All Chapters of Perjalanan Balas Dendam Termanis: Chapter 31 - Chapter 40
134 Chapters
Bab 31 Aku Tahu Maksudmu
Siang itu, tepat pada pukul satu. Firman berdiri di depan Zsalsya. Keduanya saling berbincang. "Maaf kalau Zsalsya belum bisa melakukan yang terbaik buat Papa. Mungkin Papa kecewa karena aku datang terlambat," ucap Zsalsya, menyesal."Papa mengerti. Sudah. Papa tidak bisa berlama-lama masih ada urusan." Firman menepuk pelan pundak Zsalsya dan berjalan pergi dari sana.Mulutnya mengatup rapat dengan mata yang terus mengikuti Firman melangkah. "Apa Papa masih marah karena keterlambatanku tadi?" Ia hanya bisa mengatakan hal itu dalam hatinya.Tak lama setelah Firman pergi, seorang karyawan datang kepada Zsalsya dan langsung memberitahukan sesuatu padanya."Bu Zsalsya, ada pria yang ingin bertemu dengan Anda!" ucapnya menyampaikan pesan.Zsalsya bertanya-tanya, tetapi kemudian ia teringat pada sosok Endrick yang tadi pagi mengatakan bahwa akan menjemputnya ke sana."Untuk apa dia datang siang bolong begini? Aku 'kan belum mau pulang," gumamnya.Zsalsya menoleh dan tersenyum ramah kepada
Read more
Bab 32 Rayuan Wanita Ular
"Mau makan siang di mana, Pa?" Karena statusnya di hadapan Firman sebagai menantu, walau itu palsu, tetap saja Endrick berusaha memerankan dirinya dengan baik. Ia tidak mau tampak canggung dalam hal apapun.Sebab, rahasia harus tetap dijaga, tak boleh seorang pun tahu. Baginya, yang boleh tahu hanya dirinya, Zsalsya dan Rosmala saja."Bagaimana kalau kita makan di cafe sheigara saja?" Firman mengajukan sebuah tempat yang tak hanya dekat dari kantor, tetapi juga tempat itu memberikan pelayanan terbaik dengan suasana yang membuat nyaman."Baiklah."Firman menyamping, ia memberi jalan kepada Endrick untuk berjalan lebih dahulu dari dirinya. "Silakan duluan!" ucapnya sambil tersenyum."Duluan saja!" sahut Endrick, yang balik mempersilakan kepada Firman. Dirinya merasa tidak sopan jika berjalan mendahului orang tua.Keduanya saling mengalah dan membiarkan salah seorang di antara mereka untuk berjalan lebih dahulu, tetapi keduanya pun seolah menolaknya secara halus. "Kita jalan berdampinga
Read more
Bab 33 Seperti Diinterogasi
Memaafkan cukup mudah, tetapi proses melupakan itulah yang paling sulit. Segala titik kesalahan terbayang jelas dalam kepala. Ada rasa ingin mengakhiri segala ingatan agar lupa untuk selama-lamanya. Akan tetapi, sadar bahwa adanya ketidakmungkinan yang memang tidak dapat diubah. Takdir yang harus diterima dan dijalani apa adanya sekalipun itu menyakitkan."Aku seolah terjebak dalam keinginan dan ambisi yang membuatku lupa jika itu hanya akan menyakitkan. Aku semakin tidak bisa lupa karena kejadian ini kembali terulang. Lalu, apakah jika ambisi ini terus kulanjutkan, apakah semuanya akan berubah? Apakah ada jaminan bahwa takdirku akan menjadi lebih baik?" Pertanyaan itu kian menyelinap dan membuat Zsalsya kebingungan. Tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Tetapi, di sisi lain dirinya pun tak bisa mengakhiri permainan ini.Kini, pilihannya hanya satu. Menjalaninya sampai tiba waktunya ia dapat melihat hasil dari segala usahanya.Sementara di Cafe Sheigara.Makanan yang telah mereka pe
Read more
Bab 34 Masih Rahasia
"Pak Endrick, besok ada meeting dengan klien kita yang waktu itu!" ucap sekretarisnya mengingatkan."Kalau begitu, tolong kamu siapkan semuanya! Saya mau pulang!"Sekretaris itu tampak bingung. Ia terdiam sejenak, tetapi kemudian ia mengutarakan maksud dan keinginannya."Begini Pak, bagaimana kalau kita bahas bersama di luar. Kebetulan saya juga lapar dan belum sempat makan!"Rupanya, sekretaris itu memiliki maksud tertentu untuk mendekati Endrick. Ia sengaja membuat pekerjaan sebagai alasan untuk bersama.Tetapi ...."Maaf, saya buru-buru. Kamu sendiri saja. Oh ya, karena saya tahu belum gajian. Kamu makan saja apapun yang kamu mau, nanti saya ganti sebagai bonus atas pekerjaan lembur kamu!" jelasnya sebelum meninggalkan kantor.Tanpa mempedulikan apapun lagi, Endrick melangkah keluar dari ruangan itu.Sekretarisnya hanya diam mematung dengan wajah kecewa ketika ajakannya mendapat penolakan. Ia merasa Endrick tidak memperhatikan dirinya sebagai sekretaris. Namun, ia menduga sesuatu
Read more
Bab 35 Ternyata Ini Maksudnya
Endrick menepikan mobilnya di depan sebuah mall. Ia turun dari mobil, lalu berlari menuju pintu sebelah untuk membukakan pintu buat Zsalsya.Zsalsya membuka sabuk pengaman itu dan bersiap melangkah keluar. Tetapi, saat hendak keluar, juluran tangan Endrick menghentikan langkahnya. Ia melihat ke arah tangan itu tanpa mengatakan apapun."Ayo, jangan sungkan!"Zsalsya merasa ragu sekaligus gugup. Tetapi, melihat beberapa orang yang memandang ke arah mereka, itu membuat Endrick menarik pergelangan tangannya."Jangan biarkan ada yang salah paham dengan kita!""Pelankan sedikit, pergelangan tanganku sakit!" keluhnya. Endrick melihat ke arah pergelangan tangan Zsalsya. Ia mengubah posisi tangannya dengan sebuah genggaman."Sekarang tidak sakit, 'kan?"Zsalsya hanya terdiam seraya memandangi wajah Endrick. Matanya menatap sayu dengan mulut mengatup rapat. Ada sedikit rasa kagum pada Endrick yang seakan memahami apa yang diinginkannya.Mereka terus berjalan berdampingan sama-sama. Endrick ber
Read more
Bab 36 Semakin Rapat, Semakin Mendekat
Untungnya, penjaga yang ada di sana pun langsung memberi sedikit teguran kepada wanita yang entah siapa dan main serobot itu."Maaf, tolong jangan ambil sembarangan, ya!" Wanita itu berpura-pura tuli. Ia terus melihat-lihat seraya mencoba berbagai macam cincin yang ada di hadapannya."Kita pergi saja!" ajak Endrick kepada Zsalsya seraya meninggalkan tempat itu. Ia sudah terlanjur kesal, tetapi ia tidak ingin mendebat siapapun.Mereka meninggalkan toko itu. Pelayan yang tadi melayani itu pun berusaha mengejar. "Tunggu, Pak! Tolong jangan pergi! Perhiasannya masih banyak dan bisa mencoba yang lainnya!" serunya.Namun, Endrick tidak menggubrik seruan itu. Ia terus berjalan tanpa menoleh sedikitpun ke belakang."Sekarang kita mau ke mana?" tanya Zsalsya."Kita cari tempat yang lain."Sementara itu, wanita yang tadi mengacau di toko perhiasan itu pergi begitu saja tanpa membeli apapun. Ia berjalan perlahan dan terus mengikuti Endrick dan Zsalsya yang tengah saling bergenggaman tangan. Sa
Read more
Bab 37 Wanita Misterius Pengganggu
Kini, ia tidak meminta orang lain untuk bantu mencarikan aksesoris dan pelengkap lainnya. Tetapi, Endrick sendiri yang turun tangan melakukannya untuk Zsalsya.Endrick mengambil high heels yang tingginya sekitar lima centimeter. Pikirnya, heels yang tingginya masih diperkiraan sedang tidak akan membuat Zsalsya kelelahan saat memakainya. "Coba ini!" pintanya. Ia menurunkan tubuhnya dan memasukkan kaki Zsalsya ke dalam heels tersebut.Ada rasa gugup yang mulai tumbuh dalam dirinya. Ia merasa sikap Endrick terhadapnya terlalu act of service. "Apa dia begini juga pada wanita lain?" pertanyaan itu kembali muncul dalam benaknya.Tetapi, ia mencoba memendam pertanyaan itu dan menerima perlakuan baiknya tersebut.Setelah mencoba memakaikannya pada kaki Zsalsya, Endrick berdiri kembali dengan pandangan mengarah pada kaki Zsalsya lalu pada dress yang dikenakannya kala itu."Memangnya kamu tidak ada kesibukan?" tanya Zsalsya tiba-tiba. "Kenapa kamu mengajak saya ke sini?" lanjutnya.Daripada
Read more
Bab 38 Maksud Tersembunyi
Jarum jam terus berputar. Langit orange pun berubah sedikit gelap. Mentari pun telah tenggelam dan kembali pada peraduannya."Ketika sedang ada orang lain, sebaiknya kamu panggil saya, Mas!" bisik Endrick di telinga Zsalsya. Zsalsya menoleh. Ia paham dengan maksud Endrick. Sebetulnya, ia sendiri pun ingin memanggilnya dengan sebutan itu agar tidak terlalu kaku. Hanya saja, ia masih ragu. Takut jika Endrick merasa risih dengan panggilan itu."Baik, Mas."Endrick mengangkat salah satu alisnya di depan Zsalsya. "Kamu tidak gugup sama sekali?" tanyanya heran."Sebenarnya saya memang mau manggil kamu dengan sebutan itu, tapi takut kamu tidak nyaman. Sekarang saya bisa melakukannya tanpa ragu!" Dengan percaya dirinya Zsalsya mengatakan kejujuran yang sempat ia simpan dalam hatinya."Emmm." "Ya sudah, sekarang kita masuk!" Mereka pun berjalan sama-sama memasuki pintu kaca yang lebar. "Sebenarnya aku bosan terus diajak ke restoran. Kenapa dia mengajak ke tempat makan begini?" batin Zsalsya
Read more
Bab 39 Menjalankan Rencana
"Arzov bagaimana? Bukankah kita memiliki dia yang bisa kita peralat kapan saja?" ucap Mariana dengan kedua mata terbuka lebar penuh semangat kala teringat pada orang yang biasa membantu berjalannya rencana mereka.Tetapi, mereka sendiri tidak tahu jika sebenarnya ada tujuan lain yang memang dengan sengaja Arzov sembunyikan."Benar juga, Ma!" sahutnya bersemangat. Tetapi, kemudian semangat itu langsung memudar seketika kala teringat pada rencananya yang kian gagal. "Tapi dia payah, Ma. Masa setiap kali membujuk selalu gagal!" ungkapnya dengan perasaan kecewa.Namun, ambisi yang kuat dalam diri Mariana membuatnya haus pada kekayaan dan status."Pria itu bagaimana? Apa kamu sudah mulai mendekatinya?""Sudah, sih, tapi susah. Dia terlalu cuek dengan wanita lain. Aku heran, pelet apa yang dipakai Kak Zsalsya sampai mau sama wanita seperti itu!" umpatnya sembari meremehkan. "Pokoknya kamu harus terus pepet dia. Pria memang begitu. Awalnya cuek dan terkadang seolah tidak tergoda, tapi kalau
Read more
Bab 40 Pelayanan Terbaikmu
Secara mendadak, Zsalsya yang awalnya tak sadar dengan kedua mata mengatup rapat itu langsung terbangun dan menarik Endrick ke hadapannya."Aku benci pria yang suka berselingkuh!" teriak Zsalsya.Endrick menjadi bingung. Ia yang awalnya ingin menanyakan sesuatu malah harus menyaksikan Zsalsya yang mabuk berat."Padahal sudah kukatakan agar menaruhnya tidak terlalu banyak, kenapa sampai begini?" gumam Endrick.Kondisi Zsalsya yang jauh dari ekspektasinya membuat dirinya kesulitan untuk mendapat informasi yang ia inginkan."Saya mau tanyakan sama kamu," ujar Endrick.Namun, Zsalsya yang sedang diluar kesadaran dirinya membuatnya langsung marah ketika mendengar kalimat itu."Pergi kamu! Aku tidak mau bicara sama orang yang suka selingkuh!"Endrick memaklumi kondisi Zsalsya kini. Dan, sepertinya bukan waktu yang tepat untuk bertanya. "Aku harus mencari cara lain," gumamnya.Zsalsya yang mendengar Endrick berbicara pelan tetapi samar itu membuatnya menduga sesuatu. "Jangan mengumpat di dep
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status