Share

Penjelasan dokter.

“Kamu gimana sih, Beb masa rambut palsumu bisa ketinggalan gitu. Kalau orang rumah pada tanya aku harus jawab apa coba?” Kudengar dengan jelas obrolan Mas Bayu. Karena saat aku sudah di kamar Mas Bayu sama sekali tidak menyadari kedatanganku. Dia sibuk teleponan di pojok kamar membelakangi pintu.

“Ya, sudah, nanti aku amankan.”

“Bye ... Honey. Maaf ya, belum bisa senang-senang dulu nanti kalau aku sudah sehat kita bebas ngapain aja.”

“Iya, aku janji.” Beh, mesra sekali mereka!

“Setidaknya kalau mau teleponan mesra gitu enggak di kamar ini, Mas. Bikin dosa. Takut keluargamu yang kena akibatnya,” kataku. Mas Bayu langsung balik badan dan mematikan telepon.

“Bisa ‘kan kalau masuk kamar ketuk pintu dulu? Eggak asal nyelonong gitu aja! Udah kayak setan! Tiba-tiba masuk,” protesnya.

“Sudah! Apa perlu aku dobrak sampai jebol biar kamu dengar, Mas!?” sungutku.

“Bisa enggak sih, santai aja ngomongnya. Kalem aja ‘kan bisa. Bisa-bisa kupingku pecah!” bentak Mas Bayu.

“Kalau kamu enggak kasar, ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status