Share

Bab 6

"Benar, kartu itu memang bukan milikku," jawab Nicholas.

"Menyedihkan, apa hebatnya menggunakan barang orang lain untuk menyombongkan diri? Apakah kamu pikir dengan seperti itu bisa mengubah nasibmu yang miskin?"

Nicholas sedih dan sakit hati saat membaca pesan itu. Akhirnya, dia memilih untuk menyimpan ponselnya. Sekarang, dia sudah tidak memedulikan pandangan Felita. Walaupun Felita mengira kalau dia menggunakan kartu orang lain, dia juga tidak peduli.

Bagi Nicholas, gadis itu hanyalah mimpi buruknya. Karena sudah terbangun dari mimpi buruk, dia tidak akan memikirkannya lagi.

Nicholas menyimpan ponselnya, lalu melihat ke setiap sudut kamar, sebagian besar orang sudah tidur. Nicholas pun membalikkan badan dan juga tidur.

Pada pagi hari, ponsel Nicholas kembali bergetar. Dia mengangkat panggilan tersebut, lalu terdengar suara Monica yang mengomelinya.

"Nicholas, sudah jam berapa sekarang? Apa maksudmu? Aku akan memberikanmu 10 menit. Kalau dalam 10 menit kamu tidak datang, aku akan menahan gajimu selama setengah bulan!"

Nicholas bergegas bangun, lalu melihat waktu yang sudah menunjukkan pukul 10 pagi.

Hari ini adalah hari minggu. Berdasarkan peraturan di Restoran Lataza, hari ini para pegawai harus tiba lebih awal dan bekerja penuh waktu.

"Aku akan tiba dalam 10 menit!" Nicholas bergegas menjawab, lalu melompat dari tempat tidur dan bersiap-siap.

Meskipun tadi malam Nicholas dan Monica sempat beradu mulut, gaji selama setengah bulan masih belum dibayarkan. Nicholas tidak mau hasil jerih payahnya hilang begitu saja.

Sepuluh menit kemudian, Nicholas tiba di depan pintu Restoran Lataza yang berada di pintu barat kampus.

Monica memiliki rambut hitam panjang dan wajah yang manis. Dia memang sangat memesona. Hari ini, dia mengenakan kaus lengan pendek berwarna merah muda yang dipadukan dengan rok mini berwarna merah serta sandal jepit yang menggemaskan.

Monica duduk di depan restoran sambil memandangi Nicholas yang sedang berlari. Kalau dilihat dari penampilannya, Monica memang cantik dan menggemaskan. Wajar saja bila dia dijuluki sebagai primadona kampus.

"Sudah jam berapa sekarang?" Monica pun berdiri saat Nicholas tiba di hadapannya. Kemudian, Monica mencubit pinggang Nicholas sambil berkata dengan dingin, "Apa yang kamu inginkan? Kalau sudah tidak mau bekerja, katakan saja sejak awal! Restoran ini tidak menggaji orang yang malas! Beraninya baru bangun jam segini. Kamu benar-benar menganggap dirimu sebagai tuan muda?"

Nicholas hanya tersenyum canggung dan menjawab, "Tadi malam aku minum alkohol."

"Siapa yang menyuruhmu minum alkohol? Memangnya kamu tidak tahu hari ini harus bekerja?" Monica menatap Nicholas dengan sedikit jijik dan berkata, "Kamu? Pergi minum-minum? Hanya dengan gaji yang tidak seberapa itu, kamu mau berpura-pura kaya dan menggoda gadis-gadis polos? Kamu tidak berkaca, ya? Memangnya kamu tidak malu pergi minum-minum?"

Nicholas sudah terbiasa mendengar hinaan Monica. Jadi, dia tidak begitu memedulikannya.

"Namanya juga anak muda, wajar saja pergi minum-minum. Siapa yang tidak pernah muda?" kata Charles, ayah Monica, yang berjalan keluar dari restoran.

Nicholas tersenyum kepada Charles. Kalau ditanya alasan bertahan, Paman Charles adalah satu-satunya alasan bagi Nicholas untuk bertahan di restoran ini.

Saat tidak memiliki apa-apa, Paman Charles yang menyadari bahwa Nicholas tidak memiliki uang untuk makan. Nicholas bisa membiayai hidupnya sampai sekarang karena Paman Charles mempekerjakannya di restoran ini. Kalau bukan karena Paman Charles, dia sudah mati kelaparan.

"Masuklah, hari ini mungkin akan sangat sibuk," kata Charles sambil tersenyum dan melambai kepada Nicholas.

Nicholas ragu selama beberapa saat, lalu berbalik dan masuk ke dalam restoran.

Monica memandangnya dengan sinis dan tersenyum dingin. "Dasar miskin! Sudah tahu tidak punya uang, masih mau merusak usaha keluarga kami?"

"Jangan bertengkar lagi!" kata Charles sambil menghela napas.

"Pa, kenapa membelanya? Lihat saja kinerjanya, Papa masih mau membelanya?" Monica marah sampai mengentakkan kaki, lalu berbalik dan masuk ke dalam restoran.

Nicholas tidak berbicara, dia menoleh dan melirik Charles yang hanya tersenyum pahit.

Kemudian, Nicholas bergegas beranjak ke dapur dan membantu mencuci sayur. Restoran ini dikelola oleh Charles dan Sherly, istrinya. Sebenarnya, mereka berdua bukan penduduk asli Kota Mano.

Keluarga Charles pindah ke Kota Mano dan membuka restoran di sini karena Monica diterima untuk berkuliah di Universitas Mano.

Setelah selesai mencuci sayur, Nicholas membawanya ke dapur. Saat hendak berbalik, dia melihat Sherly yang turun sambil cemberut.

"Nicholas, hari ini kamu datang kesiangan. Jadi, aku tidak bisa memberikanmu gaji penuh." Sherly memegang sehelai kain lap dan menggunakan celemek. Meskipun sudah berusia 40 tahun, dia masih terlihat cantik.

Sherly menatap Nicholas dengan dingin dan berkata, "Jangan salahkan aku, ya! Aku hanya menjalankan aturan dan kesepakatan yang berlaku. Benar, tidak?"

Nicholas tersenyum sambil menjawab, "Benar!"

"Em, naik dan bereskan meja di atas. Lap yang bersih, ya! Jangan sampai pelanggan mengeluh kotor." Sherly melemparkan kain lap yang dipegangnya, lalu melepaskan celemek yang dikenakan sambil menatap Nicholas dengan jijik.

Nicholas mengambil kain lap yang dilemparkan dan memandangnya dengan kesal. Ibu dan anak itu memiliki watak yang sama, sama-sama tidak berperasaan.

Nicholas merenungkannya sejenak. Setelah pekerjaan hari ini selesai, pada malam hari dia akan mengajak Charles untuk berbicara. Dia ingin mengajukan pengunduran diri.

Setidaknya, Nicholas bisa membayar kebaikan Charles dengan sering-sering makan di restoran ini.

"Apa yang kamu lihat? Masih tidak cepat bergerak?" Monica memelototi Nicholas dengan galak.

Nicholas berbalik dan naik ke atas.

Menjelang siang hari, tiga mahasiswa Universitas Mano masuk ke dalam restoran.

Ketiga mahasiswa ini berpakaian sangat rapi. Melihat penampilan mereka, pakaian yang dikenakan pasti sangat mahal. Ditambah, dilihat dari perilakunya, mereka bukanlah orang sembarangan.

Mata Sherly berbinar-binar saat melihat ketiga mahasiswa ini. Kemudian, dia mendorong Monica dan berkata, "Cepat, layani tamunya! Ketiga pemuda itu tampak seperti orang kaya. Apa lagi yang kamu tunggu?"

Monica segera menegakkan kepala, dia terlihat sangat antusias dan tersenyum ramah. "Selamat datang, silakan lewat sini ...."

Nicholas hanya dapat menggelengkan kepala saat melihat Monica yang bersikap seperti itu. Ternyata gadis itu sangat materialistis, begitu melihat orang kaya, sikapnya langsung segera berubah. Susah sekali menjadi dirinya sendiri.

"Apakah ada rekomendasi makanan yang enak?" tanya salah seorang pria tampan yang memimpin.

Monica langsung sadar, pria ini pasti kaya raya. Dia pun bergegas merekomendasikan beberapa makanan favorit di restoran ini. Suaranya yang lembut terdengar seperti seekor burung pipit dan membuat orang terasa nyaman.

"Baik, semuanya berjumlah delapan pesanan. Oh iya, tolong bawakan arak yang terbaik ...."

"Baik, aku akan segera menghidangkannya," kata Monica sambil tersenyum manis, lalu berbalik menatap Nicholas. Seketika, wajah Monica kembali menjadi masam. "Apa yang kamu lakukan di sini? Cepat, bersihkan mejanya! Kenapa? Kamu iri melihat para pemuda yang kaya itu?"

Nicholas malas meladeni Monica, dia membuang muka dan kembali membersihkan meja.

Monica cemberut sambil menggerutu, "Norak!"

Nicholas mengangkat kepala dan menatap Monica selama beberapa saat. Perlahan-lahan, Nicholas mulai mengerutkan alisnya.

Sepuluh menit kemudian, Charles sudah selesai menyiapkan semua pesanan dan Monica sendiri yang menghidangkannya.

Monica memang sangat memesona. Beberapa pemuda ini pun menatapnya dengan tatapan bergairah. Tatapan mereka tidak lepas dari rok mini yang dikenakan oleh Monica.

Salah satu pemuda berkata, "Kak Ryan, bagaimana selanjutnya? Gadis itu sangat cantik. Bagaimana kalau kita menikmatinya dulu?"

"Ide yang bagus. Mana boleh kita melewatkan gadis secantik itu?" jawab Ryan dengan dingin.

Begitu mendengar percakapan mereka, Nicholas langsung tersentak. Hatinya terenyuh dan tatapan dingin melintas di matanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status