“Sword storm!” ucap Alexa menggunakan skill swordman level 30. Kini di sekeliling tubuhnya mendadak muncul bilah-bilah pedang yang berputar layaknya pusaran angin melindungi setiap titik dari tubuhnya.
‘Tap’
Rexa yang tadinya hendak mendekati Alexa kini sudah menapak jauh, dengan cepat Alexa mengerahkan pusaran pedang tersebut mengarah kepada Rexa. Tapi dengan mudahnya Rexa menggunakan skill yang setara hingga terdengar suara dentingan senjata yang begitu nyaring beberapa kali.
“Dia mencoba melindungi dirinya dengan serangan yang luas ya, kelihatannya dia sudah sadar terhadap kecepatanku ini,” gumam Rexa sambil menggenggam erat pedang di tangan kanannya.
“Dimensional..” ucap Rexa berniat menggunakan skill swordman level 70 miliknya. saat itu juga permukaan tanah Dungeon Luxurie lantai 30 langsung bergetar hebat layaknya gempa bumi, riuh angin juga bergemuruh dari arah Rexa berada bersamaan dengan pedangnya yang memancarkan aura hitam gelap layaknya api hitam yang membara.
Alexa yang sadar musuh hendak menggunakan skill terkuatnya langsung mengeluarkan bola asap dari slot tasnya dan dia hantamkan ke tanah hingga tubuh dan sekelilingnya diselimuti oleh asap putih yang begitu tebal.
“Percuma saja dia menyembunyikan tubuhnya, serangan ini memiliki jangkauan yang luas,” pikir Rexa saat melihat asap putih tebal yang mengepul menyelimuti tubuh Alexa hingga tidak terlihat.
Mendadak saja riuh angin juga mulai bertiup dari arah Alexa berada. Pancaran aura berwarna merah membara sedikit terlihat dari balik kepulan asap putih yang mengepul tebal, dari situasinya tampak Alexa juga berniat menggunakan skill swordman terkuatnya untuk menghalau serangan Rexa.
“Slash!” teriak Rexa sambil menebaskan pedangnya secara horizontal mengarah kepada kepulan asap tebal yang mengepul. Seketika itu juga tekanan udara padat yang membentuk tebasan pedang tajam melesat cepat dengan diselimuti oleh aura hitam kelam yang membara.
“Flame slayer!” balas Alexa menggunakan skillnya dari balik kepulan asap. Dari balik kepulan asap putih mendadak terlihat dua tebasan jarak jauh vertikal dengan aura warna merah membara layaknya api yang berkobar.
‘Wwrrr’
‘Bhooommrrr’
Suara gemuruh angin yang bertiup terdengar layaknya guntur yang begitu riuh. Dentuman keras akhirnya terdengar saat skill swordman Rexa menghantam skill pedang yang digunakan oleh Alexa, tanah di sekitar tempat benturan terjadi langsung berguncang hebat layaknya gempa bumi. Tanah dan debu-debu langsung berhamburan mengepul ke udara, asap putih yang tadi menyelimuti Alexa juga terhempas digantikan oleh kepulan debu yang membumbung tinggi.
Tanpa menunggu getaran dan riuh angin mereda, Alexa tiba-tiba saja melompat keluar dari dalam kepulan debu. Pedangnya yang sudah terhunus langsung dia tebaskan mengarah kepada tubuh Rexa. Suara dentingan senjata yang beradu kembali terdengar dengan sangat nyaring saat Rexa menghalau tebasan Alexa menggunakan pedang di tangan kirinya. Namun sekejap mata mendadak saja sosok Rexa sudah berada di belakang Alexa dengan pedang di kedua tangannya sudah diselimuti oleh petir terang yang berkilat-kilat. Secepat kilat dia segera menusukan pedang di tangan kanannya mengarah ke punggung Alexa tepat ke bagian jantungnya berada.
‘Srink’
‘Bress’
Dengan penetrasi kuat dari elemen petir membuat pedang di tangan kanan Rexa dengan telak berhasil menembus punggung Alexa hingga tembus keluar dari dadanya. Senyuman lebar menghiasai bibir Rexa saat melihat pedangnya berhasil menembus tubuh lawannya dengan telak kali ini. tidak hanya sampai di sana, Rexa segera menebaskan pedang di tangan kirinya mengarah ke lengan kiri bagian atas Alexa.
‘Srink’
‘Srets’
Alexa dalam situasi tersebut malah mengangkat tangan kirinya ke atas hingga tebasan Rexa berhasil menembus armor pinggang kiri atas tubuhnya hingga sampai menebas tubuhnya. Akan tetapi mata Rexa terbelalak saat Alexa menjatuhkan pedangnya, tangan kanannya dengan erat mencengkram ujung pedang di tangan kanan Rexa yang menembus tubuhnya. Sedangkan tangan kiri Alexa meraih pedang di tangan kiri Rexa sebelum memegangnya kuat-kuat.
“Dia tidak mengeluarkan darah?” gumam Rexa dengan mata terbelalak kaget saat tidak ada setetes darah pun keluar dari tubuh Alexa.
Mendadak saja dari balik kepulan debu yang mengepul tepat di belakang Rexa, sosok Alexa yang berbeda melesat dengan pedang yang telah diselimuti kilatan petir. Tanpa ampun lagi dengan telak Alexa menusukan pedangnya tepat ke punggung Rexa yang telah mati langkah. Sesaat Rexa sebenarnya bisa melihat kilatan petir menyambar dari belakangnya, namun ketika dia hendak menggunakan skill khususnya untuk melompat dengan menghentakan kakinya, tubuhnya sudah melayang jatuh karena Alexa yang ada di depannya segera menyapu kedua kakinya.‘Srink’‘Bres’Dengan telak pedang Alexa berhasil menembus armor di punggung Rexa hingga pedangnya tembus ke depan, meski begitu pedang Alexa hanya berhasil menusuk punggung sisi kanan Rexa seakan-akan dia memang sengaja tidak berniat mengincar titik vital di tubuh lawannya itu. Rexa sontak memekik kesakitan dengan darah mengalir dari tepi mulutnya.“Argh!” pekik Rexa yang kini tubuh bagian kanannya tertembus pedang Alexa tanpa ampun.Sementara itu di tempat lain
Guardian Golden Wing langsung berdiri paling depan dengan skill pertahanan terkuatnya, sementara itu fighter Golden Wing menghantamkan pukulannya mengarah kepada fighter dan swordman Heptagram lainnya yang masih berdiri berdekatan tanpa bergerak sedikitpun. Lancer Golden Wing sendiri segera melemparkan tombaknya mengarah kepada lancer Heptagram yang masih belum bergerak sejak tadi, sementara itu skill black hole wizard Golden Wing sudah ada tepat di atas para anggota Heptagram dan mulai menyerap apapun yang ada di bawahnya.“Ini aneh, ketiga rekan mereka masih belum bergerak,” batin priest Golden Wing yang merasakan firasat buruk saat melihat lancer, fighter dan swordman Heptagram lainnya masih belum bergerak atau berkedip sedikitpun sejak tadi.“Padahal aku yakin tadi sebelumnya mereka bisa selamat karena di saat bersamaan mengerahkan skillnya untuk menahan dua serangan level 70 kami,” sambung priest Golden Wing. Padahal kini lawannya sudah menggunakan beberapa skill level 70 secara
Bongkahan-bongkahan tanah langsung berhamburan dari tempat ledakan terjadi, cekungan tanah yang dalam seketika tercipta dibalik kepulan debu tebal yang membumbung tinggi. Namun mendadak saja dari kepulan debu tersebut melesat dua skill tebasan pedang milik swordman Heptagram. Kedua skill tersebut melesat mengarah kepada priest, archer dan wizard dari Golden Wing.“Mustahil, bagaimana bisa serangannya tidak terhalau oleh skill guardian?” gumam priest Golden Wing yang langsung segera menggunakan sihir healingnya untuk mengantisipasi keadaan terburuk jika skill tersebut mengenai mereka bertiga.“Darkest nightmare!” teriak archer Golden Wing seraya menarik busur panahnya yang sudah memancarkan aura hitam gelap.‘Wwrrr’‘Dhooomrrrr’Suara riuh angin kembali bergemuruh dari tempat archer Golden Wing berdiri saat dia melepaskan skill archer level 70 miliknya untuk meredam serangan dua skill swordman yang datang. Tak lama kemudian tanah kembali bergetar kuat disertai suara dentuman keras yang
“Thunder slash!” ucap swordman Heptagram saat tubuhnya masih melayang dibawa oleh archer Heptagram.Saat itu juga swordman Heptagram menebaskan pedangnya yang sudah diselimuti oleh petir mengarah kepada fighter Golden Wing yang juga masih melayang di udara. Dua kilatan petir seketika melesat dari dua pedang swordman Heptagram, fighter Golden Wing segera menggunakan skillnya untuk menghalau serangan yang datang.“Thunder punch!” teriak fighter Golden Wing sambil mengayunkan tangannya mengincar tebasan petir yang datang, akan tetapi mendadak saja tebasan petir itu menghindari pukulan petir fighter dan malah bergerak ke belakangnya. Sontak saja fighter Golden Wing terkejut bukan main melihatnya.“Fire kick!” ucap fighter Golden Wing yang tidak kehabisan akal segera menggunakan skillnya untuk menghalau tebasan petir yang malah bergerak menyerang dari belakang, tapi lagi-lagi dua tebasan petir itu bergerak menghindari tendangan fighter dan langsung menghantam pinggang kiri dan kanannya den
“Ampun!” teriak beberapa petualang saling bersahut-sahutan saat gemuruh angin yang datang dari arah Satria terasa semakin kuat saja.“Ampuni kami!” timpal petualang Golden Wing lainnya yang sudah tidak kuasa menahan ketakutan yang mereka rasakan.“Summon: undead king thunderia!”“Summon spirit elemental: undine!” ucap Satria lagi saat dia masih bersiap menggunakan skill fighter level 80 miliknya.Saat itu juga tanah semakin mengamuk saja seiring dengan deru angin yang semakin mengerikan, muncul kilatan petir hitam menyambar dari atap lantai dungeon yang kemudian menghantam tanah dan menciptakan sosok undead king thunderia. Di dekatnya juga muncul titik-titik air yang semakin lama semakin membesar hingga percikannya bisa terilhat dengan jelas, perlahan titik-titik air tersebut membentuk roh elemen air undine.“Mustahil..” ujar Rexa yang semakin tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Dari apa yang dia saksikan tadi, jelas-jelas sihir tingkat delapan yang Satria tunjukan merupakan perw
“Sebaiknya tuan putri, Nekora dan Heptagram langsung segera pulang saja menuju Kerajaan Lunar dengan menggunakan gate of teleportation,” tutur Satria setelah mereka semua keluar dari bangunan penjaga dungeon.“Eh? Memangnya apa yang ingin tuan lakukan dulu di sini?” tanya Trixi terkejut.“Iya nih kak. Aku juga ingin bersama kakak saja,” timpal Nekora.“Aku masih ada urusan di sini bersama dengan Alexa dan Noir. Lagipula aku ingin kalian segera beristirahat setelah perjalanan panjang yang melelahkan di dungeon. Terlebih pasti Raja Foxi sudah khawatir dengan tuan putri,” jawab Satria seraya mengeluarkan item gate of teleportation dari slot tasnya.“Nekora juga harus segera pulang. Nyonya Miria dan kak Lixia pasti sudah khawatir menunggumu,” sambung Satria sambil memasang item gate of teleportation.“Baiklah jika itu keputusan tuan. Ayo Nekora,” tutur Trixi sambil meraih tangan Nekora untuk dia ajak memasuki portal teleportasi. Meski terlihat terpaksa namun Nekora akhirnya mau ikut bersa
“Ya, jika dilihat dari situasi dan petunjuk yang kita dapatkan sejauh ini. Tapi jika dia memang bukan developer, bagaimana caranya dia membawa kita kemari? Itulah yang membuatku sangat kebingungan. Satu-satunya cara membuat kita berada di dunia ini hanya bisa dilakukan oleh pihak developer,” jawab Satria.“Jika kau saja sebingung itu, apalagi aku,” tukas Alexa sembari tersenyum.“Yah, karena itulah aku ingin kau dan Noir ikut membantuku memikirkannya. Itu juga agar kita semua bisa kembali ke dunia nyata,” tutur Satria.“Kau ini, hobi sekali memberi kami perintah untuk memikirkan pertanyaan yang sangat sulit dijawab,” sindir Alexa sambil tertawa kecil. Satria hanya tersenyum sedikit saja mendengarnya. Mereka berdua terus memacu kudanya di tengah gelapnya jalanan, cahaya rembulan tampaknya malam ini terhalang oleh awan mendung di langit.“Ne, Satria,” ucap Alexa pelan setelah mereka terdiam agak lama.“Ya?” tukas Satria sembari melirik Alexa.“Apakah kau benar-benar ingin kembali ke dun
Satria segera memakai pakaian khas petualangnya yang sudah dikenal luas oleh para penduduk Kota Lunar. Dengan cepat Satria berjalan menuju ke arah balai kota. Sepanjang jalan tampak para penduduk dan petualang yang berpapasan dengannya bersikap sangat hormat, mereka semua tahu kalau jasa Satria bagi Kerajaan Lunar sangatlah besar.Dalam perjalanan ke balai kota dia melewati pembangunan istana kerajaan yang sudah hampir selesai. Tidak heran jika dalam waktu dua bulanan saja kini struktur bangunan istana sudah hampir rampung sebab yang bekerja di sana juga sangatlah banyak. Satria hanya menyapa para pekerja sebentar sebelum melanjutkan lagi langkahnya menuju balai kota.“Selamat datang tuan pengembara, nona Alexa telah menunggu di ruang tamu khusus bersama dengan nona Trixi,” ucap penjaga balai kota saat Satria tiba.Satria hanya mengangguk saja lalu masuk ke dalam bangunan balai kota, dia segera pergi ke ruang tamu khusus untuk menemui Alexa dan utusan yang katanya datang dari Kerajaan