Share

Sebuah Kalung Giok

Chrystal mengerjap, menatap ranjangnya yang kosong, dan dia menahan senyum tipis. Dia sudah mengantisipasi situasi seperti ini, dan matanya tertuju pada pengasuh keluarganya, Arum, yang masih berdiri terdiam di pintu. Dengan suara tegas, dia bertanya, "Di mana kalung giokku?"

Pengasuh Arum menelan ludah dengan berat, merasa ada sesuatu yang berbeda dari tatapan Crystal yang biasanya selalu tenang dan penuh pengertian. Kilatan dingin di mata Crystal tanpa sadar membuatnya merasa cemas. Dia menjawab dengan ragu, "Nona Muda Kecil, apa yang Anda maksud?"

Sebuah senyuman tipis terpampang di bibir Chrystal, yang mampu memahami situasi dengan lebih baik daripada siapa pun. Dia adalah anak dari Eric, putra sulung keluarga Hermawan yang sangat dicintai oleh pasangan tua Hermawan tersebut dengan istri yang tidak direstui Hengky Hermawan.

Ketika Crystal berumur 2 bulan, Eric tiba-tiba meninggal, dan Hengky langsung mengusir ibunya bersama kakaknya dari kediaman Hermawan. Seolah memperlakukan Crystal sebagai satu-satunya keturunan Eric dan menjadikan Crystal sebagai pusat perhatian dan kasih sayang keluarga besar Hermawan. Mereka menjaga dan mendampinginya seiring pertumbuhannya, dan Crystal adalah pengingat yang hidup akan Eric, yang meninggalkan warisan yang sangat berharga dalam keluarga mereka.

Namun, saat Crystal mencapai usia sepuluh tahun, kebahagiaan keluarga itu terhenti mendadak oleh sebuah kecelakaan yang merenggut kecerdasannya. Crystal mengalami cedera otak yang parah, mengubahnya menjadi seseorang yang memiliki keterbatasan mental yang signifikan. Ini adalah pukulan berat bagi keluarga Hermawan, yang harus beradaptasi dengan realitas baru yang tidak pernah mereka duga.

Kakeknya, Hengky, yang sebelumnya selalu bangga pada prestasi Crystal, mulai merasa bingung dan takut akan perubahan ini. Dia tidak tahu bagaimana cara mendekati Crystal yang kini berbeda. Kendati begitu, Hengky mencoba untuk tetap mendukung dan mencintai cucunya dengan segenap hatinya. 

Untungnya, bagi Crystal, Neneknya, Retno, adalah sosok yang baik hati yang tetap setia merawatnya. Nenek Retno tidak pernah kehilangan harapan bahwa suatu hari Crystal akan pulih, bahkan ketika harapan itu semakin sulit diwujudkan. Sayangnya, harapan itu tak pernah terwujud karena neneknya jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit, membuat Crystal merasa benar-benar kehilangan tempatnya dalam keluarga dan mengalami kesedihan yang dalam.

Terlebih para sepupu dan kerabatnya yang selalu berpikir bahwa Crystal menjadi penghalang bagi mereka untuk mendapatkan harta warisan Hermawan. Mereka secara terang-terangan menunjukkan ketidaksetujuan mereka terhadap keberadaan Crystal dalam keluarga. Mereka melakukan segala cara untuk membuat Crystal tidak nyaman dan menderita, menciptakan lingkungan yang toksik dan penuh tekanan bagi Crystal.

Perlakuan buruk ini tidak hanya terbatas pada keluarga besar Hermawan, tetapi juga ditiru oleh pengasuhnya sejak kecil, Arum. Arum, yang seharusnya menjadi pelindung dan penyayang bagi Crystal, justru memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan pribadinya. Awalnya, dia menggunakan uang pribadi Nenek Retno yang seharusnya digunakan untuk perawatan Crystal selama masa perawatan di rumah sakit. Arum dengan licik mencuri uang ini untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang seringkali berat. 

Tindakan curang Arum tidak hanya berhenti di situ. Dia juga mulai mencuri barang-barang berharga dari kamar Crystal, entah untuk dijual demi kepentingan keluarganya yang kurang mampu atau diberikan kepada anak-anaknya. Saat ada yang bertanya tentang keberadaan barang-barang tersebut, Arum dengan mudah berbohong, menyatakan bahwa Nona Muda Kecil telah kehilangan barang-barang tersebut, menciptakan rasa ketidakpastian dan kebingungan dalam keluarga.

Perilaku Arum adalah contoh nyata dari seseorang yang berpura-pura manis di depan orang lain namun bersikap tidak adil dan licik pada Crystal di waktu pribadi. Keberadaannya dalam kehidupan Crystal tidak hanya menambah beban emosionalnya, tetapi juga menyebabkan penderitaan yang mendalam akibat perlakuan yang tidak adil dan pencurian yang berlangsung terus menerus.

Pengasuh Arum, yang berdiri di pintu, merasa bersalah saat Crystal menatapnya dengan tajam. Wajah Crystal yang sekarang penuh ketidakpercayaan dan rasa curiga membuat Arum merasa gemetar di dalam.

Kalung giok yang dikenakan oleh Crystal adalah hadiah berharga dari Nenek Retno bersama suaminya, Kakek Hengky, beberapa tahun yang lalu. Kalung itu bukan hanya perhiasan biasa; itu adalah lambang kasih sayang keluarga dan kenangan indah yang selalu terhubung dengan Crystal. Arum sebenarnya sering melihat kalung itu di kamar Crystal, dan dia tahu betul bahwa jika dijual, harga kalung itu bisa mencapai ratusan juta rupiah. Selama ini, Arum belum pernah menemukan kesempatan untuk mencurinya.

Namun, hari ini, keadaan telah berubah. Mungkin karena pemilik asli telah meninggalkan kalung giok itu di atas tempat tidurnya sebelum pergi keluar, dan Arum, dengan liciknya, telah mengambilnya kembali ke kamarnya. Dia berencana untuk menjualnya nanti dan merasa dirinya sangat cerdik.

Namun, dia tidak pernah berpikir bahwa Crystal akan segera menanyakan tentang kalung tersebut begitu masuk ke dalam kamar. Rasa bersalah yang membuncah dalam diri Arum sekarang, dan dia tahu bahwa dia berada dalam masalah besar. Bagaimana dia akan menjelaskan keberadaan kalung itu kepada Crystal, dan apakah Crystal akan mengungkapkan kecurigaannya terhadapnya? Arum menyadari bahwa perbuatan liciknya bisa membahayakan posisinya dalam keluarga Hermawan jika terbongkar.

Dengan tenang, Chrystal bertanya lagi, "Di mana kalung giokku?"

Arum mendengus dengan nada kasarnya yang biasa dan berkata, "Kalung giok apa? Saya tidak melihat kalung giok apa pun! Nona Muda, sepertinya Anda berkhayal."

Namun, Chrystal sangat ingat bahwa itu adalah kalung berharga yang memiliki nilai sentimental karena merupakan hadiah istimewa dari Nenek Retno dan Kakek Hengky. Dia juga tahu bahwa Arum menyadari betapa berharganya kalung giok tersebut dan tengah mencari kesempatan untuk keluar sebentar dari kediaman Hermawan untuk menjualnya demi menghilangkan bukti.

Arum melihat bahwa sindiran tidak akan berhasil, jadi dia mencoba meraih pergelangan tangan Crystal dengan tujuan untuk memaksanya. Namun, Crystal sudah menyusun rencana liciknya.

Sebelum Arum bisa bereaksi, Chrystal dengan cepat meraih pergelangan tangannya dan mendorongnya menjauh dengan tegas. "Pergi!" ucapnya dengan penuh keberanian, menunjukkan bahwa kali ini dia tidak akan membiarkan dirinya lagi diperlakukan dengan tidak adil. 

Dengan keras, Pengasuh Arum jatuh ke belakang, menabrak meja yang berantakan dan menyebabkan keributan semakin membesar. Dia merasa malu dan kesakitan. "Aduh! Aduh....."

Chrystal mengabaikannya dan dengan sengaja memecahkan sebuah vas kaca, menambah keributan. Kemudian, dia menundukkan kepalanya, mencoba menahan kerentanannya, dan menunggu dengan tenang untuk melihat bagaimana orang lain akan merespons.

Tentu saja, respons yang dia dapatkan adalah langkah kaki mendekat dengan cepat. Chrystal justru akan ragu jika mereka tetap diam ketika mendengarkan keributan tersebut. Dan Chrystal menyiapkan dirinya untuk kembali berakting.

Hengky yang berjalan di depannya tiba di depan pintu kamar dan melihat keributan di dalamnya. Ada ekspresi ketidakpuasan di wajahnya ketika dia bertanya, "Apa yang terjadi?" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status