Share

7. Umur Hanya Sebuah Angka

Sejak tadi, Ina terus merajuk pada Amir. Bisa-bisanya, pedagang yang menjual permen kapas mengira dirinya adalah anak Amir. Dengan percaya dirinya, si penjual berkata. "Ini, Pak. Anaknya cantik ya."

What The Hell!

Ina yang merajuk, Amir yang terus menggoda wanita itu. "Udah dong ai, jangan marah-marah terus," kata Amir mengusap kepala Ina.

"Lah gimana nggak kesel, orang yang nggak tau selalu ngira aku anak kamu! Mending tuh kalo nggak tau diem aja, jangan sok tau gitu ah, jatohnya norak sekaligus ngeselin!"

Amir terkekeh, memeluk istrinya dengan tangan kanannya. "Yaudah, mau ke mana lagi kita?" tanyanya. Berusaha membujuk istri kecilnya itu yang masih saja merajuk.

"Pulang aja ah, udah nggak mood!"

"Jangan dong, masa sebentar aja kita di sini. Mau ke rumah hantu?" tanya Amir menawarkan sekalian uji nyali.

Amir juga tidak mengelak, jika dirinya dan Ina memang lebih cocok seperti seorang bapak dan anak. Ina memiliki postu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status