All Chapters of Perjalanan Balas Dendam Termanis: Chapter 21 - Chapter 30
134 Chapters
Bab 21 Aku Ikut Kamu
Namun, kemudian Zsalsya teringat pada janjinya untuk merubah masa depan menjadi lebih baik. Yang datang padanya kali ini adalah kesempatan kedua dan ...."Ah, tidak seharusnya aku mengeluh. Ini 'kan memang keinginanku," batinnya sembari mengunyah makanan dan memasukkan sedikit demi sedikit makanan itu.Endrick yang ada di hadapannya terud memperhatikan gerak-gerik Zsalsya. Ia mengambil tisu dan menyeka tangannya. "Apa yang membuatmu banyak melamun?" tanyanya dengan santai.Zsalsya terhenyak kaget. "Tidak ada.""Habiskan makananmu, setelah ini kita pulang."Zsalsya segera menaruh sendok dan garpunya. Ia mengambil tas kecil yang ada di samping dan langsung beranjak. "Kita pulang sekarang saja!" ajaknya. Mengambil air minum dan meneguknya sedikit sebelum ia meninggalkan tempat itu."Makananmu masih banyak.""Biar saja."Endrick bangkit dari duduknya, ia berjalan mengikuti langkah kaki Zsalsya yang sudah terlebih dahulu keluar. Langkah yang ringkih dan seolah kurang tenaga, Zsalsya be
Read more
Bab 22 Diluar Ekspektasi Zsalsya
Bruumm!Zsalsya dan Endrick keluar dari dalam mobil. Mereka berjalan memsuki rumah itu. Zsalsya sedikit malu-malu, ia berjalan di belakang Endrick, tetapi segera pria itu menariknya ke samping. "Kamu itu bukan pembantu, jadi jangan berjalan di belakang saya!" "Tapi saya malu, tidak enak. Kita ini 'kan sebetulnya memang belum menikah," bisik Zsalsya sembari celingak-celinguk ke sana kemari. Memastikan bahwa tidak ada yang mendengar omongannya."Sudah tahu begitu, kenapa terlalu memperlihatkan? Nanti ada orang yang curiga!" balasnya dengan nada pelan pula."Tidak akan. Tidak ada orang di sini."Mereka terus berjalan, hingga semua pelayan wanita berjajar membentuk dua barisan, mereka membungkuk begitu Zsalsya dan Endrick datang."Selamat sore, Tuan muda dan Nona Zsalsya~!" Semuanya serentak menyambut.Zsalsya menggaruk kepalanya, batinnya bertanya-tanya mengenai apa yang dilihatnya saat itu. "Ada apa ini? Memangnya di rumah ini mau adakan acara apa?" batinnya. Pertanyaan itu terus meny
Read more
Bab 23 Tetap Memaksakan Diri
"Pa, Papa mau pergi ke mana?" tanya Mariana kepada Firman yang sudah bersiap-siap. Wanita itu tampak sangat curiga sekaligus penasaran kala melihat penampilan Firman yang rapi di jam yang biasanya digunakan untuk istirahat, karena Firman memang baru saja pulang dari kantor.Matanya terus menelisik penampilan Firman. "Aku curiga kalau dia berselingkuh dengan wanita lain," umpatnya. Tercium aroma parfum yang semerbak di pakaiannya. "Papa ada perlu, jadi harus pergi ke luar dulu!"Nana datang dan menghampiri Firman. Hidungnya mengendus dengan mata yang terus melihat ke sana kemari pada penampilan Ayah tirinya.Saat sebelumnya, ketika berada di kantor, Firman memang tidak memberitahu Mariana mengenai orang yang akan ia temui malam ini.Firman hanya mengatakan bahwa dirinya ada keperluan saja. Ia tidak menjelaskannya secara mendetail karena ia berpikir seharusnya Mariana sudah tahu siapa saja yang akan ia temui."Keperluan yang seperti apa?"Nana melirik ke arah Mariana, begitu pula den
Read more
Bab 24 Hanya Demi Materi
"Pokoknya aku tidak mau tahu, kau harus segera mengawinkan aku dengan anakmu, jika tidak ingin nyawamu kurenggut paksa lewat anak buahku!" desak Kyora, janda yang dijodohkan oleh Rejho.Rejho mendekat, ia mencoba menumbuhkan rasa percaya dalam benar Kyora, agar dirinya suntikan dana yang kian masuk ke kantongnya terus mengalir tanpa henti.Sengaja Rejho menjodohkan anaknya dengan janda itu, agar dirinya mendapat uang yang banyak dan sepuas hati bisa terus memasangkan uangnya untuk berjudi."Tenang saja .... Kamu tidak usah khawatirkan apapun soal itu. Aku akan memastikan kalau dirimu pasti mengawini anakku. Kamu masih mau 'kan sama dia?" tuturnya dengan nada merayu.Kyora memandang wajah Rejho dengan kedua tangan terlipat di bawah dada. Wanita itu seolah tengah membaca pikiran Rejho. "Apa ucapanmu masih bisa dipercaya?" "Tentu saja. Kau bisa membuktikannya sendiri. Tapi sekarang ..."Rejho menggesek-gesekkan kedua telapak tangannya satu sama lain. "Sekarang apa?""Aku sedang butuh
Read more
Bab 25 Mata-mata Buta
"Jangan sampai kehilangan jejak! Terus ikuti!" ucap salah seorang wanita dari sebuah ponsel yang volume suaranya difullkan itu.Dibalik Arzov yang mengemudi mengikuti Firman, rupanya ada orang yang menyetirnya. Memberikannya arahan agar tidak melakukan kesalahan.Sampai akhirnya Firman tiba di sebuah restoran yang mana alamatnya diam-diam telah Zsalsya kirim melalui sebuah pesan singkat sebelum menghubungi Firman.Firman menepikan mobilnya, begitu juga dengan Arzov yang tak henti-hentinya terus menguntit dari belakang. Namun, posisi mobil mereka saat itu agar berjarak dan terhalang satu mobil lainnya yang entah mobil siapa."Di mana mereka duduk?" Firman berhenti sejenak. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh meja yang ada di ruangan itu. Rosmala mengangkat kepalanya dan secara tak sengaja, bersamaan dengan itu ia memberitahukannya kepada Zsalsya. "Itu Papamu sudah datang!" katanya.Sontak, Zsalsya menoleh dan menghampiri Firman. Ia tidak mau jika Ayahnya sampai salah tempat. Terle
Read more
Bab 26 Ada Kejadian Yang Membuat Trauma
"Papa, lebih baik jangan dulu menyetir. Biar Mas Endrick saja yang menyetir, mengantar Papa ke rumah!" ujar Zsalsya berinisiatif."Kalau begitu, kamu antar Mama pakai mobil itu!" sahut Endrick. Seketika Zsalsya langsung membelalak sembari menelan ludah."Kenapa?" tanya Endrick dengan kedua alis terangkat ke atas. Ia merasa aneh dengan Zsalsya."Bukannya kamu tidak bisa--....!"Belum selesai bicara, Zsalsya langsung memotong kalimat Firman yang belum selesai itu. "Tidak apa-apa, bisa kok, Pa!" ucapnya dengan agak ragu."Bagaimana, ya? Apa aku bisa menyetir lagi? Setelah kejadian itu ...," batin Zsalsya sembari membayangkan saat-saat kejadian dahulu.Sebetulnya, jika jauh dari lubuk hati yang terdalam, ia merasa khawatir dengan dirinya. Trauma itu masih ada dan tak kunjung menghilang. Tetapi, kini ...."Zsalsya mengepal erat-erat salah satu tangannya. Ia mencoba menguatkan sekaligus meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia bisa, walaupun keyakinan itu tak sepenuhnya ada."Nak, kalau kamu ti
Read more
Bab 27 Mimpi Buruk
"Mau kamu apa, sih? Kenapa kamu membunuh Papa?!" teriak Zsalsya dengan air mata berlinang.Teriakan semakin histeris dengan tubuh terikat pada sebuah ruang besar yang membuatnya tidak bisa bergerak. Kedua tangan, kaki dan tubuhnya terikat besi.HAHAHAHA.Suara tawa itu kian memuakkan. Ingin rasanya menyumpal mulutnya. Tetapi, tiada daya dan usaha selain hanya diam, menangis meratapi kejadian naas di depan mata.Sampai bangunan besar di tempat gelap itu bergoyang dan ...."Huh, Huh, Huh!" Zsalsya membuka matanya.Ia melihat ke sekeliling ruangan yang tampak berbeda. Perlahan, tangan itu diangkatnya ke depan wajah. "Apa tadi aku mimpi?" gumamnya.Malam yang panjang dan melelahkan pun berakhir. Mimpi buruk yang menyusahkannya pun berhasil ia lewati. Walau setelahnya ia dilanda rasa khawatir yang semakin kuat."Bangun, Nona, sudah siang~!" ucap salah seorang pelayan yang membangunkan Zsalsya. Wanita itu mengenakan seragam pelayan dengan rapi sembari melontarkan senyum manis."Jam berap
Read more
Bab 28 Menghargai Itu Baik
"Aku harus ke atas dulu, Ma!" ujar Endrick sembari melihat ke arah jam tangan yang sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi.Namun, Rosmala yang sudah tahu maksud Anaknya pergi ke lantas atas untuk apa, ia pun sontak memberitahunya."Zsalsya sudah Mama minta pelayan kita untuk menyiapkan!"Endrick melihat ke arah pintu, kemudian duduk kembali di kursi sebelumnya yang ia duduki.Tuk Tuk Tuk.Tak lama dari itu, terdengar suara heels yang semakin mendekat ke ruangan itu. Endrick penasaran dan menunggunya.Setelah memastikan bahwa itu Zsalsya, Endrick mengambil garpu dan pisau kecil yang ditaruh di samping piringnya. Ia pura-pura tidak menunggu Zsalsya, walau sebenarnya ia menunggu."Nak, ayo sarapan dulu!" ajak Rosmala.Namun, Zsalsya hanya berdiri. Ia tersenyum dan mencoba menolaknya dengan halus, agar tidak menyinggung Rosmala."Ma, sepertinya saya sarapan di kantor saja. Ini sudah sangat terlambat. Kebetulan juga pagi ini harus mempresentasikan hasil desain kemarin~!" tutur Zsals
Read more
Bab 29 Mengecoh Isi Pikiran
"Tunggu sebentar!" seru Endrick kepada Zsalsya. Dirinya menghentikan Zsalsya dengan terus berjalan mengikutinya. Melihat Zsalsya yang berjalan kaki, tidak mungkin membiarkannya pergi sendirian.Zsalsya menoleh. Ia berhenti dan langsung kembali untuk menghampiri Endrick."Biar saya antar kamu ke kantor! Sekalian, saya juga mau berangkat ke kantor sekarang!" ujarnya."Baiklah."Mereka memasuki mobil itu. Tetapi, pandangan Endrick terus dibuat penasaran dengan kalung yang melingkar pada leher Zsalsya. Kalung itu kini terlihat jelas karena pakaian yang dibelikannya memperlihatkan bagian dada. Sengaja ia mengirimkan pakaian semacam itu, agar dirinya dapat melihat dengan jelas bagaimana bentuk kalung tersebut."Seperti malam itu, saya masih teringat jelas dengan kalung uang dikenakannya. Tidak mungkin salah lagi, itu pasti dia."Lalu, pandangannya berpindah pada postur tubuh dan warna rambut Zsalsya yang memang tidak ada pada wanita lain. Rambut tebal terawat itu memang hanya dimiliki ole
Read more
Bab 30 Tak Disadarinya
Zsalsya yang terlalu fokus memikirkan hidupnya sendiri. Memikirkan segala kerumitan hidup dan pikiran yang seakan terus mempermainkan dirinya."Nanti saya jemput kamu lagi!" Endrick menepikan mobilnya di depan kantor. Zsalsya yang tengah melamun pun langsung tersadar begitu punggungnya bergesekan agak keras ke kursi.Dibalik mobil, Zsalsya melihat ke sekitar yang ternyata memang sudah sampai di depan kantor. Terlalu lama memikirkan sesuatu, membuatnya tidak merasakan dengan baik perjalanan yang dilewatinya."Sejak kapan sampai sini?""Baru saja."Tangannya menyentuh pegangan mobil, ia membukanya perlahan. Tetapi ...."Kok susah!" Endrick baru ingat kalau pintunya terkunci dan belum ia buka. Ia mendekatkan tubuhnya dan membantu Zsalsya untuk membukakan pintu tersebut.Zsalsya hanya terdiam seraya memandangi wajah Endrick dari dekat. Rahang yang kuat dan wajah tampan yang tidak bisa ia jelaskan lewat kata-kata. "Kenapa aku baru menyadari visualnya yang tampan dan ...."Zsalsya meng
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status