Share

Bab 19

Drtt ...

Drtt ...

Drtt ...

Freya pun segera mengalihkan pandangannya ke arah laut, dan menarik kepalanya dari bahu Vano.

"Siapa yang menelepon jam segini?!" gumam Vano dengan kesal, karena momen indah itu hampir saja terjadi namun di gagalkan oleh getaran dari benda pipih itu.

"Ehm ... angkat saja dulu, siapa tau telepon penting." Ucap Freya.

"Haish ... karena pacarku sudah bilang begitu, maka akan ki angkat teleponnya." Gombalan receh Vano yang sudah bisa membuat pipi Freya semakin bersemu merah.

"Aaaa! Tadi dia memanggilku pacarnya?! Oh tuhan ... rasanya aku ingin sekali berteriak sekeras mungkin! Mimpi apa aku semalam, sampai-sampai aku mendapatkan durian runtuh ini?" jerit hati Freya yang merasa sangat-sangat bahagia saat ini.

Namun saat Vano melihat nama yang tertera di layar ponselnya, dia pun berdecak sebal. "Ck!"

"Ada apa?"

"Ternyata itu dari Kenzi, dan ku rasa dia hanya ingin mengganggu kita."

"Jangan sembarang menuduh, coba saja angkat dulu teleponnya."

"Baiklah ..."

"Halo,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status