“Pasukan Grimer tidak mengendalikannya, tapi mereka hanya bisa memanfaatkannya,” sela Satria yang baru masuk ke dalam ruangan.“Tuan,” ujar Toru dan beberapa orang yang ada di sana.“Maaf jika saya lancang,” tutur Satria sembari duduk di kursi yang kosong. Grey dan Vina kemudian diperbolehkan tinggal di ruangan atau meninggalkan ruangan jika mau setelah selesai menyampaikan laporannya, tapi mereka berdua memilih untuk meninggalkan ruangan dan beristirahat di tempat lain.“Apa yang tuan maksud?” tanya Foxi.“Para bos lantai dungeon itu tidak bisa dikendalikan oleh prajurit Grimer. Mereka hanya berpihak kepada pasukan Grimer,” jawab Satria.“Tidak mungkin. Bagaimana bisa?” tanya Rou seakan tidak percaya.“Apakah para monster itu dapat berkomunikasi dan membuat kesepakatan dengan pasukan Grimer?” timpal Durrandal.“Tidak juga. Yang membuat kesepakatan dengan mereka adalah raja iblis, dialah yang mengendalikan para monster itu dan membuatnya berpihak kepada Kerajaan Grimer,” jelas Satria.
“Perintahkan juga pimpinan setiap pasukan khusus tersebut untuk mengatur dan memimpin kerjasama mereka secara mandiri, biarkan mereka mendapatkan pengalaman bertempur semaksimal mungkin. Kita akan lihat sejauh mana potensi kemampuan mereka, barulah dengan begitu kita bisa menemukan cara memaksimalkan potensi mereka saat menghadapi pasukan raja iblis nanti,” tutur Satria.“Tapi tuan bukankah itu berlebihan? Jika ada penyusup diantara pasukan kita maka musuh akan tahu juga kekuatan pasukan kita semuanya,” ucap Rou.“Lalu bagaimana cara mencari penyusupnya? Aku sendiri tidak memiliki cara yang cepat, ada juga cara tapi memerlukan waktu untuk menemukannya. Yang bisa aku lakukan dalam waktu sesingkat ini hanyalah membatasi pergerakan musuh, yakni dengan membagi dua pasukan itu menjadi yang bisa dipercaya penuh dan setengah-setengah. Itu juga belum tentu efektif,” balas Satria.“Kita berpacu dengan waktu yang singkat, tidak boleh berpikir terlalu banyak hingga menghambat kesempatan yang bis
“Hahaha.. Raja Grimer sudah menitip pesan kepadaku untuk disampaikan kepada orang bodoh bernama Foxi Deantarius! Kau akan kami eksekusi setelah semua orang bodoh bersamamu itu meregang nyawa di sini!” balas panglima perang Kerajaan Grimer.“Serang pasukan orang bodoh-bodoh itu!” perintah panglima perang sambil mencabut pedangnya ke udara.Saat itu juga pasukan archer, ranger, lancer, sorcerer dan wizard dari Kerajaan Grimer langsung menggunakan skillnya masing-masing untuk menyerang Foxi dan pasukannya. Cahaya terang berbagai warna mulai bermunculan di barisan pasukan Grimer. tapi Foxi tidak mundur sedikitpun.“Kalian telah memilih pilihan yang salah!” teriak Foxi sambil menggenggam perisai di tangan kanannya.“El shield!” ucap Foxi menggunakan skill guardian terkuatnya. Saat itu juga debu-debu dan kerikil di permukaan tanah yang ada di bawah kudanya mulai berhamburan ke udara. Titik-titik api muncul di sekitar tubuh dan kuda Foxi hingga membentuk perisai api berbentuk lingkaran.“Apa
“Kami yakin musuh sudah menggunakan sebuah trik tertentu untuk mengelabui kita,” ucap swordman pengawal.“Loner King keparat! Tidak salah lagi, dia pasti yang melakukannya!” gerutu Raja Grimer sambil menggebrak meja di depannya.“Kita tidak boleh khawatir tuan. Jika memang pasukan yang kita hadapi hanyalah lima ribu orang saja maka seharusnya kita akan dapat menang lebih cepat dari perkiraan,” kata perdana menteri.“Itu benar. Kita tinggal mengerahkan pasukan dan para monster itu saja untuk menghabisi mereka. Lima ribu berhadapan dengan lima puluh ribu adalah hal yang mustahil untuk bisa menang,” timpal petinggi Grimer lainnya.“Hmm.. aku mengerti. Perintahkan panglima perang untuk mengerahkan pasukan sekaligus guna menghabisi lima ribu pasukan musuh!” tukas Raja Grimer dengan berapi-api.“Maaf Raja,” sela ranger pengawal dengan wajah pucat.“Apa lagi?” tanya Raja Grimer. Kini perhatian semua orang di tenda tertuju kepada ranger pengawal pribadi Raja Grimer.“Banyak prajurit Lunar yan
“Tuan, apakah kita perlu menghabisi semua pasukan yang kita lewati?” tanya Durrandal sambil melesat tinggi menghindari setiap serangan pasukan Grimer dari bawah.“Tidak. Meskipun mereka kita habisi di sini yang akan rugi tetaplah pihak kita. Sejak awal semua ini rencana raja iblis untuk mengurangi kekuatan lawan. Sebisa mungkin orang kuat seperti ktia tidak boleh membantai banyak pasukan, kita hanya perlu menumbangkan kekuatan utama lawan untuk membuat mereka menyerah dengan sendirinya,” jawab Satria.“Jika sudah menyerah maka kita dapat memanfaatkan kekuatan mereka untuk menyerang pasukan raja iblis. Dengan begitu kekuatan tempur kita akan jauh lebih banyak,” sambung Satria yang masih berdiri tegak di atas punggung naga hitam Durrandal.“Aku mengerti, jadi tuan bermaksud menaklukan Kerajaan Grimer dan memimpin kerajaan mereka agar bisa bergabung dengan pasukan Alf dan Lunar,” tukas Durrandal.“Ya. Selain itu jika kita berhasil menumbangkan kekuatan utama Grimer maka konflik di Luxuri
“Cih. Menghadapi satu Kraken saja rasanya sudah sangat menyusahkan,” gumam Durrandal yang terus beradu serangan dengan Kraken. Padahal saat ini dia sudah menggunakan skill ultimatenya yang bisa mengurangi damage dari serangan jarak jauh dan dekat selama lima menit, tapi dia masih kesusahan melawan satu Kraken dan satu Skorpius yang menyerang dari kejauhan.“Bagaimana bisa dia tetap bisa mengimbangi serangan mereka sekaligus?” sambung Durrandal sambil mengalihkan pandangannya kepada Satria yang kini diserang oleh Glace, satu Skorpius, dua Kraken, tiga Carmilla dan tiga Kijin. Bahkan kini lima belas undead yang Carmilla panggil juga bergerak mengarah kepada Satria.‘Trang’‘Bhoommrrr’Suara dentingan senjata yang beradu beserta ledakan-ledakan hebat terus terdengar bersamaan dengan tanah yang terus bergetar tanpa henti. Satria dengan lincah berhasil meredam serangan sepuluh bos dungeon yang menyerangnya dari berbagai arah. Semua serangan mereka tidak berhasil mendarat di tubuh Satria se
“Tidak ada pilihan lain,” ucap Satria sambil mengakses slot tas miliknya untuk mengeluarkan beberapa senjata.‘Sretz’Hanya dalam sekejap mata saja Glace berhasil menebas leher Satria hingga cukup dalam, tapi berkat phoenix healing milik Satria lukanya dengan cepat bisa sembuh. Satria berhasil mengeluarkan dua pisau dan satu pedang yang sudah di enchant dengan elemen cahaya. Glace kembali melesat menggunakan skill assassin miliknya. kali ini Satria menahan serangan Glace dengan skill swordman miliknya.Suara dentuman keras kembali terdengar saat skill swordman Satria menghantam skill assassin Glace. Tanah kembali berguncang kuat hingga angin mulai bertiup kencang kembali. Tubuh Glace terhempas karena dampak serangan swordman yang jelas lebih kuat dibandingkan serangan tipe critical yang digunakan assassin.“Eastern wall!” ucap Satria di saat yang sama setelah menggunakan skill swordman miliknya.Tanah lagi-lagi berguncang kuat ketika Satria menggunakan skill guardian level 90 miliknya
‘Dhoomrrr’Suara dentuman keras terdengar jelas ketika serangan Glace dengan telak menghantam tubuh Satria. semua armor yang dipakai oleh Satria langsung hancur berkeping-keping. Luka-luka yang ditimbulkan serangan Glace langsung sembuh berkat efek skill phoenix healing yang Satria gunakan.Tidak ada pilihan lain baginya selain membiarkan serangan Glace mengenai tubuhnya sebab efek skill unlimited mana miliknya sudah lama habis. dia tidak bebas lagi menggunakan skill terutama skill tingkat tinggi sesuka hatinya untuk menghemat mananya. Tubuh Satria yang diselimuti api biru terus melesat dengan pedang yang membara di tangannya.Hanya sekejap saja Satria sudah berada di dekat tiga Carmilla dan langsung menebaskan skill swordman miliknya mengenai mereka bertiga. Suara dentuman keras kembali terdengar tatkala serangan Satria dengan telak berhasil mengenai tiga Carmilla. Satu Carmilla yang paling dekat dengan Satria langsung melebur menjadi abu karena terkena skill swordman dari pedang yan