"Wah, tumben kakakku ada di rumah ini." Suara itu mengejutkan Noah, tapi sebisa mungkin Noah tidak menolehnya dan hanya menatap depannya. "Sombong sekali." Maxim mendekati Noah kemudian berdiri di sebelahnya. Noah menoleh dan menatap tajam Maxim dengan pandangan tak senang. "Jangan pura pura dekat denganku," kata Noah dengan tatapan yang mengintimidasi. la tahu bahwa Maxim adalah seseorang yang sangat ceria, dia memiliki pikiran positif dan selalu tersenyum seperti itu. Noah tahu itu semua karena Maxim memiliki segalanya sejak kecil, kasih sayang ayah dan ibunya dan juga semua yang ia inginkan selalu mudah dia dapatkan. "Kenapa melihatku seperti itu? Kamu mau memakanku ya?" goda Maxim. Noah mengerutkan keningnya, tak mengerti mengapa ada lelaki bodoh di keluarga Ivanov. "Max!" panggil Ivana. Noah melihat bayangan ibunya tak jauh dari sana. "Makan malam sudah tiba, ayah sudah menunggumu." "Ya Bu!" Maxim menoleh ke arah Noah dan tersenyum. Tapi entah mengapa senyuman itu diart
Jason masih berada di kantor, lalu seorang lelaki muncul kemudian membawakan kabar mengejutkan untuk dirinya. "Bagaimana? Apakah kabar yang beredar itu benar?" tanya Jason. "Saya masih memastikannnya, Pak." "Pecat orang yang pertama kali menyebarkan berita jika Valerie hamil. Dan jangan biarkan kabar ini sampai keluar perusahaan," kata Jason. "Baik Pak." *** Meski tahu jika keputusannya untuk datang ke pesta pertunangan Ruth bukanlah hal yang benar untuk dia lakukan. Tapi Valerie tetap nekat untuk datang ke sana setelah mendapatkan izin dari Noah. Menggunakan dress berwarna sapphire sepanjang selutut. Memberikan kesan yang mewah pada Valerie. Potongan gaunnya ramping di pinggang dan meluas ke bawah dengan lekuk yang mengikuti tubuhnya, menciptakan siluet yang anggun. Rambut panjang Valerie ia gerai malam itu, tersorot wajahnya yang bercahaya dengan riasan wajahnya yang lembut. Valerie memadukannya dengan anting kristal yang berkilauan. Tak berani mengenakan hak tinggi, dia han
Sudah cukup dengan makanan dan minumannya, Valerie akhirnya memutuskan untuk pulang dan kembali. Karena setengah jam sudah berlalu, dan dia harus pergi dari sana. Akan tetapi, baru saja Valerie hendak pergi, dia menyadari jika kapal sudah pergi agak menjauh dari dermaga. la tidak tahu berapa menit kapal ini akan berlayar, tapi dia sungguh ingin segera pergi ke sana apalagi dirinya sudah mulai mengantuk. Di sisi lain, seluruh tamu sudah berkumpul di lantai dek utama kapal saat pestanya dimulai. Hanya tinggal Valerie yang berdiri di geladak kapal. "Baiklah, aku akan menahannya sedikit lagi, aku tak akan tidur di sini. Aku akan pulang," kata Valerie untuk meyakinkan dirinya sendiri. Pandangan laut yang indah tak bisa membuatnya menghilangkan rasa kantuknya. la malah semakin terbuai dan hampir saja terjatuh karena sempat kehilangan kendali. Hingga beberapa menit kemudian, Valerie sudah tidak tahan lagi dan ambruk tanpa ada orang yang menyadarinya. Tapi, satu orang berpakaian hitam da
Di tempat lain di waktu yang sama. Valerie tidur dengan nyenyak di atas kasurnya. Di dekat jendela ada seseorang yang berdiri dan memandang pemandangan laut malam yang indah. "Tuan Muda tidak perlu khawatir, saya datang sebelum lelaki itu menyentuh Valerie," kata Zack pada Noah. "Baguslah kalau begitu. Sampai kapan obat tidur itu bekerja?" "Biasanya enam sampai delapan jam, Tuan Muda." "Kalau begitu kamu bisa keluar dan istirahat di kamar lain. Aku akan memanggilmu jika Valerie akan sadar." "Baik Tuan Muda." Sehari setelah Valerie mengatakan jika akan datang ke pesta pertunangan Ruth. Noah langsung mencari tahu di mana wanita itu akan mengadakan pesta. Zack yang berhasil mencaritahu jika pesta akan diadakan di kapal pesiar kemudian diminta Noah untuk menyewa lantai dua. Karena Noah tahu kalau Ruth akan merencanakan hal menjijikkan seperti ini. Dan sesuai dugaan Noah, semuanya pun terjadi. Zack yang sudah mengikuti Valerie pun tahu ketika istri Noah itu dibawa masuk ke dalam ka
"Aku akan menunggu Valerie dan laki laki itu di sini sampai aku tahu siapa dia," kata Ruth. Kapal sudah berlabuh di dermaga sejak 1 jam tadi, dan Ruth tak langsung pulang dan masih di dalam mobilnya. Damian sudah disuruh pulang oleh Ruth karena dia ingin tahu siapa yang sudah menolong Valerie kali ini. "Awas saja kamu Valerie, kalau sampai aku tahu siapa lelaki itu, aku pasti akan merebutnya darimu." Tak berselang lama, muncul seorang lelaki bersama Valerie. Mata Ruth langsung membesar untuk mengetahui siapa lelaki yang sedang mengenakan kemeja putih yang dia gulung sampai sikunya. "Cih, kupikir sangat tampan, tapi rupanya biasa saja," kata Ruth menghina. "Tampangnya tidak menunjukkan kalau dia orang kaya sekali, tapi kenapa Valerie sangat sopan padanya?" Otak Ruth berpikir keras untuk mengetahui siapa sebenarnya lelaki yang sedang bersama adik tirinya itu. Dia tak langsung percaya kalau lelaki itu adalah orang kaya yang menyewa lantai dua. Ruth masih berada di sana untuk mengikut
Sekarang Valerie masih tak percaya karena bisa duduk berhadapan dengan mantan pengawal yang biasa melindunginya. Berdiri di sebelah mejanya ketika dia makan, tapi kini dia sudah menjadi ayah dari anak yang dikandungnya. "Bagaimana kalau kamu keluar dari pekerjaanmu?" tanya Noah tiba tiba. "Dokter mengatakan kamu tidak boleh terlalu kelelahan." Valerie dengan ekspresi wajahnya seakan tidak setuju dengan hal itu. "Tapi..." "Aku akan menanggung semuanya." "Tapi aku juga ingin mencari uang sendiri, Noah." Noah tak mau membuat perasaan Valerie memburuk. Dia tahu bagaimana sifat Valerie, jadi dia mengalah untuk saat ini. "Berjanjilah kalau kamu akan baik baik saja," ucap Noah. Valerie mengangguk dengan mantap meyakinkan Noah. Tak berapa lama, menu yang dipesan oleh Noah pun datang. Salmon panggang pang yang kaya akan asam lemak dan omega-3 yang baik untuk perkembangan janin. Kemudian udang kukus untuk zat besi. Lalu ada juga kepiting dengan protein yang tinggi. Semuanya Noah pesan
Ruth pulang ke rumah dengan raut wajah yang masam. Jika teringat betapa beruntungnya Valerie saat ini, dia jadi merasa bahwa dunia tak adil karena hanya adiknya itu yang bisa mendapatkan pria kaya tanpa bersusah payah. Anne muncul dengan wajah yang cemas, karena Fredison sejak tadi pagi mencari Ruth tapi tidak menemukannya di mana mana. "Kamu habis dari manal, Ruth? Ayahmu mencarimu ke mana-mana," bisik Anne agar Fredison tidak mendengarnya. "Bu, aku membuntuti Valerie. Dan ibu tau apa? Dia telah mendapatkan jackpot yang besar!" "Apa maksudmu?" Ruth mengembuskan napasnya dengan panjang dan berat. "Dia benar benar mendapatkan lelaki kaya, mana mungkin dia bisa memikat laki laki sementara dia sudah miskin dan tak memiliki apa apa." "Ruth, kamu sudah memiliki Damian. Sebaiknya kamu fokus saja dengan Damian. Jika kamu bisa bersabar, perusahaan itu pasti akan jatuh ke tangan Damian, bukan?" Ruth memutar bola matanya, sejak dia tahu bahwa Valerie memiliki lelaki yang lebih hebat dari
Valerie tak dapat menolak ketika Raya mengajaknya untuk pergi ke kelab malam, karena dia sadar bahwa sahabat satu satunya yang selalu menemaninya adalah Raya. la tak bisa membiarkan Raya berlarut larut dalam kesedihan hanya karena lelaki yang sudah mengkhianatinya. "Tapi kita harus pulang sebelum jam sebelas, oke. Aku tidak mau membuat Noah menungguku," kata Valerie. "Baiklah baiklah, kita di sana sebentar. Aku hanya ingin minum lalu pulang." Awalnya itu adalah janji Raya, akan tetapi ketika jam sudah lewat sebelas malam. Raya tidak mau diajak pulang dan malah menari seperti orang gila. Valerie hanya melihat Raya dari kursinya, mengamati Raya agar tidak melakukan hal aneh yang dapat membahayakannya. Raya seperti bukan Raya sebelumnya, dia yang biasa terlihat kalem kini terlihat sangat luar biasa liar. Bahkan dia membiarkan beberapa orang lelaki memeluk pinggulnya sambil menari. Valerie tahu bahwa Raya sedang patah hati, tapi jika diteruskan maka Raya akan mengalami hal yang tent