Share

Penemuan Foto

Setelah sambungan telepon terputus tiba-tiba Evan mendengar derap langkah yang menuju ke ruangannya. Dengan cepat ia mengancingi kemejanya, dan juga menyuruh Rena masuk ke dalam kamar mandi. Untuk merapikan penampilannya sekaligus bersembunyi. Selang beberapa menit, pintu ruangannya terbuka, Evan tersenyum saat melihat istrinya datang, meski hatinya masih deg-degan.

"Assalamu'alaikum." Asty mengucapkan salam seraya menutup pintu.

"W*'alaikumsalam." Evan mengencangkan dasinya, yang masih terasa kendur.

"Sayang, ada apa? Tumben banget kamu datang ke kantor." Evan berjalan menghampiri istrinya, lalu mengecup keningnya.

"Cuih, kenapa sekarang aku merasa jijik dengan kecupan ini. Meski aku belum yakin jika mas Evan bermain api di belakang aku, tapi aku merasa laki-laki ini sedang menyembunyikan rahasia dariku," batin Asty.

"Ini dompet kamu ketinggalan." Asty menyerahkan dompet milik suaminya.

"Makasih ya, Sayang. Tadi aku buru-buru sampai lupa." Evan menerima dompet itu, lalu memasukannya ke dalam saku celananya.

"Sama-sama, Mas. Lain kali jangan sampai ketinggalan lagi," ucap Asty.

"Iya, oya kamu .... "

"Mas aku ke toilet dulu ya." Asty memotong ucapan suaminya, lalu berjalan menuju ke kamar mandi. Melihat hal itu dengan cepat Evan menghalanginya.

"Sayang, toiletnya sedang rusak dan belum dibenerin." Evan berdiri menghalangi langkah istrinya yang hendak menuju ke toilet.

Asty terdiam sejenak. "Kok bisa rusak."

"Iya, Sayang tapi nanti juga dibenerin kok." Evan merangkul pundak istrinya dan berjalan menuju sofa.

"Ya udah, aku pulang aja. Sekalian mampir ke supermarket untuk belanja," putusnya. Namun tiba-tiba mata Asty menangkap benda yang biasanya dimiliki oleh kaum perempuan.

Asty berjalan membungkukkan badannya lalu mengambil benda tersebut. "Ini milik siapa, Mas. Kok ada di sini, atau jangan-jangan .... "

"Gawat, kenapa bisa sampai ketinggalan sih, Rena benar-benar bikin masalah," batin Evan. Ia tidak habis pikir, kenapa Rena meninggalkan lipstik miliknya, dan hal itu pasti akan menimbulkan masalah.

"Oh itu, mungkin milik pegawai aku. Soalnya tadi ada yang datang untuk ngantar berkas," dustanya. Evan berharap istrinya akan percaya dengan ucapannya.

Asty berpikir sejenak, ia berusaha untuk tetap berpikir positif. "Oh, ya sudah aku mau pulang sekarang."

"Iya, Sayang." Evan kembali mencium kening istrinya. Agar Asty tidak lagi menaruh curiga padanya.

"Kok kemeja, mas Evan bau parfum perempuan sih. Memangnya apa yang dia lakukan," batin Asty. Indera penciumannya tidak mungkin akan salah.

"Iya, Mas. Assalamu'alaikum." Asty mencium punggung tangan suaminya.

"W*'alaikumsalam." Evan bernapas lega saat melihat Asty sudah keluar dari ruangannya. Setelah itu, Evan buru-buru ke kamar mandi untuk memanggil Rena.

***

Hari telah berganti, seperti hari-hari sebelumnya, pagi ini Asty juga memergoki suaminya mandi keramas. Bahkan hari ini lebih pagi, pukul tiga pagi Asty melihat Evan keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk sepinggang dan rambut dalam keadaan basah, tidak bisa dipungkiri jika suaminya itu baru saja mandi keramas.

Pertanyaan demi pertanyaan terus berputar di benaknya, ada rasa curiga jika suaminya itu melakukan hubungan int*m dengan wanita lain, tapi siapa. Mungkinkah dengan Vina, tapi rasanya tidak mungkin, setega itukan Vina kepada kakaknya sendiri. Namun, di rumah itu hanya ada Asty, Evan dan Vina.

"Mas Evan mandi keramas sepagi ini, memangnya apa yang baru saja dia lakukan," batin Asty. Ia kembali memejamkan matanya, saat suaminya berjalan menuju ranjang dan merebahkan tubuhnya di sana.

"Ok, mas. Mulai besok aku akan kembali mencari bukti kebusukan kamu. Akan aku pastikan kamu akan mendapatkan karma yang setimpal," batin Asty. Ia mencoba untuk kembali tidur, tetapi sangat sulit.

Waktu berjalan begitu cepat, pukul setengah tujuh sarapan sudah tersedia di atas meja makan. Evan dan Vina serta Asty saat ini sedang menikmati sarapan pagi bersama. Pagi ini Asty menatap heran pada adiknya itu, pasalnya Vina pagi ini tiba-tiba datang dengan memakai jaket. Mungkinkah jika adiknya itu sakit, karena tidak biasanya Vina seperti itu.

"Vina, kamu sakit? Kok pakai jaket gitu sih." Pertanyaan yang Asty lontarkan, sukses membuat Vina teonjak kaget.

"Ah, enggak kok, Kak. Cuma sedikit nggreges aja," sahut Vina dengan gugup. Raut wajahnya juga terlihat panik.

"Ya sudah kamu di rumah aja, nanti minta izin untuk .... "

"Aku nggak apa-apa kok, Kak. Sayang kan kalau harus izin, soalnya baru berangkat sehari." Vina memotong ucapan kakaknya.

Asty terdiam sejenak. "Ya sudah, tapi nanti kalau nggak bisa ditahan, kamu telepon kakak ya."

"Iya, Kak." Vina tersenyum dan kembali menyantap sarapannya.

Usai sarapan, Vina bergegas berangkat ke kampus, sementara Evan segera pergi ke kantor. Setelah adik dan suaminya pergi, seperti biasa Asty akan membereskan meja makan terlebih dahulu. Tak lupa mencuci piring dan gelas yang kotor, serta peralatan dapur lainnya. Setelah semuanya beres, Asty bergegas masuk ke dalam kamar, hari ini ia berniat untuk pergi menemui sahabatnya.

Setibanya di kamar, Asty segera bersiap-siap, tetapi ponselnya tiba-tiba berdering. Takut ada yang penting Asty segera mengambil benda pipih itu, satu panggilan masuk dari suaminya. Asty langsung menggeser tombol berwarna hijau, agar sambungan terhubung.

[Assalamu'alaikum, Sayang aku boleh minta tolong nggak]

[W*'alaikumsalam, minta tolong apa, Mas]

[Tolong kamu antarkan berkas aku yang ada di meja kerja, soalnya tadi ketinggalan]

[Oh, ok. Nanti aku antar, Mas]

[Makasih ya, Sayang. Ya sudah assalamu'alaikum]

[W*'alaikumsalam, Mas]

Setelah itu, Asty segera bersiap-siap, dua puluh lima menit, Asty sudah siap. Setelah itu ia beranjak keluar dari kamar, dan akan ke ruang kerja suaminya terlebih dahulu untuk mengambil berkas milik suaminya yang tertinggal. Setibanya di ruang kerja, Asty melangkahkan kakinya menuju meja kerja.

Saat Asty mengambil berkas tersebut, matanya tidak sengaja menangkap hal ganjil pada buku besar yang berjejer di sudut meja. Asty mengambil buku tersebut, lalu membukanya. Setelah terbuka, terdapat satu foto berukuran lima R dengan posisi tertutup. Karena penasaran ia mengambil foto itu, dan detik itu juga Asty terkejut setelah tahu isi dari foto itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status