Share

Terjebak Pernikahan Kedua
Terjebak Pernikahan Kedua
Penulis: FitriElmu

Ajakan Menikah

Via, namaku. Gadis dua puluh satu tahun yang membiayai kuliahnya sambil bekerja di rumah makan Padang di kota ini. Aku berasal dari keluarga yang kurang mampu, karena itu segala macam pekerjaaan ku lakoni demi kelangsungan pendidikanku dibangku kuliah. Sesekali aku juga mengambil pesanan kue-kue untuk acara. Yang tentu saja kukerjakan setelah pulang dari bekerja di rumah makan. Capek memang. Pagi berangkat kuliah, langsung kerumah makan. Dan setelah lelahnya bekerja, terkadang harus membuatkan pesanan. 

Di rumah makan ini juga, pertama kali aku bertemu dengan mas Rendi. Seorang pria rupawan nan baik hati. Dia sering berkunjung kerumah makan tempatku bekerja sekedar untuk makan. Dari yang aku tahu, dia adalah pria sukses. Dia selalu memakai setelan jas rapi, layaknya pria kantoran. Dia selalu melihatku dan menyapaku  yang sedang bekerja dengan seulas senyum manisnya. Dan itu juga yang membuat hatiku bergetar, grogi. Bahkan tak sungkan ia memberi pujian padaku, setiap kali mengantar pesanannya. Tentu saja aku tersipu.

Berawal dari perkenalan singkat, hingga pembicaraan yang makin intens, lama kelamaan kami semakin dekat. 

Mas Rendi pribadi yang menyenangkan, baik hati dan ramah. Diluar jam kerja ia sesekali mengajakku jalan, yang tentu saja aku iyakan. Demi mas Rendi, aku korbankan waktu berhargaku.

Mas Rendi memang pria yang baik, ia sering membelikan barang-barang yang aku butuhkan. Tapi, kalian jangan berpikiran buruk. Aku masih gadis. Mas Rendi juga beda dengan kebanyakan pria. Dia selalu menjagaku layaknya gadis yang patut dilindungi. dan itu yang membuatku makin yakin padanya.

"Vi, maukah kau menjadi istriku?" tanyanya, suatu hari saat kita sedang makan ketroprak dipinggir jalan. Aku terpana.

"Tapi mas, aku kan masih kuliah," ujarku menunduk. 

Sebenarnya cukup berat untuk menolaknya. Aku terlanjur memberi hatiku padanya. Aku menggigit bibir bawahku, berharap mas Rendi jangan sampai kecewa. Aku takut setelah mengucapkan kalimat itu, dia akan meninggalkanku.

"Kamu khawatir, jika tidak kuliah tidak bisa makan?" Aku menggeleng pelan.

Mas Rendi mengelus kepalaku lembut. Senyum manis yang tak pernah tidak berhasil memporak porandakan detak jantungku.

"Dengar Vi, kan ada aku. Nanti setelah menikah, kamu tidak perlu kuliah. Aku yang akan membiayai hidupmu," ujarnya meyakinkan.

Aku masih diam. Aku harus drop out? tapi bagaimana dengan 6 semester yang sudah aku lewati? berarti aku sudah menyia nyiakan uangku selama itu. 

"Gimana Vi?"

Aku memejamkan mata, menghela napas pelan. Berperang dengan pikiran yang berkecamuk.

"Kamu meragukanku ya, Vi?"

"Bukan, Mas. Aku hanya merasa sia-sia saja dengan biaya yang kuhabiskan percuma jika keluar begitu saja," jelasku. Teringat perjuanganku untuk mendapatkan uang itu dengan memeras keringat.

Mas Rendi tertawa.

"Jangan terlalu difikirkan. Nanti setelah menikah denganku, kehidupanmu pasti terjamin. Bagaimana?" Mas Rendi menatapku sambil tersenyum manis. 

"Apa, tidak bisa ya, Mas, di sambi saja kuliahnya. Teman-temanku banyak kok, yang sudah kuliah, tapi tetep kuliah." Aku masih berusaha bernegosiasi. Bagaimanapun juga, sayang sekali dengan kuliahku jika harus dilepas begitu saja.

"Gak perlu sayang. Nanti kamu capek. Kamu cukup menjadi istriku. Tenang saja, aku yang akan membiayai hidupmu, hidup kita. Tidak perlu kamu takut, ya? Percaya pada Mas."

Aku menatap manik mata teduhnya, baiklah. Aku luluh, aku mulai terbujuk dengan janjinya. Aku mengangguk mantap.

"Makasih sayang." Mas Rendi menarikku dalam pelukannya. Aku memejamkan mata. Tersenyum, membayangkan kehidupan indah yang akan kami jalani nanti.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status