Share

Bab 08: Kerjasama Heptagram (part 4)

“Sword storm!” ucap Alexa menggunakan skill swordman level 30. Kini di sekeliling tubuhnya mendadak muncul bilah-bilah pedang yang berputar layaknya pusaran angin melindungi setiap titik dari tubuhnya.

‘Tap’

Rexa yang tadinya hendak mendekati Alexa kini sudah menapak jauh, dengan cepat Alexa mengerahkan pusaran pedang tersebut mengarah kepada Rexa. Tapi dengan mudahnya Rexa menggunakan skill yang setara hingga terdengar suara dentingan senjata yang begitu nyaring beberapa kali.

“Dia mencoba melindungi dirinya dengan serangan yang luas ya, kelihatannya dia sudah sadar terhadap kecepatanku ini,” gumam Rexa sambil menggenggam erat pedang di tangan kanannya.

“Dimensional..” ucap Rexa berniat menggunakan skill swordman level 70 miliknya. saat itu juga permukaan tanah Dungeon Luxurie lantai 30 langsung bergetar hebat layaknya gempa bumi, riuh angin juga bergemuruh dari arah Rexa berada bersamaan dengan pedangnya yang memancarkan aura hitam gelap layaknya api hitam yang membara.

Alexa yang sadar musuh hendak menggunakan skill terkuatnya langsung mengeluarkan bola asap dari slot tasnya dan dia hantamkan ke tanah hingga tubuh dan sekelilingnya diselimuti oleh asap putih yang begitu tebal.

“Percuma saja dia menyembunyikan tubuhnya, serangan ini memiliki jangkauan yang luas,” pikir Rexa saat melihat asap putih tebal yang mengepul menyelimuti tubuh Alexa hingga tidak terlihat.

Mendadak saja riuh angin juga mulai bertiup dari arah Alexa berada. Pancaran aura berwarna merah membara sedikit terlihat dari balik kepulan asap putih yang mengepul tebal, dari situasinya tampak Alexa juga berniat menggunakan skill swordman terkuatnya untuk menghalau serangan Rexa.

“Slash!” teriak Rexa sambil menebaskan pedangnya secara horizontal mengarah kepada kepulan asap tebal yang mengepul. Seketika itu juga tekanan udara padat yang membentuk tebasan pedang tajam melesat cepat dengan diselimuti oleh aura hitam kelam yang membara.

“Flame slayer!” balas Alexa menggunakan skillnya dari balik kepulan asap. Dari balik kepulan asap putih mendadak terlihat dua tebasan jarak jauh vertikal dengan aura warna merah membara layaknya api yang berkobar.

‘Wwrrr’

‘Bhooommrrr’

Suara gemuruh angin yang bertiup terdengar layaknya guntur yang begitu riuh. Dentuman keras akhirnya terdengar saat skill swordman Rexa menghantam skill pedang yang digunakan oleh Alexa, tanah di sekitar tempat benturan terjadi langsung berguncang hebat layaknya gempa bumi. Tanah dan debu-debu langsung berhamburan mengepul ke udara, asap putih yang tadi menyelimuti Alexa juga terhempas digantikan oleh kepulan debu yang membumbung tinggi.

Tanpa menunggu getaran dan riuh angin mereda, Alexa tiba-tiba saja melompat keluar dari dalam kepulan debu. Pedangnya yang sudah terhunus langsung dia tebaskan mengarah kepada tubuh Rexa. Suara dentingan senjata yang beradu kembali terdengar dengan sangat nyaring saat Rexa menghalau tebasan Alexa menggunakan pedang di tangan kirinya. Namun sekejap mata mendadak saja sosok Rexa sudah berada di belakang Alexa dengan pedang di kedua tangannya sudah diselimuti oleh petir terang yang berkilat-kilat. Secepat kilat dia segera menusukan pedang di tangan kanannya mengarah ke punggung Alexa tepat ke bagian jantungnya berada.

‘Srink’

‘Bress’

Dengan penetrasi kuat dari elemen petir membuat pedang di tangan kanan Rexa dengan telak berhasil menembus punggung Alexa hingga tembus keluar dari dadanya. Senyuman lebar menghiasai bibir Rexa saat melihat pedangnya berhasil menembus tubuh lawannya dengan telak kali ini. tidak hanya sampai di sana, Rexa segera menebaskan pedang di tangan kirinya mengarah ke lengan kiri bagian atas Alexa.

‘Srink’

‘Srets’

Alexa dalam situasi tersebut malah mengangkat tangan kirinya ke atas hingga tebasan Rexa berhasil menembus armor pinggang kiri atas tubuhnya hingga sampai menebas tubuhnya. Akan tetapi mata Rexa terbelalak saat Alexa menjatuhkan pedangnya, tangan kanannya dengan erat mencengkram ujung pedang di tangan kanan Rexa yang menembus tubuhnya. Sedangkan tangan kiri Alexa meraih pedang di tangan kiri Rexa sebelum memegangnya kuat-kuat.

“Dia tidak mengeluarkan darah?” gumam Rexa dengan mata terbelalak kaget saat tidak ada setetes darah pun keluar dari tubuh Alexa.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status