Mungkin karena masa lalunya yang membuatnya sangat sulit mempercayai wanita yang terlihat polos seperti Freya ini.Bagaimana tidak? Di saat hari pernikahanya dan calon istrinya dulu yang bernama Viona anastasya itu tinggal menghitung hari, dia justru melihat dengan mata kepalanya sendiri wanitanya itu tengah bergumul mencari puncak kenikmatan bersama pria lain.Mereka berdua berbagi peluh dengan tubuh yang saling berusaha memuaskan satu sama lain, bahkan mereka sampai tidak menyadari keberadaan Kenzi yang tengah berdiri mematung di depan pintu kamar Viona.Tanganya terkepal erat dengan rahang yang mengeras menyaksikan adegan di hadapanya itu.#FlashbackSore hari itu, Kenzi tampak tengah bersenandung dengan wajah senang sambil mengenakam pakaiannya, pakaian casual yang tampak sangat pas di tubuh atletisnya itu dan membuatnya tampak semakin tampan."Ayah, ibu, aku pamit pergi sebentar ya," pamit Kenzi dengan wajah sumringahnya pada kedua orang tuanya."Kau mau pergi kemana?" tanya Robe
"Aku tidak bisa mendapatkan hal ini dari Kenzi, bahkan saat aku berusaha menggodanya dengan mengenakan lingerie di hadapanya dia tetap tidak mau menyentuhku dengan alasan dia baru akan melakukan hal itu saat kita sudah resmi menikah," jelas Viona yang membuat Kenzi geram.Padahal dia melakukan itu karena dia benar-benar mencintai Viona dan ingin menjaganya hingga dia benar-benar halal, untuk dia sentuh.Namun justru Viona menggunakannya sebagai alasan untuk dirinya berselingkuh di belakang Kenzi dan melakukan hal seperti itu yang membuatnya menjadi seperti wanita jal*ang, yang rela membuka kakinya lebar-lebar hanya untuk mendapatkan sebuah kepuasan."Bukankah itu hal yang bagus?" tanya si pria sembari merebahkan tubuhnya di samping Viona dan membawa Viona ke dalam pelukannya."Ya, itu memang hal yang bagus dan benar. Itu juga membuktikan kalau dirinya adalah pria sejati yang baik, tapi aku juga butuh sentuhan seperti yang selalu kau berikan padaku. Dan karena itu aku mau tidur bersamam
Tapi wajar saja karena dulunya dia memang suka mengikuti balap liar semacam itu, saat dirinya masih duduk di bangku SMA.Dan setelah kejadian itu, Kenzi tak pernah lagi mau bertemu dengan Viona dan selalu menghindar dari wanita itu. Dia takut jika perasaan cintanya pada Viona akan mengalahkan kewarasan otaknya.Semenjak saat itu juga, Kenzi sangat membenci wanita yang tampak polos di luar karena dia masih trauma dengan kejadian pahit yang menimpanya saat itu. Dan dia melampiaskannya dengan terjun ke dunia bawah, menjadi seorang mafia yang amat di segani, tapi tentu saja itu tanpa sepengetahuan ayahnya.#flashback off"Kau mau makan atau tidak?" suara Freya memecahkan lamunan Kenzi tentang masa lalunya.Freya datang menghampirinya hanya untuk mengatakan hal itu dan kemudian kembali ke meja makan.Kenzi pun segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai 2, dia memilih untuk mengganti bajunya lebih dulu sebelum makan.Beberapa menit kemudian Kenzi pun b
Dia menyusun rencana untuk membuat Freya kesal dan meminta cerai padanya karena tidak mungkin baginya untuk menceraikan Freya. Karena jika dia berani melakukannya, ingatkan dia bahwa ayahnya akan menyambut dirinya dengan tali tambang yang siap nangkring cantik di lehernya.Setelah pertengkaran kecil itu, tak ada lagi kata yang keluar dari bibir keduanya. Hanya suara dentingan sendok dan piring yang sesekali beradu memenuhi ruangan itu.Setelah mereka menyelesaikan acara makan penuh drama itu, Freya pun segera membereskan meja makan kemudian melangkah menuju kamar satu-satunya yang ada di lantai 2 itu, untuk membersihkan diri dan beristirahat.Jujur saja Freya merasa sangat lelah dengan semua hal yang terjadi hari ini.Bagaimana tidak? Sebuah pernikahan gila dan konyol yang menimpanya, rasa sesal yang besar dalam dirinya, dan juga rasa kecewa karena harus menelan pahitnya patah hati untuk yang pertama kalinya yaitu soal hubunganya dan Vano yang kandas bahkan sebelum sempat di mulai.Se
Ucapan Gio itu membuat tawa mereka pecah, namun tidak untuk Kenzi yang hanya tersenyum kecil.Darren adalah seorang playboy cap kaki tiga, dan parahnya lagi wajahnya sangat menunjang karena dia itu tampan seperti oppa-oppa korea yang sangat mudah membuat para kaum hawa meleleh hanya dengan di sapa olehnya, bahkan hanya dengan melihat senyumnya."Gue udah nggak punya pacar lagi ogeb! Udah gue putusin semua sebelum gue berangkat ke London waktu itu," sanggahnya dengan bibir manyun."Bibir lo kondisiin anjir, jibang tau nggak sih? Jijik banget, haha ...." Rion pun tertawa."Lagian gue udah gak mau jadi playboy lagi anjir, gue mau ngejar cewek yang udah bener-bener buat gue jatuh cinta." Darren berujar sambil tersenyum manis.Namun untuk ketiga temannya itu, senyuman Darren justru terlihat aneh dan mengerikan."Dih senyum lo kayak joker anjir, ngeri gue liatnya!" Gio pura-pura seolah sedang bergidik ngeri."Wehh enak aja tuh congor! Nih senyum yang udah bikin puluhan, bahkan ratusan cewek
Prang!!Sebuah vas bunga yang begitu cantik nan mahal itu pun, di lemparnya hingga terbang dan menabrak dinding, membuatnya hancur berantakan."Kenzi! Kau bajing*an! Kau tidak pantas untuknya!"Pyar!!Bahkan gelas yang dia genggam pun tak luput dari amarahnya, di genggamnya gelas itu hancur dan pecah. Darah segar mengalir dari luka-luka di tangannya, namun hal itu seolah tak berarti sedikitpun untuknya. Dia bagiakan bukan manusia, sehingga tak bisa merasakan sakit dan justru hanya amarahlah yang kini menguasai dirinya.Kembali kepada Kenzi yang kini sudah berada di depan pintu apartemen milik Clarisa. Pria itu kini tengah menekan kata sandi apartemen wanita itu, yang sudah sangat dia hafal diluar kepala.Tit!Tut!Tit!Cklak!!Bruk!!"Ya ampun Kenzi, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau mabuk seperti inii lagi? Sudah lama sekali sejak terakhir kali kau mabuk, apa kau sedang ada masalah?" tanya wanita yang tidak lain adalah Clarisa itu, saat Kenzi tiba-tiba masuk ke apartemennya dan mer
Freya menyemangati dirinya sendiri, sebelum melangkahkan kakinya keluar dari apartemen itu. Dan untungnya dia sudah mempunyai kartu akses yang bisa membuka lift dan pintu apartemen itu, tanpa harus memindai kornea mata milik Kenzi. Sehingga dia bisa keluar masuk apartemen itu sesuka hatinya, tanpa harus kesulitan lagi.Saat Freya sudah berada di depan gedung apartemen itu dan hendak memesan ojek untuk mengantarkannya ke perusahaan, tiba-tiba saja sebuah mobil sport hitam berhenti tepat di hadapannya, saat Freya melihat siapa si pengemudi mobil itu dia pun menyapanya."Vano? Kau kenapa ada di sini, apa kau mau mencari Kenzi? Tapi dia tidak sudah pergi pagi tadi," bohong Freya yang tak ingin Vano mengetahui kalau Kenzi tidak pulang semalaman di malam pertama mereka."Hm? Aku kesini bukan untuk mencarinya, tapi kau," balas Vano yang kemudian turun dan membukakan pintu mobilnya untuk Freya."Aku?" beo Freya sambil menunjuk dirinya sendiri."Yup, silahkan naik tuan putri," canda Vano yang
"Kau mendengar pembicaraanku dan Freya malam itu bukan? Dan kau harus tau, apa yang ku katakan malam itu tidak main-main. Aku benar-benar akan merebut dan membawa Freya pergi darimu sejauh mungkin, meskipun harus menentang aturan keluarga untuknya jika kau masih terus menyakitinya!" bisik Vano tepat di samping telingan Kenzi."Ayo Vano, kita masuk," ajak Freya dan kemudian mereka beranjak masuk ke perusahaan."Pak tolong parkirkan mobilnya ya," pinta Vano pada salah seorang scurity."Baik pak,""Cih!! Apa bagusnya sih wanita itu, sampai Vano berani melakukan apa saja untuknya?!" gumam Kenzi sambil menyeka darah di ujung bibirnya yag sedikit robek. "Aku kan membuktikannya padamu, Vano! Dia bukanlah wanita baik-baik yang pantas membuatmu jadi seperti ini!" tekad Kenzi dengan sebuah ide gila yang menghampiri otaknya.Kenzi pun kemudian berdiri dan beranjak masuk ke dalam perusahaan, tepat di depan pintu masuk, dia melemparkan kunci mobilnya pada scurity tanpa mengatakan apapun. Namun scur