Share

Tujuh Puluh

Kedua mataku menatap kagum. Pemuda yang baru saja membuatku kesal kini mengubah pemikiranku. Rehan, berada di antara para pemulung. Membagikan nasi dalam steroform dan juga es teh manis. Senyumku merekah, ingin marah kepadanya tetapi aku urungkan.

"Kita pergi," ajakku kepada Cheri setelah memastikan semuanya. Melihat Rehan hatinya terasa damai.

Aku pikir Rehan akan membagikan makanan itu ke rekan kerjanya tenyata ia membagikan ke para pemulung di pinggir jalan. Setidaknya uangku tak sia-sia walaupun caranya salah.

"Ternyata, Rehan baik ya Bos." Cheri terkekeh dan senyum-senyum sendiri. Kumelirik gadis itu, wajahnya bersemu merah.

"Kamu naksir?"

"Siapa yang naksir. Bukan tipeku." Cheri fokus mengendarai kendaraan roda empat milik perusahaan. Tangannya menepis ke udara.

"Kita balik ke kantor saja."

"Oke."

Setumpuk berkas berada di atas meja. Aku menghela napas. Dua perusahaan aku urus sendiri. Satu perusahaan yang dulu di pimpin mas Ilham kini sudah berada di tanganku karena aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status