Share

6 - Sidak Mamanya Jordi

"Enggak!" tegas Alice walaupun ia sangat malu. Bisa-bisanya ia melayani bibir Jordi yang menggoda itu.

"Haha ... jangan bohong, loe. Gue tahu loe suka banget kalau gue kiss." Jordi terkekeh geli melihat Alice yang semakin salah tingkah.

"Pret lah loe. Sudah! Gue mau pulang aja." Alice menyingkirkan Jordi dari hadapannya lalu mulai mengambil tas dan sepatunya.

"Eh ... Hana itu masih ada di depan tahu!" ucap Jordi berbohong. Apalagi tujuannya selain menahan Alice lebih lama di dalam apartemennya.

"Serius loe?" Alice menurunkan lagi tasnya.

"Kenapa juga gue gak serius?"

"Jadi kapan gue bisa pulang dong?" tanya Alice yang mulai putus asa. Ia sudah tidak kuat bersama dengan Jordi di satu tempat yang sama. Jantungnya berdebar terus tidak karuan.

"Nanti malam saja. Gue anter loe. Ntar loe pake hoodie sama tas gue aja. Jadi gak ketahuan kalau loe tu cewe. Oh ya ... jangan lupa pakai masker dan kacamata hitam."

"ARGH! Jordi, koq jadi ribet begini sih?" Alice menghentakkan kakinya di lantai. Betapa kesalnya Alice karena ia merasa sangat terjebak di dalam apartemen Jordi.

"Hihi ... nasib loe lah. Udah, sekarang kita nonton aja," ajak Jordi yang berjalan menuju ke ruang tamu, tempat televisi besar itu berada.

"Hais ..." Terpaksa, Alice harus mengikuti Jordi ke ruang tamu. Keadaan seperti ini memang sangat tidak enak.

Alice mendaratkan bokongnya di sofa empuk milik Jordi. Tentu saja Alice mengambil jarak lebih banyak daripada biasanya dan membuat Jordi mengernyit.

"Kenapa jauh-jauh?"

"Males deket sama loe," jawab Alice asal.

"Haha ... Nanti rindu loe," goda Jordi tersenyum nakal.

"PRET!"

KRING! KRING! KRING!

Tiba-tiba ponsel Jordi berdering dengan sangat kencang.

"Siapa?" tanya Alice yang mulai panik. Memang kalau orang sudah melakukan kesalahan, pasti akan dengan mudah panik.

"Mama." Wajah Jordi juga panik melihat peneleponnya.

"Jawab, Jor!"

Jordi menekan tombol hijau untuk menjawab panggilan dari Norita, mama dari Jordi. Kemudian ia menekan tombol loudspeaker agar Alice bisa mendengarnya.

"Halo, Ma."

"Jordi, siapa yang ada di apartemen kamu sekarang? Jawab!" tanya Norita yang sudah berapi-api. Ia mendapatkan laporan dari Hana kalau Jordi sedang melakukan one night stand dengan seorang wanita.

"E-enggak ada, Ma."

"Jangan bohong, Jordi! Mama memang membebaskan kamu, tapi kamu tidak boleh bergaul sembarangan hingga free sex ya! Mama tidak suka itu."

"Iya, Ma. Jordi tidak berbuat macam-macam koq."

"Tapi tadi Hana mengatakan bahwa kamu tidur dengan wanita dari club."

"Enggak Ma. Serius deh. Hana itu tukang bohong."

"Kalau Hana gak bohong, sekarang buka pintu apartemen kamu! Mama ada di depan."

Alice dan Jordi sama-sama membulatkan mata. Norita sudah ada di depan pintu unit apartemen Jordi.

"Gue harus kemana, Jor?" tanya Alice panik. Ia bingung harus bersembunyi dimana.

"Aduh ... sembunyi dimana ini?" Jordi sendiri bingung.

"Lemari?" Waktu semakin berpacu dengan bunyi bel yang sudah ditekan oleh Norita.

"Jangan! Mama suka melihat ke dalam lemari saya," cegah Jordi.

"Terus gue harus kemana dong?" Alice semakin panik. Baru kali ini ia berada di dalam apartemen Jordi dan seperti maling saja.

"Aduh ... kemana ya?" Jordi terlihat sangat panik juga.

"Ah ... gue tahu. Di dalam kitchen set." Alice

"Hah ... serius loe? Tempat itu kan kecil banget." Jordi menatap Alice tidak percaya.

"Gue muat koq. Kitchen set yang dibawah itu pasti tidak akan dilihat sama mama loe."

"Ya sudah. Cepat sembunyi. Ini mama sudah tidak sabaran."

Bunyi bel terus ditekan dengan tidak sabar oleh orang di balik pintu unit apartemen Jordi. Siapa lagi kalau bukan Norita?

Alice langsung berlari dan bersembunyi di dalam kitchen set. Tidak lupa juga ia membawa tas dan sepatu miliknya ke dalam kitchen set agar tidak menimbulkan kecurigaaan bagi Tante Norita. Sangat menakutkan bagi Alice jika sampai mama dari Jordi ini tahu apa yang telah ia lakukan dengan anak sematawayangnya itu.

Jordi melihat dirinya sendiri di pantulan cermin dan menemukan banyaknya kissmark di lehernya, "Ya ampun ... Alice ganas sekali sih." Jordi terkekeh geli melihat maha karya Alice di tubuhnya yang six pack itu. hampir seluruh tubuh Jordi ada jejak Alice.

Pantas saja tadi Hana marah-marah dan menunjuk ke leher Jordi, ternyata memang leher Jordi yang kokoh itu sudah dipenuhi dengan kissmark yang diberikan oleh Alice. Ia segera mengganti pakaiannya dengan turtle neck daripada membuat Norita lebih marah lagi.

Setelah memastikan semuanya rapi, Jordi segera membuka pintu unit apartemennya.

"Hai, Ma," sapa Jordi dengan senyuman sumringah kepada Norita dan ternyata di belakang Norita ada Hana di belakangnya.

"Kamu itu sedang apa sih, Jor? Koq lama sekali?" protes Norita dengan penuh rasa curiganya. Ia melihat ke sekeliling unit apartemen Jordi, sampai saat ini belum ada yang mencurigakan baginya.

"Beres-beres lah, Ma," jawab Jordi berbohong dengan senyumnya yang penuh kepolosan.

"Aneh. Pasti kamu menyembunyikan wanita kan?" Norita mendelik semakin curiga kepada Jordi.

"Ya ampun, Ma ... wanita yang mana pula? Saya hanya sendirian koq daritadi," kilah Jordi dengan senyuman khas-nya yang innocent.

"Tadi Hana bilang kamu baru saja one night stand tadi malam! Dimana wanita itu, Jor?" Mata Norita seperti elang yang mencari mangsa. Terlalu tajam untuk melihat ke sekitarnya.

"Haha ... saya tidak one night stand koq, Ma," ucap Jordi tambah berbohong. "Tapi saya itu bercinta dengan Alice, Ma," gumam Jordi di dalam hatinya. Rasanya Jordi ingin tersenyum sendiri jika mengingat kejadian semalam, meskipun ingatan itu samar-samar, pastinya tadi malam ia melakukan banyak pertempuran sengit dengan Alice sehingga tubuh Jordi dipenuhi oleh banyak jejak kissmark.

"Kenapa senyum-senyum?" Norita melihat gelagat mencurigakan dari Jordi yang tiba-tiba senyum sendiri.

"Mama ... saya itu sangat rindu sama mama. Jadi saya senyum-senyum," rayu Jordi yang langsung memeluk Norita.

"Rindu ... tapi tidak pulang ke rumah!" Norita mencebik.

"Ya ... saya kan mempersiapkan sidang, Ma," ujar Jordi memberikan alasan yang tidak masuk akal.

"Tapi kan bisa belajar di rumah!"

"Kan teman-teman saya yang sidang bersama itu menginap di sini, Ma. Kalau di rumah kan mama jadi risih." Jordi memang sangat mengenal mamanya itu, Norita paling tidak suka terlalu ribut di rumahnya. Rumah Norita adalah rumah yang paling damai di kompleknya.

Sementara Norita masih berbicara dengan Jordi, mata Hana juga sama seperti Norita, seperti elang yang mencari mangsa. Hana menelisir semua ruangan di unit apartemen itu tapi tidak menemukan siapapun. Hana menjadi bingung sendiri, apakah wanita itu sudah pergi atau bersembunyi? Sungguh Hana sangat penasaran dengan wanita yang telah tidur dengan calon tunangannya itu.

"Loe cari apa lagi, Hana?" ucap Jordi yang mengagetkan Hana.

"Cari wanita itu. Kan tadi loe yang bilang kalau loe habis one night stand dan menyuruh gue keluar dari unit loe!" ungkit Hana.

Jantung Jordi berdebar karena sidak dari Hana dan Norita. Semoga Alice tidak ketahuan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status