All Chapters of Dikira Miskin Saat Pulang Kampung: Chapter 21 - Chapter 30
304 Chapters
Astri Hamil?
  Langkah Leha mendadak berhenti. Dada wanita tua berdegup kencang mendengar teriakan Astri. Dia menoleh, menatap nanar pada calon mantan istri Tomi. Bagaimanapun, talak yang sudah Tomi lontarkan tidak bisa dicabut. Talak tiga. Sulit bagi mereka untuk kembali rujuk.           "Aku ... aku hamil, Bu. Anak ini ... buah hati Mas Tomi, calon cucu Ibu." Astri menangis dengan memeluk kaki Leha. Hati Halimah bagai teriris belati melihat betapa pedih cobaan yang menimpa keluarganya. Apalagi melihat Astri yang sebentar lagi menjadi janda tapi justru dalam keadaan hamil.           "Jangan berbohong. Kamu tau konsekuensinya jika kamu berb
Read more
Rencana Menghancurkan Halimah
          Nafas Halimah memburu mendengar Astri membicarakan kematian sedangkan Bapak dan Ibunya masih sehat saat ini. Leha yang mendengar keributan, hanya mampu bersembunyi di dalam kamar dengan meremas baju yang menempel di dada. Hatinya sesak. Sakit. Jiwanya terluka karena perilaku Astri yang begitu tidak menghargai hidupnya selama ini.                               Kedua tangan Halimah terkepal. Entah, sejak kejadian yang menimpanya beberapa jam lalu, emosi wanita itu semakin tidak stabil. Vano, Sang Suami dengan sigap membawa tubuh Halimah dalam pelukan. Bahkan beberapa tetangga ikut berteriak saat Halimah melayangkan tangannya di pipi Astri.   &
Read more
Ada apa dengan Hesti?
  Arini mengangguk mantap dengan gigi bergemeletuk mendengar saran dari Astri. Setelah memastikan perjanjian mereka nanti malam, Astri pergi menuju Rumah Sakit. Tujuannya saat ini adalah menemui Tomi demi melancarkan aksinya.           "Pokoknya aku harus dapatkan warisan jatah Mas Tomi. Enak aja, Halimah mau nguasain semuanya!" gumam Astri.           ______________________        Eni menangis di depan rumah Nur, karena adiknya itu tidak mau membantu membebaskan Tarjo. Nur marah, sebab Tarjo sudah melibatkan
Read more
Awal Kehancuran Hesti
   "Sudah bercerai kan?" sela istri sah Brian dengan lantang. "Saya sudah hafal dengan semua bualan lelaki mokondo itu pada pasangannya. Dan kebetulan, anak Ibu malah berani-beraninya datang ke rumah saya dan berzina di sana."        Penjelasan istri Brian membuat kasak-kusuk tetangga semakin santer terdengar. Wajah Eni memerah menahan malu mendengar wanita di depannya mengatakan jika Hesti sudah berzina.        "Bu ...," lirih Hesti memelas.        Tidak lama setelah itu, Pak RT datang dan mengkondisikan situasi. Wanita yang mengaku sebagai istri Brian diajaknya masuk ke dalam rumah En
Read more
Menemui Psikiater
  "Bagaimana keadaan Mas Tomi, Pak?" Mas Vano memberondong Bapak dengan banyak pertanyaan, sementara aku dan Ibu kini memilih duduk di samping ranjang Mas Tomi.           "Beruntung tusukannya tidak terlalu dalam," sahut Bapak lemah.        Aku ingat, sebelum berangkat tadi sempat mampir ke Cafe dan membungkus makanan untuk kami semua, mengingat belum ada yang sempat sarapan karena kejadiannya memang begitu cepat. Bahkan, aku mengesampingkan rasa nyeri di sekujur tubuh demi bisa ikut melihat Mas Tomi disini.          
Read more
Sisi Iblis Astri
      Brian pergi meninggalkan rumah Hesti dengan terburu-buru setelah kedatangan ojek online di depan rumah Eni. Tanpa menoleh ke belakang lagi, Brian meminta sang driver untuk menarik gas dengan kecepatan penuh.           "Cepet, Bang!" Tepuk Brian di pundak lelaki yang duduk di depannya.           Hesti melambai-lambaikan tangannya sambil tersenyum sumringah. Sementara Brian enggan menoleh sedikitpun membuat bibir Hesti sedikit mengerucut.           Saat tubuh Brian semakin hilang dari pandangan, Hesti kembali masuk ke dalam rumah dan menghempaskan bokongnya di kursi tua milik keluarganya.      
Read more
Hesti Tertipu
        "Kondisi Bu Halimah tidak begitu menghawatirkan, Pak. Saya sudah berikan jadwal konsultasi hingga sepekan yang akan datang. Jangan khawatir, Bu Halimah baik-baik saja, dia hanya butuh telinga untuk mendengar semua yang dia alami. Tolong ... usahakan selalu bertanya apa yang sedang Bu Halimah rasakan agar dia tidak merasa sendiri. Karena seringkali ucapan orang-orang disekitar cukup berpengaruh pada kesehatan mental kita, Pak."                 Vano mengangguk mengerti. Dia menggenggam jemari Halimah dengan lembut.                        "Kita kembali ke kamar Mas Tomi, Dek?" Halimah mengagguk dan memeluk dokter di depannya
Read more
Sertifikat Sawah
 "Jaga mulutmu, Halimah! Berani-beraninya kamu menghinaku seperti ini. Ingat ya, calon suamiku itu pengusaha kaya, aku bisa melaporkan kamu dengan pasal pencemaran nama baik. Kamu kira cuma kamu yang bisa bermain-main dengan polisi," ujar Hesti. Nafasnya semakin memburu saat melihat bibir Halimah terangkat satu, seolah sedang meremehkan apa yang sudah Hesti banggakan. "Apa kamu lupa kalau aku juga hidup di kota? Mengatasi masalah hukum bagiku sangat mudah. Calon suamiku pasti bisa membebaskan Tarjo dari penjara." Hesti bersedekap dada dan tersenyum penuh kemenangan menatap Halimah.           "Mbak Hesti ... Mbak Hesti. Kamu kira aku nggak tau siapa lelaki yang kamu anggap sebagai calon suami itu? Dia sudah punya istri kan?"           Hesti mengangguk cepat, "Memang! Dan semua tetangga juga tau it
Read more
Pernyataan Cinta Gina
    Kakak iparnya itu membuang muka dengan menghela nafas kasar. Sedangkan Halimah tersenyum tipis tapi melihat gelagat gelisah yang Hesti tunjukan.           Sengaja, Karim menemani Tomi di dalam kamar sementara Leha menemui para tetangga di ruang tamu bersama Vano. Halimah yang tadi memilih beristirahat tiba-tiba keluar dari kamar dan membalas semua ucapan Hesti.           "Udahlah, Gin. Ngapain bahas hal kayak gini disini sih!" gerutu Hesti.           "Udah kubilang kan? Jangan halu, Mbak. Ngakunya pintar tapi mau aja dibodohi laki-laki!" cibir Gina sengit. "Sekarang gimana coba cara kita bebasin Kang Tarjo?"      
Read more
Kedatangan Polisi
          Mendengar nama calon mantan istrinya disebut, Tomi berjalan tertatih menuju dua lelaki berseragam polisi itu di depan rumah. Vano dengan sigap membantu kakak iparnya berjalan, sementara Halimah menggigit bibirnya pelan dengan satu tangan memeluk lengan Leha.           "Ada apa ya, Pak?" tanya Vano.           "Bu Astri mengalami kecelakaan, sekarang sedang dirawat di Rumah Sakit. Motornya ringsek parah dan untuk saat ini berada di kantor polisi, Pak. Untuk dompet dan ponselnya, kebetulan kami bawa. Silahkan," ujar salah satu polisi sembari menyerahkan dompet dan ponsel Astri ke tangan Vano.           "Korban menerob
Read more
PREV
123456
...
31
DMCA.com Protection Status