Share

Jangan Percaya Siapapun

"Ah, pantas saja, aku hubungi tidak bisa. Ponselmu hilang?"

Raut wajahku berubah. Bingung.

"Loh, bukannya, kamu yang membawanya, Mas?"

"Enggak. Pagi itu aku buru-buru berangkat karena info dadakan dari boss. Makanya gak sempat pamitan sama kamu. Tapi sebelumnya aku berpesan sama Helen supaya bilang sama kamu. Pas di jalan, aku nelpon nomormu berkali-kali. Tapi gak aktif. Aku kira masih di charge, atau mati. Ah, pantas saja setelah itu, mas telpon juga tetep gak bisa. Mas pikir, kamu marah sama mas, terus nomor mas kamu blokir. Jadi, ponsel kamu hilang?"

Aku mengangguk. Bingung. Tapi bagaimana bisa hilang? Hanya dalam waktu satu malam saja.

"Apa mungkin, mbak Helen yang mengambilnya?" tebakku. Mas Rendi menggeleng.

"Sepertinya tidak. Meski Helen omongannya pedas, tapi dia bukan orang yang suka mengambil barang orang lain."

"K-kalau begitu, ponselku ...." ucapanku tercekat. Rasanya posisi kini membuatku berada dalam kebimbangan.

Mas Rendi kembali memel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status