Share

Bab 3

Aku dan Hana berasa seperti suami istri kemana-mana berdua. Bahkan belanja kebutuhan pribadi pun dia selalu mengajak aku. Orang yang melihat kami pasti tidak akan curiga kalau dia bukan istriku.

Saking semangatnya, kali ini aku dengan cepat kilat menghabiskan sarapan yang disajikan Sari. Meski rasanya tidak nganan ataupun ngiri.

"Dek, aku berangkat dulu ya!" ucapku sambil mencium anakku yang tengah dia gendong.

Tak lupa aku mengulurkan tanganku kepada Sari.

"Hati-hati, ya, Mas!" balasnya.

"Iya, Dek, jangan lupa aku nanti pulang malam loh, kalau sudah ngantuk segera tidur! Enggak usah nungguin Mas, nanti kamu malah capek. Baik-baik di rumah ya! Oh ya, kalau ada yang penting hubungin Mas lewat chat ya, nggak usah telfon!" kataku sambil mengelus rambutnya.

Sebetulnya itu hanya siasat dariku supaya dia tidak menggangguku nanti saat bersama Hana.

"Iya, Mas," jawabnya sambil melempar senyum.

Seperti biasa, aku tak lupa mencium kening Sari. Kemudian langsung berangkat.

Sebetulnya, aku sudah capek juga bersandiwara di depannya. Tapi, mau gimana lagi, aku sebetulnya juga tidak tega jika harus jujur kepadanya. Takut bikin dia stres, takut bikin ASInya seret dan berdampak pada anakku. Makanya, sampai sekarang aku terus saja melakukan ini dengan sembunyi-sembunyi.

Tak butuh waktu lama, aku sudah sampai di kantor. Apalagi kalau masih pagi seperti ini, aku hanya butuh waktu lima belas menit dengan mengendarai sepeda motor.

Waktu berjalan dengan cepat, bahkan sekarang sudah sore saja. Hanya tinggal beberapa menit lagi sudah waktunya pulang kerja.

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, jadwal pertamaku adalah pergi ke apotek membeli Vitamin dan Pil KB. Vitamin untuk Sari dan Pil KB untuk Hana. Serasa sudah punya istri dua. Dalam benakku aku sudah berniat untuk mengesahkan hubungan kita ke KUA. Namun, Hana masih belum mau.

Katanya kala itu, ''Kita jalani hidup seperti ini dulu saja, Mas! Yang penting istri kamu tidak tahu. Aku sebetulnya juga sudah sangat ingin jadi istri sah kamu. Tapi, kalau nanti aku mau cari kerja yang lebih baik lagi, pasti susah Mas. Karena kebanyakan perusahaan mencari orang yang masih single."

"Aku pun juga takut kalau setelah menikah aku jadi terkekang," lanjutnya lagi.

Kalau alasan yang pertama sih, kebanyakan begitu. Perusahaan kebanyakan mencari karyawan yang masih single. Tapi masak iya akan terus pindah-pindah kerja.

Kalau alasan kedua aku tidak sependapat. Jika Hana menikah denganku, aku tak akan mengekangnya sama sekali, mau kejar karir boleh mau jadi ibu rumah tangga juga boleh dan aku berniat akan membelikan rumah baru untuknya. Jadi, gak tinggal satu rumah dengan Sari. Aku sudah paham kalau istri pertama dengan istri kedua jika dijadikan satu, pasti yang ada bawaannya berantem.

Entahlah sampai saat ini, si Sari tidak pernah curiga dengan aku. Pastinya aku bersyukur banget, karena bisa bebas menjalin hubungan dengan Hana. Mungkin karena Sari juga masih muda, bisa dibilang masih lugu. Biasalah usia kami terpaut enam tahun, saat dia menikah denganku, dia baru saja lulus SMA. Jadi, mudah banget aku bohongi.

Aku sempat berfikir kalau Sari dinikahkan denganku karena orang tuanya mengincar hartaku. Sebetulnya hanya beberapa orang saja yang mengetahui kalau aku adalah anak orang kaya. Salah satunya Ayahnya Sari, beliau adalah rekan bisnis Ayahku. Tapi aku berharap semoga saja tidak.

Setelah selesai membeli vitamin dan pil KB, aku langsung pergi ke rumah makan.

Terdengar telfon masuk di ponselku, dengan segera mungkin aku langsung mengangkatnya.

"Mas, sudah sampai mana?" tanyanya dari seberang.

"Aku sudah sampai kok, ini lagi jalan. Tunggu sebentar, ya!"

"Oke"

Tak butuh lama aku sudah menemukan Hana. Aku pun langsung mengajaknya mengobrol.

Ketika kita asik mengobrol, aku lupa belum mematikan ponselku.

"Dasar aku lupa'an," kataku sambil kutepok jidatku.

Saat ku ambil ternyata ponselku langsung berdering. Kulihat telpon dari "Bunda", sontak aku langsung kaget.

"Kenapa Mas, siapa yang telepon itu, kok wajah kamu terlihat pucat seperti itu?"

"Sa-Sari, dia video call aku."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status