Lahat ng Kabanata ng Jerat Cinta Sang Milyarder: Kabanata 141 - Kabanata 150
171 Kabanata
Surat Perceraian
"Tolong ajukan perceraian untuk suamimu."Celine baru saja selesai makan ketika Dominic memberikan selembar kertas ke hadapannya. Dia tidak langsung mengambilnya dan malah menatap Dominic dengan kening berkerut. Celine bingung mendengar kata 'perceraian' dalam kalimat yang terlontar dari mulut lelaki itu. Namun begitu dia melihat kertas yang diberikan Dominic, Celine akhirnya paham apa maksud perkataannya. "Kenapa? Untuk apa kau melakukan ini? Kenapa kau mengaturku?"Dominic terlihat menghembuskan napas kasar dan duduk di sampingnya. Sorot tegas terlihat di matanya. "Kau hamil anakku. Jadi, tidak ada alasan bagimu untuk mempertahankan rumah tanggamu. Kalau tidak sekarang, kau juga akan bercerai dengan Rayyan saat dia tahu kau hamil anakku."Kedua alis tebal Celine berkerut. Dia tidak setuju dengan cara pandang Dominic dan perintah lelaki itu yang menyuruhnya bercerai. "Aku tidak mau.""Celine, bercerailah dari Rayyan, karena aku akan menikahimu.""A-APA?"
Magbasa pa
Perubahan Suasana Hati yang Tiba-tiba
"Celine, kau harus ingat kata-kataku, orang yang harus kaujauhi selain Jared adalah Tiffany. Jangan dekati dia."Dominic berucap dengan pandangan yang lurus ke depan. Menatap jalanan yang terlihat ramai begitu mereka pulang. Untung saja dia tadi melihat Celine dan bisa membawa wanita itu pergi sebelum Tiffany membawanya. Dominic tidak tahu apa yang akan terjadi seandainya dia terlambat."Kenapa memangnya? Apa karena dia mantanmu? Kau takut?" desak Celine sembari mendekatkan dirinya. Dia menatap Dominic tajam. Jangan katakan, lelaki itu masih memiliki perasaan untuk Tiffany?"Aku tidak bisa menjelaskannya. Ini terlalu rumit, aku tidak mau dia menyakitimu.""Dia hanya sakit hati karena kau memutuskan pertunangan begitu saja. Kau memang berengsek."Mendengar kata 'berengsek', Dominic spontan melirik ke arah Celine dengan bingung. Dia bisa melihat tatapan kesal di mata wanita itu. "Kenapa aku yang berengsek? Wanita itu yang mengkhianatiku. Dia membuatk
Magbasa pa
Memanfaatkanmu
Celine berdiri di depan pintu kamar sang anak. Dia berpikir sesaat, sebelum kemudian membuka pintu dengan pelan. Di meja belajar, terlihat Arion tengah sibuk mengerjakan tugas dan kedatangannya jelas mengganggu kegiatan sang anak."Mama, ada apa? Al lagi ngerjain tugas."Senyum lebar membingkai wajah cantik Celine. Dia dengan pelan melangkah mendekati putranya dan duduk tepat di samping Arion. Tangannya terulur menyentuh kepala anaknya dan memerhatikan apa yang ditulis. Sayangnya, saat dia hendak membacanya, Arion sudah lebih dulu menutup bukunya dengan cemas. "Kenapa ditutup? Mama mau lihat, Al nulis apa.""Bukan apa-apa, Ma. Al mau ngerjain matematika dulu." Arion segera memasukkan buku yang tadi dia tutup ke mejanya dan kembali menulis tugas lain. Celine penasaran, tapi dia memilih tidak bertanya lebih lanjut. Ada hal lain yang lebih penting dari itu. "Al, kata Papa, Al berkelahi, ya? Kenapa Al melakukan itu? Mama dan Papa nggak pernah ngajari
Magbasa pa
Keputusan di Tangan Rayyan
"Jadi, apa yang kalian lakukan sekarang?"Daisy menatap lekat Dominic dan Celine bergantian yang kini duduk di hadapannya. Pertemuan tak terduga saat makan siang, membuatnya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Tentu saja kemunculannya yang mendadak seperti ini berhasil membuat anaknya serta Celine kaget."Apa yang Mama lakukan sekarang?" Dominic balik bertanya."Mama sedang bertanya, bisa kamu serius?"Dominic seketika memutar bola matanya dan mendesah kasar. "Kami sedang makan, sampai Mama datang dan mengganggu.""Di ruangan private seperti ini?" Daisy mencondongkan tubuhnya dan menatap penuh selidik pada Dominic. Dia mencium niat busuk sang anak. Lalu pandangannya kemudian beralih pada Celine. Tatapannya terlihat datar, tidak seperti sebelumnya yang penuh senyum. "Kamu, kenapa kamu bersedia pergi dengannya? Kenapa tidak menolak? Bagaimana jika Dominic melakukan sesuatu yang buruk padamu?"Celine tergagap. "I-itu—""Ma, berhenti me
Magbasa pa
Sebuah Tragedi
"Kau sekarang puas?" Celine mendelik tajam ke arah Dominic. Dia keluar dari restoran dalam keadaan kalut setengah bingung. Perkataan Daisy membuatnya merasa terusik. Dia terganggu dan tidak bisa berhenti memikirkannya. Bercerai dan menikah dengan Dominic atau berpisah dengan anak yang bahkan belum dia lihat. "Tidak. Aku belum puas sebelum kau menjadi milikku."Tempat parkir yang cukup sepi, membuat Dominic tidak ragu untuk merangkul pinggang ramping wanitanya. Dia berniat mencuri ciuman di bibir Celine, sayangnya secepat kilat wanita itu menghindarinya."Berhenti melakukannya di tempat umum." Celine menutup wajah Dominic dengan salah satu tangannya, namun lelaki itu tanpa diduga malah menjilat tangannya dan membuat Celine kembali menariknya. Dia sampai harus mengeluarkan tisu basah untuk membersihkannya. "Itu sangat menjijikkan.""Apa pun tentangmu, tidak ada yang menjijikkan bagiku."Celine hanya bisa mendengkus kasar. Dia tidak percaya dengan ucapan
Magbasa pa
Bukan Salahmu
Isak tangis memenuhi area pemakaman. Celine bersimpuh di pusara sang mertua bersama suaminya. Tragedi kecelakaan itu telah menjadi akhir bagi kehidupan Mira. Celine tidak menyangka jika mertuanya akan pergi meninggalkannya begitu saja. Menyisakan luka mendalam bagi dia dan suaminya. Beberapa dari keluarga Rayyan turut hadir dan juga ikut bersedih. Meski tidak ada yang bisa merasakan kesedihan mendalam seperti apa yang dirasakan sang suami. Celine merasa bersalah dan hanya bisa menyalahkan dirinya atas meninggalnya Mira. Ini salahnya yang tidak bisa menahan mertuanya lebih kuat atau mungkin, ini salahnya karena dia menarik Mira yang ingin pergi. Hanya karena dia takut Mira akan mengadukan perbuatannya pada Rayyan, dia telah bertindak egois dan menyebabkan mertuanya meregang nyawa.'Bu, maafkan aku,' sesal Celine dalam hati.Suasana di pemakaman itu mendung dan kini awan hitam sudah berkumpul. Membuat satu persatu orang-orang di pemakaman mulai beranjak dan pergi.
Magbasa pa
Katakan Kau Mencintaiku
"Aku tidak tahan lagi, tolong biarkan aku hidup bersama Rayyan. Tolong biarkan aku bebas. Ini terlalu menyakitkan, Dominic. Aku akan membayar uangnya," ucap Celine dengan suara tersendat-sendat. Matanya berkaca-kaca. Dia sudah sangat lelah menanggung rasa sakit dari hubungan gelapnya. Rasa takut, rasa bersalah dan depresi, sangat mengganggu dan membuat Celine takut dia menjadi gila. Melihat suaminya masih diam-diam menangis setelah lima hari kematian mertuanya, membuat Celine tersiksa. Semua ini tidak akan terjadi seandainya hubungannya dengan Dominic tidak pernah ada. Mereka telah melukai banyak hati. Celine takut, akan ada hukuman yang setimpal atas perbuatannya. Dia ingin memutus karma buruknya sebelum terlambat. Namun sayangnya, Dominic masih saja keras kepala dan malah memeluk erat tubuhnya."Tidak, aku tidak mau melepasmu. Aku sudah bilang, ceraikan suamimu. Itu adalah jalan satu-satunya yang kuberikan. Itu juga solusi untuk semua masalahmu. Kau itu milikku, Ce
Magbasa pa
Pengakuan Dosa
Celine membuka pintu rumahnya dengan pelan. Dia tidak mau kedatangannya membangunkan sang suami. Namun sialnya, begitu pintu terbuka, justru Celine harus mendapati keberadaan Rayyan yang duduk melamun di kursi. Kedatangannya seketika mengalihkan perhatian sang suami yang menoleh. "Dari mana saja kamu, Celine?"Pertanyaan dengan nada suara yang sedikit berbeda, terdengar di telinganya. Itu membuat Celine mengernyit bingung. Meski begitu, dia berusaha tersenyum dan berjalan mendekati suaminya. Celine duduk di samping Rayyan dan berniat menyentuh suaminya. Sayangnya, reaksi yang Rayyan perlihatkan, justru membuat Celine keheranan. Suaminya menghindar ketika dia hendak menyentuhnya."R-rayyan, ada apa? Kenapa kamu menghindariku?" Celine tergagap. Dia kembali berusaha menyentuh lengan suaminya, tapi lagi-lagi Rayyan menghindar dan membuang muka. Sikap tersebut, menimbulkan tanda tanya besar untuknya. "Jawab pertanyaanku, habis dari mana kamu?"Celine
Magbasa pa
Masih Bisakah Diperbaiki?
Celine meringkuk di atas ranjang sendirian. Tidak ada Rayyan di sebelahnya. Suaminya tidak tidur di sampingnya dan dia hanya bisa meratapi semuanya sambil menangis. Dari semalam, sampai fajar menyingsing, tak sedikit pun Celine bisa memejamkan mata. Dia hanya berbaring dan menyesali semuanya yang terlampau terlambat. Matanya mungkin memerah dan bengkak, tapi hatinya jauh lebih dari itu.Rumah tangannya juga tidak akan mungkin bisa terselamatkan. Celine ragu kalau Rayyan akan memaafkannya. Meski lelaki itu meminta waktu untuk berpikir. Rayyan pasti sangat sakit hati dengan semua ini. Celine benar-benar sangat bodoh. Dia juga tidak bisa mengatakan sejujurnya. Alasan kenapa dia tidur dengan Dominic. Celine takut Rayyan akan terluka karena dia melakukan ini untuk melunasi utang mertuanya.Sambil menghapus kesedihannya, Celine terduduk. Dia perlahan bangkit dan berjalan keluar kamar untuk menyiapkan sarapan seperti biasa. Namun sebelum itu, Celine berjalan ke arah kamar anaknya
Magbasa pa
Segera Akhiri Semuanya
Celine masuk ke ruang kerjanya dengan mata sembab. Dia tidak semangat untuk bekerja hari ini. Jika saja dia tidak terjebak oleh perangkap Dominic, mungkin Celine masih bisa menuruti permintaan Rayyan dan menjauhi lelaki itu. Namun kini, semua tidak bisa lagi. Sekarang, bagaimana caranya dia menyelamatkan pernikahannya? Sementara dirinya masih tetap melayani Dominic.Clek.Pintu ruangan kembali terbuka. Orang yang baru saja dia pikirkan, kini sudah muncul dari balik pintu. Mata mereka seketika bertatapan, tapi hanya sesaat karena Celine menundukkan kepalanya dan memberi hormat. "Selamat pagi, Pak.""Celine, ada apa dengan wajahmu?"Celine terlambat menghindar. Dominic sudah lebih dulu mendekat dan menyentuh dagunya. Membuat mata mereka kembali bertatapan. "Tidak apa-apa, tolong jangan seperti ini."Celine menggenggam tangan Dominic dan berusaha menyingkirkannya. Dia teringat ungkapan cinta yang terlontar dari bibir lelaki itu. Keadaannya sudah benar-benar tid
Magbasa pa
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status