Share

Kekurangan

Pagi sekali, aku sudah bersiap. Segera ke dapur, memasak, dan tugas rumah lainnya. Menyapu halaman, mencuci baju, juga menjemurnya sekalian. Setelah itu, segera sarapan dan mandi.

"Kau mau kemana, Vi?"

Mas Rendi baru bangun tidur. Wajah bengap dan mata sipit khas bangun tidur. Menatapku yang tengah berdandan dengan tatapan sayup-sayup.

"Aku mau ke rumah bu Rita, Mas."

"Hmm. Ngapain? Kau sudah kenal ibu-ibu tetangga sini juga?"

Aku mengangguk tipis. Tapi tidak menjawab pertanyaan pertamanya. "Aku sebatang kara disini, Mas. Kalau tidak bergaul dengan tetangga, nanti malah tidak ada kenalan dong."

Pria itu mengangguk. "Tidak apa-apa. Yang penting jaga diri saja. Jangan terlalu menaruh kepercayaan sembarangan. Apa yang kamu dengar, belum tentu benar."

Aku mengangguk lagi. "Iya, Mas. Via tahu kok." Aku sudah selesai berdandan. Sementara mas Rendi masih goleran diatas ranjang.

"Via sudah siapkan makanan di meja, Mas. Tinggal sarapan."

"Hmm. Makasih, Vi."

Aku mengela napas. Timbul perasaan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status