Share

10. Membuktikan kebenaran

Di depan kamar Kartika, kuketuk pintu kamar dan kupanggil pelan Rafli yang ternyata masih tiduran di sofa ruang tengah.

"Mbak Tiara, ada apa lagi?" tanya Kartika setelah pintu terbuka.

"Mas Fikri, Rafli, Ayo kita masuk!" ajakku.

"Tiara, jangan lancang kamu! Ini kamar Kartika!" teriak Mas Fikri sambil berusaha mencekalku, tak kupedulikan, kuhempaskan saja tangannya, kakiku tetap melangkah masuk ke kamar Kartika.

"Ada apa, Mbak? Kenapa masuk ke kamar Kartika?" tanya Kartika dengan muka sok polos.

"Rafli, tutup pintunya!" Perintahku pada Rafli setelah semua masuk ke kamar.

"Kartika, sekarang tunjukkan surat nikah kamu dan Rafli!"

"Maaf, Mbak. Kami belum punya surat nikah. Kami baru nikah siri. Tapi secepatnya kami akan menikah secara hukum."

"O, jadi baru nikah siri?! Atau malah nikah pura-pura?!"

"Tiara! Jaga mulutmu! Jangan mempermalukanku!" teriak Mas Fikri tapi tak kugubris.

"Kami nggak nikah pura-pura, Mbak. Kami memang baru nikah siri. Dan kami punya alasan sendiri kenapa kami nik
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status