Share

Tidak Semudah Itu

Aku meletakkan ponsel itu gugup.

"I-itu tadi, a-ada pesan, Mas."

Mas Rendi menatapku tajam. Berjalan ke arahku. Kurasakan hawa menegangkan yang menakutkan. Meraih ponsel itu kasar.

"Kau tahu, aku tidak suka ada yang menyentuh barang pribadiku."

Aku mengangguk samar. "M-maaf, Mas."

Mas Rendi langsung memeriksa ponselnya. Untung saja pesan baru tadi belum kubuka. Semoga saja mas Rendi tidak curiga padaku. Untung juga aku sempat menekan tombol keluar, kembali ke halaman beranda.

Pria berstatus suamiku itu menatapku menelisik. Sementara aku meremat jemari tanpa sadar. Gugup, juga takut.

"M-maaf, mas. Aku tadi sedang tiduran. Dan, terasa ada yang bergetar di bawah bantal. Jadi, aku periksa. Ternyata, itu ponsel mas Rendi."

Pria itu justru mendekatkan wajahnya ke arahku. Netranya menusuk tajam netraku. Posisi yang menambah kegugupanku semakin menjadi. Aku menunduk takut.

"Mas maafkan. Tapi lain kali jangan begitu ya?"

Sebuah usapan lembut mendarat di puncak kepalaku. Aku terperangah, mena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status