Semua Bab KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI: Bab 41 - Bab 50
134 Bab
Bab 43
Baru saja Amelia hendak melangkah, beberapa ibu-ibu yang lainnya lebih duku datang, dan menghalangi jalannya. "Waduh, aku baru tahu kalau ternyata ada orang yang olah raga pake pakaian begituan. Ini saya yang norak, apa dia?" "Sudah pasti dia, Jeng. Namanya juga orang pinggiran." "Gak bisa mendapatkan banget, sih. Pinggiran boleh, tapi bodoh jangan," desisnya, lalu mereka tertawa bersama. Amelia menutupi wajahnya yang malu bukan main. Awas saja, akan aku adukan perbuatannya ini kepada Mas Yasa, pikirnya yang ternyata sudah ketebak sama Ibu. "Sudahlah teman-teman semua, aku takut nanti dia ngadu sama anakku, terus nanti aku dimarahin Yasa." Ibu memasang wajah sedih membuat teman-temannya merasa kasihan. "Sungguh anak dan menantu durhaka. Biarkan saja, Jeng, nanti kita kasih dia pelajaran kalau berani ngadu." Ibu-ibu langsung bersiap untuk membuat rencana selanjutnya agar Amelia jera. Amelia berlari menuju ke rumahnya, tapi baru saja sampai di gerbang, ia terjatuh. "Ahhh!" jerit
Baca selengkapnya
Bab 44
"Apa-apaan bos gila itu? Sudah beruntung aku mau menghormatinya beberapa waktu ini, tapi kenapa dia kembali menjadi gila?" Yasa kembali meradang. Kali ini hanya ada rasa benci, kesal, dan kekecewaan yang mendalam di dada Yasa kepada Diko. Bahkan, Angga dan Jordi sendiri tidak tahu kenapa sahabatnya menjadi orang yang penuh kebencian seperti itu. "Sudahlah, Yas. Toh, sekarang Qiera sudah bisa memutuskannya sendiri." Jordi memberikan pendapat yang membuat Yasa kehilangan kata-kata. "Sungguh, aku tidak tahu kalau kalau ternyata bukan orang yang setia kawan." Yasa mencebik. "Bukan seperti itu, tapi yang Jordi katakan memang benar. Qiera sudah tidak berada di bawah kendalimu lagi, apalagi sekarang kau sudah punya Amelia juga," tegas Angga. Yasa pergi ke meja kerjanya. Ia kembali menghiraukan perkataan teman-temannya dan tiba-tiba saja di dalam hatinya ia memutuskan untuk pergi ke rumah orang tua Qiera dengan alasan menjenguk anak-anak. "Kau sih, dia 'kan memang tidak suka kalau ada
Baca selengkapnya
Bab 45
KSIBP 45Yasa sama sekali tidak mempedulikan teriakan Amelia. Ia hanya fokus menyiapkan apa saja yang akan dibawa ke rumah Qiera sebagai oleh-oleh untuk anak-anaknya. "Sebenarnya kita terlambat untuk melakukan hal ini." Yasa tiba-tiba tidak bersemangat dan kembali teringat dosanya di masa lalu. "Benar, lebih baik melupakan daripada mengingat. Karena apa? Sesuatu yang sudah terjadi tidak bisa diputar kembali," tegur Riko. Tiga orang itu kembali terdiam, tapi Amelia malah tertawa terbahak-bahak tanpa menjaga martabatnya sebagai wanita, apalagi ibunya Yasa tidak suka wanita yang tertawa berlebihan seperti ini. "Apa kau pikir kalau kami salah kau benar? Dasar tidak tahu diri!" Ibu menyentuh wajah Amelia dengan kedua tangannya, lalu menekannya sampai Amelia menjerit kesakitan. Riko tersenyum bangga ketika melihat orang-orang yang dulu menyakiti Qiera dan anak-anak saling menyakiti dan menyerang di depan matanya sendiri. "Bu, cukup. Bagaimanapun dia adalah istriku yang sekarang." Yasa
Baca selengkapnya
Bab 46
KSIBP 46 Kedua tangan Yasa mengepal, ia merasa harga dirinya sudah direndahkan di hadapan banyak orang. Terlebih Qiera yang sudah mendengar hal itu malah ikut tersenyum dan membuat amarah Yasa semakin besar. "Bukankah lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali?" Yasa memasang wajah tanpa malu membuat mama Qiera tersenyum sinis. "Ya, tapi anak-anak mau tidak bertemu denganmu?" Mama duduk tepat di samping Qiera dan melemparnya tatapan cuek kepada Amelia yang menatapnya dengan mata berbinar. "Ma, sudahlah." Qiera berusaha menengahi. "Sudah apanya? Selama ini Mama diam ketika melihat kamu disakiti, direndahkan, dijadikan pembantu, dimarahi terus, bahkan dikhianati," sentak Mama emosi Qiera meminta Riko agar membawa anak-anak menjauh dari orangng dewasa, karena sepertinya pertengkaran akan segera terjadi. "Sudahlah, Jeng, yang penting 'kan sekarang kita sudah menyadari kesalahan kita masing-masing, jadi lupakan saja." Ibu ikut bicara. "Lupakan?" Mama berteriak. "Mudah bagi ka
Baca selengkapnya
Bab 47
KSIBP 47 Belum sempat Amelia menemukan di mana Yasa dan keluarganya berada, Mala lebih dulu menunjukkan dirinya di depannya dengan wajah yang siap untuk memberikan ejekan. "Sudah kubilang kau tidak pantas bersama dengan kami," cetus Mala membuat Amelia semakin kesal. "Apa hidupmu begitu datar dan senggang sampai kau ada waktu untuk menghinaku?" "Menghina?" Mala terbahak. "Aku sama sekali tidak punya waktu untuk menghina, karena apa yang aku katakan itu adalah kenyataan." "Wah, wah, teruslah keluarkan kata-kata yang sudah kau siapkan untukku. Lihat saja, aku akan memberikan balasan yang setimpal untuk membuatmu tahu apa akibat dari menyinggungku," tegas Amelia membuat Mala semakin bahagia. "Terserah. Tentunya sebagai keturunan Prayuda dan Bagas, juga istri dari Harun, aku tidak pernah takut dengan apapun yang akan terjadi di dalam hidupku," kekeh Mala membuat Amelia semakin kesal. "Kau!" tanpa ragu, Amelia menyerang Mala dengan berubah mencopot kerudungnya, tapi Mala berhasil m
Baca selengkapnya
Bab 48
KSIBP 48 "Apa?" Amelia tertegun. Ia bingung harus menerima atau tidak uang itu. Kalau diterima, tandanya dia harus beli baju syar'i seperti Qiera, memakainya, dan menjadi bayangan Qiera. Kalau tidak sudah pasti Yasa dan ibu mertuanya akan curiga dengan alasannya meminta uang. "Kenapa, tidak mau segini?" Ibu menatap Amelia dengan lembut, tapi tatapannya tajam. "Mau, Bu." Amelia terpaksa menerimanya. Nanti sepertinya harus beli yang paling murah, pikirnya. Yasa merasa bersalah, tapi pikirannya tidak bisa berpikir jernih. Ia masih teringat dengan Qiera yang kemarin dekat dengan Deri, laki-laki yang dia sendiri tidak tahu ada orang itu. Bahkan ketika mereka menikah dulu, Yasa memang tidak pernah melihatnya. "Ya, sudah, aku pergi dulu." Yasa bangkit dari duduknya tanpa mengucapkan kata-kata indah untuk Amelia, tidak seperti biasa. Namun, Amelia juga justru tidak kepikiran untuk mengantar Yasa, saat ini yang dia pikirkan hanya cari baju yang paling murah agar dirinya masih mendapatkan
Baca selengkapnya
Bab 49
KSIBP 49 "Jangan pura-pura tidak mengerti, Mas, karena semua bukti mengarah padanya, dan menunjukkan kalau Mbak Amel memang bersalah. "Yani berusaha menyakinkan Yasa. "Benar, apalagi selama ini dia selalu berusaha untuk menipu kita semua dengan sikapnya yang pura-pura polos." Ibu ikut menambahkan. Yasa mengacak rambutnya frustasi. Sebenarnya dia sudah sedari lama menyadari ada yang salah dengan sikap Amelia, hanya saja ia tidak punya bukti dan masih tidak tega jika membiarkannya kembali luntang-lantung di jalanan. Ingin rasanya dia menentang semua ini dan menganggap tidak pernah ada yang terjadi, tapi tidak bisa dipungkiri kalau di hatinya hanya ada Qiera, dan anak-anak. Bahkan, beberapa hari ini dia selalu dihantui rasa bersalah yang dalam karena selalu tidak punya waktu kalau anak-anak mengajak untuk menghabiskan waktu bersama. "Jadi benar yang waktu itu Qiera katakan kalau kamu yang mengajak Qiera untuk bertemu?" Yasa bertanya tanpa melihat Amelia, karena hatinya sudah terlanj
Baca selengkapnya
Bab 50
KSIBP 50 Amelia dan Reno dibawa ke rumah Deri, dihadapkan kedua ayahnya yang duduk di kursi roda. Seperti yang diungkapkan Riko, ayahnya Deri ditabrak oleh Amelia hanya karena uang beberapa juta sebagai upah. Padahal kalau dia mau uang, Deri bisa memberikan dia nilai yang jauh lebih besar. "Gue serahkan mereka sama lu sesuai janji yang pernah gue ucap dulu!" Riko mendorong Reno dan Amelia sampai terjerembab di bawah kakinya Deri. Hanya beberapa detik, pemuda itu menunjukkan wajahnya yang kejam. Meski hanya beberapa saat, tapi sudah membuat kedua pelaku ketakutan. Karena mereka sudah tahu siapa pemain sebenarnya. Sejahat-jahatnya mereka berdua, tetap lebih besar kemungkinan Deri akan membalas mereka dengan cara yang berkali lipat sakit. Reno dan Amelia masih punya rasa takut yang tidak dimiliki Deri karena dia punya segalanya. Kali ini mereka berdua memasang wajah pasrah. Amelia hanya bisa meninggalkan pesan untuk anaknya Tiara karena kecil kemungkinan dia bisa keluar dari rumah
Baca selengkapnya
Bab 51
KSIBP 51 "Tidak! Tidak mungkin anakku melakukan hal yang begitu keji!" jerit Ibu, ia tidak terima kalau anaknya difitnah dengan kejam. "Telpon keluarga Qiera dan minta mereka untuk bertanggung jawab atas fitnah Riko!" titahnya. Yasa mengangguk cepat dan menelpon nomor siapa saja yang bisa dihubungi, tapi tidak ada yang mengangkat panggilannya. "Bagaimana ini, Bu?" Yasa melihat ibunya frustasi. "Ayo kita datangi Yani!" Ibu mengambil langkah besar dan membuka memutar kenop pintu, tapi tidak bisa. Pintunya dikunci. Yasa berlari kembali ke kamarnya untuk mengambil kunci cadangan yang tersimpan di lemari, tapi kunci itu tidak ada. Untungnya masih ada satu kunci lagi, tapi dia simpan di gudang. Jadi harus mencarinya lebih dulu dan itu membutuhkan waktu. "Tidak mungkin kalau anakku melakukan itu. Sekarang dia pasti sedang tidur dan mimpi indah, ya, pasti begitu." Ibu terus saja membayangkan kalau Yani ada di dalam dan sedang menikmati tidurnya. Beberapa saat kemudian Yasa kembali deng
Baca selengkapnya
Bab 52
Yani berjalan santai ke arah dapur, duduk, dan mengambil gelas yang kemudian diisi setengah air dingin, dan setengah air panas. "Ah, memang perut hanya akan membaik kalau sudah minum air hangat," lirihnya sambil mengusap perut yang terasa lebih enteng. Ia masih belum menyadari kalau dirinya sedang diintai oleh Yasa. "Untung saja kalau jam segini tidak ada orang di rumah, kayaknya Ibu juga sedang belanja di luar. Syukurlah, aku jadi pulang dengan keadaan selamat," gumamnya lagi dengan sangat bahagia.Yani berjalan dengan riang, tapi langkahnya langsung terhenti ketika melihat orang yang sangat dikenalnya, bahkan ia takuti ada tepat di depan pintu kamarnya. Yani melangkah mundur, tapi sebelum bisa berlari, tangan itu sudah menarik tubuhnya, dan menghempaskan tubuhnya ke lantai. "Sakit, Mas," rintihnya bersikap seperti tidak salah apapun. "Sakit kau bilang?" Yasa tersenyum menyeringai, dia berjalan ke arah lemari sepatu, dan mengambil sesuatu dari sana. "Dengan mudah kau katakan sak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status