Share

5’ Gangguan saat Pencarian

Laptop analisis menunjukkan hasil analisisnya di layar, sontak membuat para tim penyelidikan terkejut karena hasilnya tidak sesuai dengan dugaan mereka.

“Kenapa bisa seperti ini?” tanya Aciel lemas sambil melihat ke layar laptop yang bertuliskan, “Air Liur Serigala Abu-abu” dan “Bulu Beruang Grizzyly”.

Orang-orang yang berada di tim tersebut menghembuskan napasnya kasar.

“Jadi selama ini pencarian kita sia-sia?” saut salah satu orang.

Aciel mendudukkan dirinya di kursi, lalu menyenderkan punggungnya di senderan kursi tersebut. Dia menghela napasnya berkali-kali sambil memijat pelipisnya dan berkata, “Baiklah mari kita lanjutkan sampai dua hari ke depan, jika tidak ada hasil kita kembali ke Alacanist.”

Semua orang menyetujui pendapat Aciel, kemudian Aciel menyuruh mereka semua untuk istirahat hari ini di tenda masing-masing karena besok mulai mencari sample-sample lagi. Aciel kembali ke tendanya dengan langkah gontai. Sesampainya di tenda dia langsung menidurkan dirinya di kasur.

“Hasilnya tidak sesuai yang kau bayangkan yah?” tanya perempuan yang berada di samping tempat tidur Aciel.

Aciel terkejut dan langsung mendudukkan dirinya di kasur lalu berkata, “Astaga Aredel … tolong jangan mengagetkan ku.”

“Sudah kuduga, memang sebenarnya itu adalah serigala atau beruang biasa,” ucap Aredel lalu duduk di sebelah Aciel.

“Jadi sebenarnya yang ku lakukan sia-sia?” lirih Aciel.

“Ya … tapi kau belum mengecek darahnya kan? Bisa jadi makhluk-makhluk itu disihir menjadi besar. Jadi kau harus mencari darahnya, kalau hasilnya menunjukkan itu binatang biasa berarti hewan-hewan itu disihir,” jelas Aredel.

“Baiklah … aku akan mencarinya lagi,” ucap Aciel.

Keesokan harinya

Dengan ditemani suara kicauan burung, bunyi ranting-ranting dan dedaunan yang bergerak karena banyak tupai melompat kesana kemari, membuat mereka tenang dan berfikir bahwa ternyata hutan ini damai sekali. Pagi ini, tim penyelidikan mencari sample ke arah timur barat, mereka diinstruksikan untuk sebisa mungkin mencari sample darah dari hewan, dan itu sangat sulit karena sudah tiga jam mereka mencari namun tidak menemukan apa-apa. Aredel juga ikut mencari bersama mereka, namun karena gerakannya cepat tim penyelidikkan tidak menyadari adanya Aredel disana.

Sreekk

Bunyi sesuatu yang merayap di permukaan tanah.

Aredel mendengar bunyi tersebut, lalu dengan cepat dia mencari tahu dari mana bunyi itu datang. Setelah mengelilingi ke sekitar daerah pencarian, dia tidak menemukan dari mana asal suara itu, membuat dia memutuskan untuk loncat ke atas pohon agar bisa melihat semuanya dari atas.

“Ini buruk,” gumam Aredel ketika melihat sesuatu yang sangat besar sedang merayap mendekati para tim. Aredel bergerak cepat kembali ke tempat Aciel untuk memperingati ada sesuatu di dalam hutan.

Ketika Aredel kembali ke tempat Aciel, muncullah ular raksasa dengan panjang tiga puluh meter. Ular tersebut berwarna hitam legam, dengan kedua taringnya yang sangat tajam, serta mata yang terlihat dingin berwarna merah. Ular tersebut mendesis, dan ketika membuka mulutnya banyak bisa yang keluar. Bisa tersebut sangat beracun sehingga pohon-pohon yang terkena bisa tersebut meleleh.

Orang-orang dari tim penyelidikan berteriak panik. Ular tersebut merayap cepat berusaha mengejar manusia-manusia yang berlari, tetapi dengan cepat Aredel berlari ke hadapan ular tersebut dan membuat lingkaran sihir dari kedua tangannya sebesar sepuluh meter di hadapan ular raksasa itu. Lingkaran sihir milik Aredel berwarna biru dan ungu dengan motif matahari serta bintang di dalamnya. Ular raksasa tersebut berusaha maju ke depan menghentak-hentakkan kepalanya ke lingkaran sihir milik Aredel tetapi percuma, lingkaran sihir itu lebih kuat.

Para tim penyelidikkan terkejut melihat apa yang ada di depan mereka, hingga mereka berhenti berlari demi menyaksikkan apa yang sedang terjadi. Aciel juga terkejut, karena dia tidak menyangka kalau Aredel sampai memperlihatkan wujudnya demi melindungi timnya. Sedangkan Aredel berusaha untuk fokus untuk menahan serangan dari ular itu, bahkan dia sampai tidak memperdulikan tatapan para tim penyelidikkan yang kini sedang melihatnya dengan mata yang menyiratkan rasa penasaran sekaligus kagum.

Aredel berdecih pelan sambil berusaha mati-matian menahan lingkaran sihirnya agar tidak pecah. Ular tersebut kesal kemudian, membelokkan kepalanya ke arah lain yang tidak di lindungi oleh lingkaran sihir milik Aredel. Ular tersebut membuka mulutnya, lalu menyemprotkan bisanya ke sembarang arah membuat para tim penyelidikkan terkena bisa tersebut.

Bisa-bisa tersebut membuat baju para tim meleleh, lalu mengenai kulit mereka hingga melepuh. Aredel terkejut dia membalikkan badanya, lalu dengan cepat lari ke belakang berusaha menyelamatkan beberapa orang yang terkena bisa dari ular tersebut, namun nahas Aredel malah terkena bisa ular itu di kaki kirinya sehingga dia jatuh ke tanah.

“Ahh … sakit,” lirih Aredel.

Aciel berlari mendekati Aredel dengan wajah khawatir lalu berkata, “Kau tidak apa-apa?”

Aredel menganggukkan kepalanya lalu berusaha mengobati lukanya dengan sihir penyembuhan.

“Aku harus membantu,” gumam Aciel.

Aredel terkejut dengan perkataan Aciel, dia ingin memperingatkan Aciel tapi sayang Aciel sudah berlari ke depan mendekati ular tersebut. Sesampainya di depan ular raksasa, Aciel mengeluarkan tongkat dari tas nya.

“Itu kan tongkat yang kemarin,” pikir Aredel.

Aciel mengarahkan tongkat itu ke arah ular raksasa tersebut kemudian, dengan segera dia menekan tombol hijau pada tongkat itu.

Ctarrrr

Tongkat itu mengeluarkan halilintar kecil berwarna putih terang sehingga membuat orang yang melihatnya berusaha untuk menutupi matanya karena silau. Halilintar tersebut langsung menyambar tubuh ular raksasa dan pepohonan di sekitarnya. Ular raksasa itu terbakar oleh api yang dihasilkan oleh halilintar kemudian mati terbakar, begitu juga dengan pepohonan yang terkena halilintar itu. Para tim penyelidikkan kembali panik, melihat api besar yang merambat sangat cepat di pepohonan.

“Ayo kabur dari sini! Hutan ini terbakar!” teriak salah satu orang dari tim.

Aredel yang sudah selesai menyembuhkan dirinya, dengan cepat terbang ke atas langit lalu mengangkat kedua tangannya dan muncullah lingkaran sihir. Aredel membuat lingkaran sihirnya lebih besar dari yang tadi, kemudian dalam sekejap lingkaran sihir tersebut menyala terang dan mengeluarkan air yang sangat deras seperti hujan.

Para tim penyelidikkan kembali terpesona melihat apa yang di lakukan makhluk berkulit putih dan bertelinga runcing nan panjang itu. Mereka menatap Aredel dengan seksama, dengan mulutnya yang terbuka dan manik mata yang menyiratkan rasa takjub. Beberapa menit kemudian, api yang membakar pepohonan mulai padam dan Aredel pun menghentikan sihirnya. Aredel kembali ke tanah, lalu berjalan mendekati beberapa manusia yang terkena bisa dari ular untuk diobati.

“Tidak … jangan sentuh aku!” teriak salah satu orang yang takut karena Aredel mendekat ke arahnya.

Namun Aredel tidak mengihiraukannya, dia tetap berjalan ke arah orang tersebut lalu mengobatinya.

“Kalian semua yang terluka cepat berbaris untuk diobati!” seru Aciel.

Meskipun mereka sudah melihat bahwa makhluk bertelinga runcing itu menolong mereka, namun di dalam hati mereka tetap saja ada perasaan khawatir, kemudian dengan langkah ragu, mereka mendekat ke arah Aredel yang sedang mengobati rekannya.

Beberapa menit kemudian setelah semua orang selesai diobati, Aredel menyuruh Aciel untuk mengumpulkan seluruh timnya. Awalnya Aciel bingung, tetapi dia pun akhirnya menurut. Setelah semua tim Aciel berkumpul di hadapan Aredel dia menangkupkan kedua tangannya di depan mulut, kemudian meniup tangkupan tangannya tersebut.

Pyuhh … Pyuh..

Tiupan dari nafas Aredel menghasilkan bubuk-bubuk halus seperti salju berwarna putih. Setelah dia rasa bubuk putih itu sudah terkumpul banyak, Aredel terbang dengan cepat sambil melemparkan bubuk-bubuk putih tersebut ke mata para tim penyelidikkan. Hal tersebut membuat mereka lemas, dan kemudian jatuh pingsan di tanah.

Aciel terkejut melihatnya lalu berkata, “Apa yang kau lakukan?”

“Aku menghilangkan ingatan mereka. Tidak perlu khawatir dua jam lagi mereka akan terbangun kok,” jawab Aredel.

Aciel menghela nafasnya lega lalu berkata, “Sekarang apa yang kita lakukan dengan ular tersebut?”

“Ambil darahnya, nanti bangkainya akan aku urus,” ucap Aredel.

Aciel menganggukkan kepalanya setuju, lalu berjalan ke arah ular besar yang sudah mati itu. Ketika Aciel hendak mengambil sample darah ular, lingkaran sihir berwarna hitam muncul diatas ular tersebut. Aredel terkejut kemudian menarik Aciel menjauh agar tidak terkena lingkaran sihir hitam itu. Lingkaran sihir berwarna hitam itu menyala, lalu dalam sekejap ular raksasa yang berada di hadapan mereka berdua itu menghilang.

“Apa yang baru saja terjadi?” gumam Aciel.

“Aciel … sepertinya kita terlalu meremehkan musuh kita. Aku yakin hal yang melakukan semua ini bukan makhluk sembarangan,” ucap Aredel.

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status