mana ada malaikat pencabut nyawa minder? Gimana caranya? Kamu kadang suka ngaco." Sonya mencubit perut Awan yang keras dengan susah payah.

Sonya mengelus perut Awan, menikmati setiap inci perut Awan yang hangat di ujung jemarinya, kelopak mata Sonya menutup serapat mungkin untuk menikmati dan membuai fantasi sensualnya.

"Sonya, besok aku boleh ke rumah kamu?" tanya Awan membuyarkan lamunan Sonya.

&n

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Ria Adelina Manurung
hhmmm ... gimana yah perasaan si Emir ada yg perhatian ke istrinya?
goodnovel comment avatar
Kasmariah Kadir
menarik, lanjut thoor
goodnovel comment avatar
Tubagus
jadi inget cerita sekandal cinta pilot angkuhh,,bahasa ngmng2y kasar tapi enak di denger dan lucu gak ngebosenin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status