Mendengar pernyataan itu, Zhang Yuan tertawa kecil. Bukannya dia tak tahu akan terjadi hal seperti ini, tapi memang sengaja membawa dirinya masuk ke dalam jebakan hanya untuk mencari tahu siapa dan bagaimana rencana musuh.“Sepertinya kau belum mengenaliku, kasim Ma. Racun biasa seperti ini tidak akan bisa membunuhku! Kau simpan saja penawar racunnya untukmu!” ucap Zhang Yuan memundurkan langkah, mengambil aba-aba untuk bersiap menyerang, “siapa pun yang mencoba menyerang, tidak akan aku ampuni!”Keteguhan Zhang Yuan membuat Ma Jun kesal. Semua prajurit kembali bersiap untuk menyerang dan segera melakukannya saat melihat instruksi dari Ma Jun.Dalam kondisi tubuh yang telah terpengaruh oleh racun, Zhang Yuan membalas serangan dari prajurit. Menjatuhkan mereka satu persatu meski dirinya juga telah mendapatkan beberapa sayatan di bagian tubuh.SLING!....Darah segar memancar. Satu prajurit tergeletak di atas tanah dengan bekas sayatan di leher. Suasana menjadi tegang. Ekspresi
Teriakan yang terdengar membuat Zhang Yuan harus melanjutkan pelariannya yang entah kapan akan berakhir. Dari belakang, pasukan berkuda meringkik keras hingga membuat pengejaran itu terhenti. Namun para prajurit yang telah tergiur dengan iming-imingan Ma Jun tak berhenti mengejar. Mereka turun dari kuda lalu mengikuti Zhang Yuan masuk ke dalam area hutan yang memiliki pepohon besar sama persis. Langkah Zhang Yuan melambat. Diperhatikan lagi sekelilingnya. Ada kabut aneh terlihat bersamaan dengan bunyi lonceng yang entah berasal dari mana. Aura yang ada di dalam hutan tidak seperti biasa. “Berhentilah melarikan diri, panglima Zhang! Kau tidak akan bisa melawan kami semua, jadi lebih baik jangan sia-siakan tenagamu dan menyerahlah!” Para prajurit yang mengejar telah menghunuskan pedang dan bersiap menyerang. Zhang Yuan berbalik lalu berucap, “kalau begitu tunggu apalagi?” Dieratkannya cengkeraman jemari di gagang pedang. Secara bersamaan para prajurit menyerang Zhang Yua
Dua bulan berlalu akhirnya kabar tentang Zhang Yuan diterima Qin Huang melalui prajurit rahasia yang diutus untuk mencari keberadaan. Bersamaan dengan hal itu rumor tentang lelaki yang ditemukan membusuk di tepi perairan meresahkan warga di desa yang tak jauh wilayah benteng perbatasan Utara. Qin Huang secara diam-diam keluar dari istananya dengan membawa prajurit seratus untuk mengawal keamanannya. Bahkan dia secara khusus mengundang Yinping untuk menemani perjalanan itu dengan beralasan hanya sekedar jalan-jalan. “Apa yang kau rencanakan, Qin Huang? Sangat aneh kau mengajakku keluar secara rahasia, bahkan membawa prajurit seratus untuk mengawal,” tanya Yinping menatap datar. “Kau akan mengetahuinya sebentar lagi.” “Cih! Kau berharap rumor yang tersebar itu adalah benar. Kau pikir Zhang Yuan bisa semudah itu meninggal?” ketus Yinping tersenyum remeh. “Aku juga berpikir sama, tapi yang namanya kematian tidak akan bisa dihindari. Memangnya kau berpikir panglima Zhang me
Di daerah hutan terlarang, terlihat seorang lelaki muda tergesa-gesa menemui lelaki tua yang duduk bersemedi di atas sebuah batu besar. Merasa terganggu dengan kedatangan lelaki muda sang lelaki tua menghela napas panjang sembari kedua tangannya bergerak naik turun di depan dada ke bagian depan perut. Begitu mendengarkan perkataan lelaki muda ekspresi kesal berubah, petua itu segera melompat dan terbang dengan cepat. Di sisi lain, tubuh seorang lelaki yang terlentang di atas tempat tidur perlahan menggerakkan jemari tangannya. Kegelapan berganti menjadi terang begitu kedua mata dibuka. “Jangan bangun dulu!” Suara seseorang menghentikan tindakan yang hendak dilakukan. Saat ini Zhang Yuan dalam kondisi lemah dengan suasana dan situasi yang sepertinya terulang kembali. “Sepertinya kau memang berjodoh di tempat ini. Tak menyangka racun mematikan tidak membunuhmu!” Mendengar perkataan itu, Zhang Yuan yang masih kebingu
“A’hu! Hentikan!” Hewan berbulu putih yang tadinya melompat untuk menerkam Zhang Yuan segera mendaratkan kakinya. Mata Zhang Yuan masih terpaku melihat hewan bertubuh besar yang hampir sama dengan tinggi badannya berada tepat di depan. Bahkan masih terdengar erangan kesal tertahan menampakkan taring tajam yang terpaksa harus ditahan. “A-anak baik, patuhi tuanmu, yah,” ucap Zhang Yuan mengangkat pelan tangannya dan meraih kepala hewan berbulu. Namun sebelum tangannya menyentuh kepala, hewan itu segera berpaling lalu berjalan ke arah Ji Kun. “Tidak apa-apa, dia adalah tamu kita. Kau tidak keberatan, ‘kan, jika membagi makan siangmu dengannya?” !!! “Ugh! Ueek!” Perut Zhang Yuan terasa mual mendengarkan perkataan Ji Kun. Tak menyangka daging selezat itu adalah makanan bagi hewan peliharaan. “Jadi daging yang kumakan tadi….” Pertanyaan Zhang Yuan mendapatkan respon anggukkan kepala dari Ji Kun. Mengingat cerita Ji Kun tenta
Napas Zhang Yuan tersenggal-senggal, hutan gelap yang dia lewati secepat mungkin berhasil membawa dirinya keluar dari dalam sana. Selama menyiapkan makanan untuk peliharaan Ji Kun, pikiran Zhang Yuan melayang-layang memikirkan segala macam kemungkinan tentang apa yang baru saja dia lihat. *** “Jadi, kau sudah berhasil mendapatkan makanan untuk A’hu?” Zhang Yuan mengangguk diam. “Kakek Ji Kun, terima kasih untuk semua kebaikanmu selama ini. Sekarang sudah waktunya aku harus kembali—” “Kenapa begitu terburu-buru?” sela Ji Kun melemparkan pertanyaan. Tatapan matanya begitu dalam seolah sedang mengintimidasi seorang tersangka. “Sudah terlalu lama aku berada di sini, kerajaan Song membutuhkanku.” Ji Kun tersenyum menggelengkan kepala, “seseorang yang telah mati tidak akan mungkin dibutuhkan lagi.” “Apa maksudmu, Kakek Ji Kun?” Jawaban yang didengarkan Zhang Yuan membangkitkan kekesalan. Tangannya mencari di lipatan-lipatan pakaian. Ternyata memang benar rumbai pedang telah
“Kau! Semua pria di desa kami telah dibawa para prajurit bajingan itu. Lalu kenapa kau tak ikut ditangkap juga?” Sambil mengomentari sikap para prajurit seorang perempuan meletakkan secangkir teh ke atas meja. “Maaf, aku baru saja sampai. Memangnya apa yang terjadi? Siapa yang memberikan mereka keberanian untuk merekrut paksa?” tanya Zhang Yuan bertingkah tak tau apa-apa. Beberapa wanita mulai berkumpul dan saling menyambung cerita, mengomentari kaisar yang tak punya hati, memaksa semua lelaki baik anak kecil dan orang tua untuk ikut bergabung dalam pasukan militer. “Tidak mungkin! Berhati-hatilah dalam berucap, nyonya. Memfitnah kaisar hukumannya berat!” bantah Zhang Yuan sontak meletakkan cangkir teh ke atas meja secara kasar. “Aku tidak peduli! Justru akan lebih baik jika perkataanku ini sampai ke telinga kaisar jahat itu.” Beberapa wanita mulai mendukung perkataan yang dilontarkan. Mereka bahkan mengeluh selama tujuh tahun ini, ke
Sontak Chao Jiming memandang bingung lalu tertawa kecil, “panglima Zhang jangan bercanda—” “Tuan pendekar, aku tidak berbohong. Aku benar-benar bukan panglima Zhang yang kau maksudkan,” sela Zhang Yuan menggelengkan kepala bersamaan dengan kedua telapak tangan yang melambai di depan dada. Chao Jiming terdiam. Dia masih tak percaya hingga mendekatkan wajahnya dan memperhatikan Zhang Yuan dari atas sampai ke bawah kaki. Bahkan berputar mengelilingi Zhang Yuan, meyakinkan kalau penglihatannya itu tidak salah. Di waktu yang sama, Chen Changyi yang baru saja sampai di dalam gua terdiam melihat ke arah Zhang Yuan. Ekspresi campuran antara senang dan terkejut membawa langkah kaki mendekat hingga berhenti tepat di depan Zhang Yuan. “Aku pikir mataku yang bermasalah. Ternyata ini benar-benar kau, panglima Zhang.” Segera Chen Changyi menekuk lututnya di depan Zhang Yuan, tapi segera dihentikan. “Sudah aku katakan kalian salah orang