Share

Bab 7

Beberapa orang ini bukan datang untuk makan, tetapi untuk mencari masalah.

Nicholas mulai mewaspadai mereka, dia berdiri di kejauhan sambil memperhatikan beberapa pemuda itu. Di saat bersamaan, terdengar suara Monica yang memanggilnya. "Nicholas, apa yang kamu lakukan di sana?"

Nicholas menoleh dan melihat wajah Monica yang dingin. Kemudian, Monica berbicara dengan ekspresi sinis, "Kenapa kamu memperhatikan pelanggan seperti itu? Masih tidak pergi ke dapur dan melakukan pekerjaanmu? Entah apa yang dipikirkan oleh ayahku sampai mempekerjakan orang bodoh sepertimu."

"Nicholas, sini! Bantu aku sebentar." Teriak Charles dari dapur, seperti sedang meredakan kecanggungan yang dirasakan Nicholas.

Nicholas meletakkan kain lap, lalu beranjak ke dapur. Di saat bersamaan, terdengar suara "prang" dari luar. Nicholas segera menoleh, dia melihat ketiga mahasiswa itu berdiri sambil menunjuk Monica.

Ketiga pemuda itu sangat menyeramkan. Mereka berteriak kepada Monica, "Apa ini? Apakah kamu tidak melihatnya?"

Monica ketakutan sampai tercengang di tempat. Perlahan-lahan, matanya mulai berkaca-kaca.

"Bagaimana kalian menjaga kebersihan restoran? Kenapa bisa ada lalat?"

"Standar kebersihan kalian sangat jelek. Berani-beraninya membuka restoran di sini!" Ryan terlihat marah besar.

Monica benar-benar kebingungan, dia berdiri di tempat sambil berbicara dengan terbata-bata, "Kami ... tidak ... tidak mungkin ...."

"Tidak mungkin? Lalu apa itu?" Ryan meraih pergelangan tangan Monica dan berkata, "Jelaskan kepadaku! Kalau kamu tidak bisa menjelaskannya, aku akan menutup restoran ini!"

"Maaf, kami selalu menjaga kebersihan restoran kami. Tidak mungkin terjadi hal seperti ini. Hmm, silakan duduk dulu, aku akan segera memeriksa masalah ini." Melihat putrinya yang ketakutan, Charles pun panik dan bergegas keluar.

"Memeriksanya? Buktinya sudah jelas, apa lagi yang mau kamu periksa? Aku lihat, sepertinya kamu cuma mau menghindar."

Wajah Nicholas terlihat sangat masam.

"Aduh, Kak Ryan, perutku sakit." Salah seorang pemuda memegang perutnya sambil menarik Ryan.

"Lihat, temanku sampai sakit perut! Bagaimana ini?" Ryan pun marah besar.

Melihat Ryan yang begitu menyeramkan, Monica ketakutan sampai beranjak mundur.

Dengan wajah muram, Nicholas maju dan memapah tubuh Monica.

Monica menoleh ke belakang, lalu bergegas menarik tangannya dan berteriak kepada Nicholas, "Apa yang kamu lakukan? Apa kamu tidak lihat sedang ada masalah? Untuk apa berdiri di sini? Pergi sana!"

"Jangan berusaha mengubah topik pembicaraan. Temanku sakit perut setelah menyantap makanan di restoran ini, kalian harus ganti rugi! Untuk masalah sebesar ini, minimal kalian harus mengganti rugi sebanyak 100 juta. Kalau tidak mau ganti rugi juga tidak apa-apa, kami akan menuntut restoran kalian. Kami akan menutup restoran ini!" Ryan menatap Monica dengan sinis.

"Apa? Seratus juta?" Monica tertegun sekaligus terkejut.

Wajah Charles juga mulai berubah, dia tidak menyangka akan terjadi kericuhan sebesar ini. Kalau berita ini sampai tersebar, mereka harus menutup restoran ini.

Sherly ketakutan sampai wajahnya memucat.

"Seratus juta, tidak boleh kurang ...," kata Ryan.

"Biarkan aku mempertimbangkannya sebentar. Tenang saja, kami tidak akan curang," jawab Charles.

"Baik, aku akan memberikanmu waktu untuk berpikir. Nanti malam kami akan datang mengambil uangnya. Kalau kamu tidak bertanggung jawab, aku akan menuntut restoran kalian." Setelah selesai bicara, Ryan pun beranjak pergi.

Charles duduk dengan wajah yang memucat. "Seratus juta?"

Uang yang diperoleh selama setengah tahun ini baru mencapai 100 juta. Memangnya tidak perlu makan dan hidup? Kalau Ryan dan teman-temannya mengambil uang itu, bagaimana Keluarga Limawan bisa melanjutkan hidup mereka?

"Pa, bagaimana ini?" Monica langsung menangis.

Sherly melempar kain lap yang dipegangnya. "Bagaimana kita bisa hidup? Kenapa masakanmu bisa ada lalat? Apakah kamu tidak melihatnya? Aku mau cerai! Kalau kamu mau memberikan 100 juta itu, berikan saja! Aku sudah muak menjalani kehidupan yang miskin seperti ini."

Charles mengangkat kepala, tatapannya terlihat seperti memohon.

Nicholas merasa sangat kasihan saat melihat tatapan Charles. Sherly hanya ingin hidup bersenang-senang, tetapi saat dilanda masalah, dia malah memilih untuk kabur.

Lagi pula, ini hanya masalah 100 juta. Untuk apa dibesar-besarkan sampai mau cerai?

"Paman Charles, semua ini bukan salah kita. Tadi aku melihat mereka sendiri yang membawa lalatnya, lalu memasukkanya ke dalam makanan. Masalah ini tidak ada hubungannya dengan kita. Meskipun mereka menuntut, kita tidak bersalah." Nicholas menghela napas sambil membujuk Charles.

"Apa maksudmu?" Monica memelotot, dia menatap Nicholas dengan tidak percaya. "Lalu kenapa kamu tidak mengawasi mereka? Kalau kamu terus mengawasi mereka, semuanya tidak akan seperti ini."

Kebencian melintas di mata Nicholas. Tadinya, dia ingin mengawasi mereka, tapi bukankah Monica yang memberikannya pekerjaan lain? Kalau tidak, bagaimana hal ini akan terjadi?

"Sebaiknya kita jangan membuang-buang waktu, segera cari cara! Mungkin kita masih bisa membereskan masalah ini," kata Nicholas.

"Benar, benar, kita harus mencari cara." Monica segera bereaksi. "Aku punya teman, ayahnya sangat kaya dan juga membuka restoran. Aku dengar, mereka memiliki beberapa koneksi. Aku akan meminta bantuannya ...."

"Benar, cepat, hubungi dia!" Begitu mendengar kata "kaya", Sherly langsung mendesak Monica untuk menelepon temannya itu.

Monica mengeluarkan ponsel dan hendak menelepon. Namun, Charles mengangkat kepala dan berbicara dengan ekspresi yang lebih tenang, "Nicholas, apakah ada gunanya mencari koneksi?"

"Seharusnya tidak ada masalah. Paman, tunggulah di sini! Aku juga akan menelepon beberapa temanku. Siapa tahu ada yang bisa menolong kita." Nicholas memiliki kesan yang baik terhadap Charles. Jadi, dia tidak mau hanya berpangku tangan saja.

"Baik, terima kasih," kata Charles.

Nicholas mengangguk dan pergi. Namun, Sherly malah menatapnya dengan sinis dan tersenyum dingin. "Dasar anak tidak tahu diri. Memangnya orang miskin sepertimu bisa meminta bantuan kepada siapa?"

"Jangan banyak bicara! Dia berbaik hati menolong kita," bujuk Charles.

"Memangnya berbaik hati ada gunanya? Dia bahkan tidak memiliki teman di Kota Mano. Saking miskinnya, dia bahkan kesulitan untuk makan. Menurutmu, bantuan seperti apa yang dapat dia berikan?" Sherly memelototi Charles, lalu memalingkan wajah dan berkata, "Lihat putrimu! Entah apa yang kamu pikirkan, memasak saja tidak beres. Apa yang bisa kamu lakukan?"

Charles ketakutan melihat raut wajah Sherly. Dia pun langsung terdiam.

Nicholas keluar dari restoran dan berjalan ke sudut jalan. Kemudian, dia mengeluarkan ponsel, lalu menelepon Paman Yona.

Paman Yona menjawab, "Tuan, ini hanya masalah kecil. Aku akan meminta sekretaris untuk menemuimu. Tidak perlu cemas."

"Baik!" Nicholas mengangguk. Akhirnya dia merasa lega.

Saat kembali ke restoran, Nicholas melihat Monica yang sedang menangis tersedu-sedu. "Pa, kata temanku masalah ini sangat berat. Dia bersedia membantu, ta ... tapi, tapi ada syaratnya."

"Syarat apa?" Charles langsung bangkit berdiri.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status