Beranda / Urban / Godaan Ibu Kos Cantik / 176. Lebih baik nyawaku yang pergi

Share

176. Lebih baik nyawaku yang pergi

Penulis: Harucchi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-05 23:49:42

“Jangan berani mendekat!”

Reno membeliak, langkahnya tertahan dengan kedua tangan refleks terangkat. “Woaaa! Apa-apaan ini? Taruh pisaunya!”

Bukannya menaruh, Karina justru semakin mendorong pisau ke depan—persis ke arah Reno.

“Sekali kamu berani sentuh aku, pisau ini nggak akan ragu buat lukai kamu.” Gerakan tangan Karina lalu pindah ke pergelangan tangannya sendiri. “Atau juga aku.”

“HEI HEI KARINA!” Reno panik, kakinya refleks mendekat, namun Karina lekas mengarahkan pisau untuk membuat Reno mundur.

“KUBILANG JANGAN MENDEKAT!”

“Oke, oke. Turunin dulu pisaunya.” Suara Reno, secara mengejutkan melembut. Suara yang nyaris tak pernah Karina dengar dari mulut Reno untuknya.

“Nggak, sebelum kamu berikan aku tas dan barang-barangku!”

Reno menggeleng dengan mata terpejam. “Nggak bisa Karina. Itu jaminan supaya kamu nggak akan kabur.”

Karina menoleh ke samping dengan wajah mendengus tak percaya. “Kenapa sih kamu nggak mau biarkan aku pergi?”

Reno memasang wajah memelas, yang sama sekali tak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Godaan Ibu Kos Cantik   181. Lepasin Karina, kukembalikan sistem-mu

    Selera Nusantara - Tendean. 14.10 WIBLangkah Reno berayun ringan begitu turun dari mobil dan menyusuri pijakan kayu di area gerbang masuk menuju lahan terbuka dengan meja dan kursi makan menyebar rapi. Di bawah pijakan kayu itu, ada kolam ikan dengan air mancur yang memberi efek suara percikan air yang sejuk dan menenangkan. Sedari tadi, senyum lebarnya awet di wajah. Bukan hanya karena akan menyambut calon investor siang ini, tetapi juga karena kehadiran Karina yang kembali ke jangkauan kontrolnya. Bahkan selama dalam perjalanan menuju restoran ini, dia tak henti menghayalkan dan merencanakan apa-apa saja yang akan dia lakukan pada Karina di hotel sekembalinya dia dari restoran nanti.‘Ah, sial. Hampir turn on duluan.’Saat menangkap dua orang tamunya sedang berdiri menyadar di pilar samping susuran kayu yang mengelilingi kolam ikan, senyum Reno melebar. Satu dari mereka, Pak Theo adalah Vice president dari Sanjaya Group—perusahaan konglomerat properti yang sedang menimbang Selera

  • Godaan Ibu Kos Cantik   180. Sistem restoranmu kuretas

    Alis Dimas mengerut dalam. Mau apa sebenarnya Reno?“Awasin terus Jim. Jangan muncul. Cukup amati dari jauh.” ucap Dimas yang kini menutup laptop, lalu menyambar kunci mobil. Kini langkahnya diayun cepat keluar kamar sambil membawa laptop di tangannya. Kakinya bergerak setengah berlari ke depan lift yang langsung terbuka begitu dia tekan tombolnya. Gegas Dimas masuk dan menekan tombol ‘ground’.Angka yang bergerak di layar panel lift terasa bergerak begitu lambat. Hingga bunyi ‘ting’ nyaring begitu huruf ‘G’ terbaca di panel. Lift membelah terbuka. Dimas melangkah keluar menuju parkiran basement. Bersamaan dengan itu, suara Jimmy kembali terdengar. “Dim, Pak Reno keluar lagi nih dari area lobby. Tapi nggak sama Mbak Karina. Nah, yang kayaknya supir tadi itu … dia … bungkuk hormat ke Pak Reno Dim. Terus berdiri di deket pintu masuk lobby anjir. Apa dia jagain Mbak Karina ya Dim?”Dimas mengernyit, dadanya naik turun karena langkahnya yang tergesa. Dia kini hampir sampai di basement.

  • Godaan Ibu Kos Cantik   179. Jangan sampai kehilangan jejak, Jim!

    Di halaman parkir, Reno mendorong Karina ke kursi tengah mobil. Ternyata, seorang supir yang wajahnya tidak Karina kenali sudah berada di kursi kemudi.“Kamu bakal bebasin aku kan?” Karina membentak ke arah Reno yang duduk di sebelahnya, tepat ketika terdengar suara ‘ceklik’ bersamaan dari keempat pintu mobil—tanda bahwa pintu mobil telah dikunci.“Siapa bilang?” Reno terkekeh. “Menangkap kamu itu susah, sayang. Mana mungkin aku lepas?”“Bajingan kamu Reno!” Karina menggeram, menatap nyalang. Tangannya lalu bergerak cepat menarik engsel pintu mobil di sebelahnya, yang tentu saja sia-sia.Tawa Reno berderai panjang, tampak begitu terhibur dengan keputusasaan Karina. “BUKA PINTUNYA, RENO! BIARKAN AKU KELUAR!”“Drop Karina ke hotel.” Reno menyahut ke arah kursi kemudi. Matanya berkomunikasi dengan sang supir lewat spion tengah. Pria asing yang duduk di baris depan itu menjawab lantang, “Siap, Pak.”Jantung Karina berderap cepat begitu menyadari bahwa mobil yang dia tumpangi mulai berger

  • Godaan Ibu Kos Cantik   178. Karina kirim kode S.O.S

    Karina menunduk di belakang Reno, bergabung di antara kumpulan sosialita—influencer, pejabat dan artis yang sama sekali tak dia kenal. Beberapa kali dia harus melayangkan senyum palsu saat orang-orang berpengaruh dan berpenampilan mewah mengajaknya bicara.Di antara lantunan lagu riang yang dinyanyikan penyanyi papan atas sebagai bintang tamu, Karina menghela napasnya dalam-dalam. “Yang, kamu mau sate nggak?” Reno menoleh ke belakang. Suaranya bernada akrab—sesuatu yang terasa sangat asing sampai menyakitkan telinga Karina.Karina menggeleng dengan raut wajah tegang, sorot matanya yang tajam menghindari Reno. Melihat itu, Reno mendengus kecil. Pria itu menarik tangan Karina ke arah lain. Karina menepis kasar sekali. Namun Reno langsung mengambil tangannya lagi.Sungguh, ini pertama kalinya Karina diajak Reno bergabung dengan lingkaran sosial pria itu. Dulu, mana pernah Reno membawa Karina ke acara pesta atau perayaan apa pun. Satu-satunya pesta yang pernah dia hadiri bersama Reno sel

  • Godaan Ibu Kos Cantik   177. Bersiaplah panik, Reno!

    “Gue lagi di acara pernikahannya anak Menteri sama aktris Yohana. Ini gue barusan lihat Pak Reno turun dari mobil sama Mbak Karina Dim! Gue salah lihat nggak nih, Dim?”Detik itu juga, tangan Dimas mengepal kuat. Dadanya bagai terbakar kobaran murka. “Soalnya, waktu gue nanya di grup pas mau bayar kosan, Agus japri gue katanya Mbak Karina kabur dari rumah, udah nggak tinggal di situ lagi. Si Gembul kan juga sempet bilang katanya ketemu Mbak Karina di apartemen lo. Makanya gue pikir kalian emang tinggal bareng.”Dimas memejamkan mata kuat-kuat. Rambutnya ditarik ke belakang, seolah gerakan itu mampu meredakan pening di kepalanya. Sial. Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana bisa Karina berakhir sedang bersama Reno? Sungguh, kalau sampai Reno berani menyentuh Karina—apalagi menyakitinya, Dimas tak akan rela jika napas pria itu masih berhembus dari hidungnya.“Karina gimana? Dia baik-baik aja?” nada suara Dimas panik. Napasnya memburu karena amarah yang bergolak.Jimmy menjawab santai,

  • Godaan Ibu Kos Cantik   176. Lebih baik nyawaku yang pergi

    “Jangan berani mendekat!”Reno membeliak, langkahnya tertahan dengan kedua tangan refleks terangkat. “Woaaa! Apa-apaan ini? Taruh pisaunya!”Bukannya menaruh, Karina justru semakin mendorong pisau ke depan—persis ke arah Reno.“Sekali kamu berani sentuh aku, pisau ini nggak akan ragu buat lukai kamu.” Gerakan tangan Karina lalu pindah ke pergelangan tangannya sendiri. “Atau juga aku.”“HEI HEI KARINA!” Reno panik, kakinya refleks mendekat, namun Karina lekas mengarahkan pisau untuk membuat Reno mundur.“KUBILANG JANGAN MENDEKAT!”“Oke, oke. Turunin dulu pisaunya.” Suara Reno, secara mengejutkan melembut. Suara yang nyaris tak pernah Karina dengar dari mulut Reno untuknya.“Nggak, sebelum kamu berikan aku tas dan barang-barangku!”Reno menggeleng dengan mata terpejam. “Nggak bisa Karina. Itu jaminan supaya kamu nggak akan kabur.”Karina menoleh ke samping dengan wajah mendengus tak percaya. “Kenapa sih kamu nggak mau biarkan aku pergi?”Reno memasang wajah memelas, yang sama sekali tak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status