Share

Bab 07: Kerjasama Heptagram (part 3)

‘Bhamrrr’

Suara dentuman keras terdengar saat dua skill swordman level 60 tersebut bertemu, permukaan tanah ddi bawahnya langsung bergetar hingga membuat kerikil dan debu-debu di atasnya berhamburan ke udara. Mendadak saja wujud Rexa sudah ada di belakang Alexa sembari menebaskan pedangnya yang sudah diselimuti petir mengincar lehernya.

‘Srink’

‘Sret’

Suara nyaring bersamaan dengan percikan api tampak terpancar saat tebasan Rexa berhasil mengenai bahu kanan Alexa, bahkan darah mulai mengucur karena bilah pedang Rexa yang diselimuti petir berhasil menembus armor yang dia pakai. Jika saja Alexa tidak segera menghentakan kakinya untuk menjauh mungkin luka yang dia derita akan lebih parah dari saat ini.

“Dia, kecepatannya mendadak meningkat drastis,” gumam Alexa sembari memegang luka di bahu kanannya.

“Wanita ini, padahal aku sudah bertindak secepat mungkin. Tapi respon pergerakannya benar-benar cepat,” pikir Rexa sambil menghunuskan kedua pedangnya lagi.

“Apa yang terjadi?” ujar Noir saat melihat bahu kanan Alexa mengeluarkan darah.

“Kcepatannya sudah seperti seorang assassin, apakah dia mengerahkan semua statistiknya di kecepatan? Tidak, jika dia melakukannya maka serangan apapun yang dia lakukan tidak akan sanggup menembus armor kualitas SSR semudah itu,” batin Satria saat menyaksikan pergerakan Rexa yang begitu cepat secara tiba-tiba.

Alexa segera mengeluarkan potion dari dalam slot tasnya dan melemparkannya ke udara, dia menebasnya dengan pedang hingga cairan potion itu mengenai bahunya. Mendadak saja lukanya yang sejak tadi mengeluarkan darah kini kembali pulih tanpa bekas, sontak saja Rexa yang melihat hal itu dibuat kaget bukan main. Sebab ini pertama kalinya dia melihat potion digunakan dengan cara seperti itu.

“Kelihatannya hanya satu jawaban dari keanehan yang dia tunjukan sejauh ini,” ujar Satria pelan.

“Skill khusus, hanya itu kemungkinannya,” batin Alexa yang terlihat semakin waspada kali ini.

“Aku pikir setelah melihat perbedaan kekuatan kita, kau akan menyerah secara suka rela,” kata Rexa sambil berjalan seraya memainkan kedua pedangnya.

“Aku rasa kau telah salah paham. Sejak tadi rasanya perbedaan kekuatan kita tidaklah seberapa, kau bahkan hanya bisa melukaiku sedikit saja. Karena itu, tidak ada alasan bagiku untuk menyerah,” balas Alexa.

“Kau benar-benar bodoh ya, jika aku mau maka kau tadi sudah mendapatkan luka fatal! Aku sengaja tidak ingin melukaimu karena sejak awal kau tidak pantas berhadapan denganku,” tegas Rexa.

“Jangan bercanda. Jika kau memang bisa melukaiku lebih parah, maka kau sudah pasti akan melakukannya. Kau bukanlah tipe orang yang mau menahan diri hanya karena alasan konyol semacam itu, tampaknya kau hanya mencari alasan untuk menutupi rasa malumu,” ejek Alexa.

“Cih. Kau akan menyesali perkataanmu!” bentak Rexa yang mendadak saja tubuhnya lenyap dari pandangan.

‘Trang’

Suara dentingan senjata yang beradu kembali terdengar saat Rexa yang sudah ada di belakang Alexa menebaskan pedangnya ke arah leher, namun berhasil dihalau oleh pedang di tangan Alexa. Rexa segera mengayunkan satu pedangnya lagi, tapi kali ini Alexa menghindar dengan menundukan tubuhnya serta membalas dengan tedangan memutar ke belakang. Tendangan Alexa hanya menghantam angin saja sebab sosok Rexa sudah lenyap kembali dari pandangan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status