KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKUBab 9Tantangan untuk Risa!"Garisnya satu berwarna merah. Itu berarti, Bu Keysa saat ini belum bisa dikatakan positif hamil. Mungkin, keluhan yang terjadi bisa saja masuk angin, gejala asam lambung atau bisa jadi kecapekan. Bu Keysa memerlukan waktu istirahat yang cukup dan juga pola makan dan pola hidup yang baik! Tapi, tidak ada salahnya juga, jika memang dalam waktu dua minggu ke depan, Bu Keysa tidak mengalami tanda-tanda akan menstruasi. Ibu bisa kembali memeriksakan, nanti saya coba dengan metode USG transvaginal! Nggak papa, selamat mencoba, ya! Semangat!" ujar Dokter Rena yang kini menatapku dengan senyum hangat."Coba itu di tes lagi, aja, Dok! Kemungkinan alatnya yang salah! Saya sebagai calon Eyang Putri kok merasakan aura berbeda. Saya yakin itu mantu saya hamil. Ada calon cucu di perutnya!" ujar Ibu dengan penuh penekanan."Bu, kan tadi sudah dua kali dilakukan pemeriksaan. Nggak mungkin seorang dokter salah menganalisa. Ayo, Bu, kita p
20. Tantangan untuk Risa! (Bagian B)"Iya-iya!" seru Mas Rengga langsung bangkit berdiri. Dia pun menoleh ke arahku. "Ayo, Key!" katanya seraya mengulurkan tangan.Aku hanya mengangguk singkat, demi Ibu aku mau periksa, untuk menghormati perhatiannya yang sudah dia curahkan padaku. Ibu memang baik, walaupun selalu menuntunku untuk lekas mempunyai anak.Tanpa menghiraukan uluran tangan dari Mas Rengga, aku pun berjalan mendahuluinya. "Keysa tinggal periksa dulu, Bu!" pamitku pada Ibu yang sedang memijat kepalanya seraya bersandar di kursi tempatnya menunggu."Iya, sana!" balasnya datar. Aku jadi kasihan sama Ibu. Jujur, aku jadi kepikiran lagi. Aku tidak tega dengan Ibu yang selalu saja mengharapkan kehadiran cucu di antara kami. Tapi, melihat kondisi rumah tanggaku yang seperti ini. Aku jadi ragu, untuk memberinya cucu seperti yang diinginkan.Kami pun berjalan beriringan, menuju ke loket administrasi di lantai bawah. Sekaligus untuk melakukan pemeriksaan, karena dokter umum berada d
KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU21. Tamu Spesial! (Bagian A)"Loh, Key! Pagi-pagi kok kamu sudah sibuk di dapur. Apa nggak sebaiknya istirahat?" tanya Ibu yang kini menghampiriku dengan wajah penasaran. Seperti biasa, kipas tangan selalu bertengger manis di tangannya. Padahal, rumahku sudah terasa sejuk dengan suhu AC 26°C di setiap ruangan."Eh, iya! Mumpung Ibu ada di sini, aku pengen masakin sayur asam sama pepes ikan kesukaan Ibu. Untuk sarapan kita pagi ini!" jawabku seraya tersenyum. Tangan ini begitu lincah memasukkan timun, kubis, kacang panjang dan kawanan sayur lainnya ke dalam panci dengan brand steincukwor yang berisi air mendidih."Seharusnya kamu banyak istirahat. Bukankah dokter kemarin menyuruhmu untuk menjaga kesehatan? Asam lambung itu bahaya, Key! Kamu ndak boleh capek-capek, kurang istirahat itu ndak baik buat kamu. Apalagi, kurang minum air putih. Kalau perlu, kegiatan di luar selain mengajar itu dikurangi dulu. Ibu ndak mau loh, kondisimu semakin parah nanti.
22. Tamu Spesial! (Bagian B)Kami larut dalam keasyikan mengolah makanan. Hingga tak terasa waktu pun sudah siang. Hari ini aku ada kelas yang harus diberikan materi selama kurang lebih dua jam, tiga jam lah jika dihitung dengan jarak pulang-perginya juga.Mas Rengga memaksaku untuk mengantar jemput. Karena tak enak menolak dan dipaksa juga oleh Ibu, jadilah aku menurut saja. Untuk hari ini, aku akui bahwa Mas Rengga sukses men-treat-ku like a Queen.Seperti pasangan bucin yang biasanya muncul di sosial media sebagai trending topik. Hanya saja, jika dia melakukannya jauh sebelum aku mencium aroma perdustaan yang dia berikan, tentu dengan senang hati ... aku pasti merasa menjadi seorang wanita yang paling beruntung di dunia. Tapi, jika sekarang? Yang ada malah muak tak berkesudahan.Aku tak tahu, apa yang dilakukan Mas Rengga selama aku mengajar di kampus. Yang jelas, mobil masih tetap di posisi semula saat aku selesai mengajar dan menghampirinya di parkiran kampus. Dengan pakaian dan
KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU23. Penolakan dari Ibu! (Bagian A)"Penyanyi dangdut? Awas, modus penipuan sepertinya, Key!" timpal Bapak dengan wajah panik."Tunggu, biar Keysa yang coba lihat!" sahutku mengangguk mantap. Dengan langkah terburu, aku melihat ke depan. Bisa ku tengok dari jendela, ternyata Risa dan beberapa antek-nya sedang celingukan di depan rumahku."Astaghfirullahaladzim. Kenapa aku bisa lupa kalau sudah janjian dengannya hari ini. Tapi kan aku bilang malam, kenapa dia terburu-buru datang di kala senja begini? Aku jadi bingung, mana ada Bapak dan Ibu juga di dalam. Apa sebaiknya aku biarkan dia masuk? Atau bagaimana?" racauku dengan suara lirih. Sedangkan, aku sendiri. Bisa-bisanya lupa karena keasyikan mengobrol dan menyambut kedatangan orang tuaku hari ini, hingga sama sekali tak ingat jika aku menyuruh Risa untuk datang ke mari.Rupanya, dia benar-benar tinggi sekali nyalinya. Dia tak tahu berhadapan dengan siapa? Jika dia merasa menjadi gundik kelas kakap, m
24. Penolakan dari Ibu! (Bagian B)Karena memang dandanan Risa hari ini sungguh terlihat berani dan sudah melebihi batas menurutku. Apalagi jika untuk menghadiri undangan dari istri sah yang lelakinya dicuri olehnya. Saat ini, Risa mengenakan rok span berbahan jeans di atas paha, dengan atasan model crop tee tanpa lengan yang dipadukan dengan jaket sebatas siku, berwarna hitam. Namun dia kenakan dengan model seperti blazer, alias tidak dikancingkan. Sehingga menampilkan sedikit dadanya yang putih mulus itu.Risa juga mengenakan perhiasan yang begitu mencolok, dengan anting-anting lebar berbentuk lingkaran yang cocok jika dipakai untuk gelang tangan. Gelang berwarna gold setebal jam tangan dan heels setinggi tujuh sentimeter berwarna merah tampak begitu silau dalam pandangan mata. Belum lagi, rambutnya yang berwarna emas, dia biarkan tergerai dengan ujungnya dibuat ikal. Kacamata bertengger di atas kepala dan make up dengan kesan bold begitu terlihat jelas. Pantas saja, jika Ibu mert
25. Penolakan dari Ibu! (Bagian C)"Sekali lagi, saya mohon maaf, Bu. Kebetulan saya ini temannya Mas Rengga juga!" kata Risa tak tahu malu, bahkan kini wanita itu mendekat. Risa menghampiri Ibu, lalu meraih punggung tangan Ibu mertuaku untuk dia cium.Ibu hanya diam saja, lalu menarik tangannya dengan cepat. Dan yang membuatku tertawa lebar, Ibu malah mengelap tangannya pada ujung baju yang dia kenakan. Entahlah, apa maksudnya. Aku rasa si Risa ini juga mungkin terasa kesindir."Walah dalah. Ndak bener ini Rengga. Nemu di mana dia betina macam begini ya, gusti. Setahu Ibu, Rengga itu tipe anak pemalu. Oh, ya, Key. Mbok, ya, kamu pinjemi saja gamis atau bajumu lain yang lebih sopan. Kasihan dia ini, baju adiknya yang dipakai. Lihat itu, udelnya ke sana ke mari dipamerkan. Takut nanti masuk angin, di sini kan full AC. Takutnya dia ndak tawar nanti, malah sakit. Kita yang disalahkan!" kata Ibu seraya menunjuk pusar Risa yang terekspos dengan jelas. Tentu saja aku langsung melihat ekspre
KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU26. Tidak bisa disaingi! (Bagian A)"Atau mungkin, kau mau pulang saja?" tanyaku seraya memastikan. Dengan mesra, aku membalas pelukan Mas Rengga yang berada di pinggulku. Tak lupa, tanganku dengan manja mengusap perut Mas Rengga dan jariku dengan lincah menari kecil di sana. Sebetulnya, aku merasa risih. Tapi, mau bagaimana lagi. Aku harus pandai memainkan drama untuk sementara ini. Sedangkan kulihat, Risa tak merespon pertanyaan ku. Dia malah asyik memperhatikan sikap mesraku dengan Mas Rengga."Aw, geli!" pekik Mas Rengga seraya tertawa. Sontak, membuat bola mata Risa mendelik sempurna. Mas Rengga yang tak sengaja, langsung menatap Risa dengan pandangan merasa bersalah. Namun, aku bisa melihat jika Risa mengalihkan tatapannya pada suamiku. Kentara sekali dia sedang marah karena membuang muka. Mungkin dia kepanasan melihat aksi mesra yang kami tunjukkan."Ayo, kita makan! Ini tamunya kebetulan sudah datang!" ajakku seraya berjalan ke meja makan