Share

Diperalat

Pagi menyapa suram.

Aku menguap lebar, mengangkat kedua lenganku keatas. Peregangan sejenak. Aku sedikit mengernyitkan mata, sinar matahari nekat menerobos dari celah hordeng jendela yang sedikit terbuka.

Hmm.. Jangan bilang aku bangun kesiangan ya, apalagi pemalas, kebiasaanku begini. Suka bangun agak siang. Biasalah, di kosan tidak ada aturan untuk bangun pagi.

Aku memandang sekeliling. Asing. Aku mengernyitkan dahi. Ah! ya, aku lupa. Sejak kemarin aku berada di rumah mas Rendi. Sejenak ku hela napas panjang. Hari baru akan segera terlewati.

Aku berjalan menuju meja rias dan menyisir rambut panjangku. Mengikatnya kebelakang.Melamun seraya melirik pintu kamar. Sepertinya dari tadi malam mas Rendi belum masuk kekamarku.

Setelah membenahi tempat tidur, aku membuka pintu dengan menguap. Lalu berjalan kekamar mandi.

Kulihat mbak Helen sedang mengecat kukunya. Aku tersenyum menyapa. Namun dia hanya melirikku selintas, tidak menanggapi. Dan kembali mengurusi kukunya.

"Ya ampun. Jam segin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status