Share

Semu

Devinta sudah sangat tenang, ia masih duduk di samping Rama sambil terus memegang jemari tangan lelaki yang terbujur lemah tak sadarkan diri. “Ram …,” bisik Devinta pelan. Kedua mata Devinta begitu sedih, terasa jika bagaimana ia menjadi sedih juga terkejut. Raka sendiri tidak di kamar itu, ia bersama Deva yang diberitahu jika mamanya sedang pulang dahulu, nanti kembali lagi. Raka duduk, menatap Deva yang memejamkan mata begitu pulas. Ia lelah setelah menjalani banyak pemeriksaan kesehatannya. Rama menoleh ke belakang, saat pintu terbuka.

“Ada apa,” tanya ke Devinta yang berdiri diambang pintu.

“Belikan aku alat cukur janggut,” pinta Devinta.

“Untuk?” Raka bersedekap.

“Rama. Aku nggak suka lihat dia penuh bulu-bulu wajah. Bisa?”

Raka mengangguk. Devinta mengucapkan terima kasih lalu berjalan masuk ke dalam kamar, mendekat ke Deva, mencium kening juga kedua pipi putranya.

“Kamu tidak mau dengar cerita lebih lengkap tentang semuanya?” tawar Raka. Devinta menggelengkan kepala deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status