Semua Bab Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja: Bab 21 - Bab 30

Dulu Talia terus menempel pada Nendra dan Nugraha, seperti anak kecil yang kekanak-kanakan, berharap bisa menarik perhatian mereka dengan tangisan dan keributan.Namun, semakin dia membuat keributan, Nendra dan yang lainnya justru merasa semakin muak. Semakin kasar dan kejam dia memperlakukan Limar, Nendra pun akan semakin membela Limar.Limar sangat memahami sifat Talia. Itu sebabnya, dia selangkah demi selangkah memancing agar Talia kehilangan simpati dari Nendra dan yang lainnya.Tadi, dia juga seperti biasa ingin memancing kemarahan Talia, membuatnya bertindak seperti orang gila yang akan mencakar dan berteriak. Namun, kali ini Talia berubah total. Sejak awal hingga akhir, dia tak pernah menanggapi.Semua kemarahan Talia malah ditujukan kepada Nendra dan yang lainnya, dengan kewarasan dan ketenangan yang membuat orang takut.Melihat Nendra tampak sedikit menyesal, Limar mengepalkan tangannya erat-erat hingga menusuk telapak tangannya sendiri. Air matanya pun bercucuran.Dia mendoro

Talia mengangkat kepala dengan bingung. "Apa?""Aku bilang, kakakmu itu belum tentu nggak menyadari kesalahannya." Kata-kata Atmaja membuat Talia terdiam. Melihat gadis itu berkedip kebingungan, Atmaja melanjutkan dengan tenang, "Nendra bukan anak kecil, juga bukan seperti Rahadi yang masih muda.""Dia selalu membanggakan dirinya sebagai pria berbudi yang disiplin dan menjunjung tinggi etika. Mana mungkin dia nggak menyadari kesalahannya? Dia hanya nggak mau mengakuinya."Talia membuka mulutnya, ingin menanyakan alasannya, tetapi Atmaja sudah lebih dulu berbicara, "Karena dia nggak bisa mengakui kesalahan. Begitu dia mengaku, berarti dia harus menerima kalau dia telah mengabaikan hubungan darah. Begitu dia mengaku, berarti dia harus mengakui kalau dia gagal menjaga diri.""Seorang pria berbudi harus disiplin terhadap dirinya sendiri. Apalagi anak bangsawan zaman sekarang sangat mementingkan pembentukan karakter. Nendra selalu membanggakan dirinya sebagai pria sejati. Kalau dia mengaku

Meskipun berada di selatan kota, Gang Awar bukanlah kawasan paling bergengsi seperti bagian barat ibu kota. Namun, wilayah selatan justru menjadi kawasan tersibuk karena terdapat pasar terbesar di ibu kota, dekat dengan dermaga menuju Sungai Fraga, juga banyak kantor pemerintahan terletak di sini.Maka dari itu, banyak bangsawan yang menyukai keramaian memilih membangun kediaman di selatan. Di antara semua tempat itu, Gang Awar yang tenang di tengah keramaian ibarat surga tersembunyi, menjadi kawasan paling mahal di selatan kota.Harga rumah-rumah di kawasan ini tidak kalah dengan wilayah barat, bahkan karena banyaknya bangsawan yang bermukim, satu rumah pun sulit didapat.Sebelumnya saat Atmaja mengatakan bahwa dia memiliki sebuah rumah kosong, bahkan Berlian mengira itu hanyalah rumah biasa. Siapa sangka, begitu masuk, dia langsung takjub.Mereka melewati koridor berpilar indah, mengitari taman besar, melintasi gazebo dan paviliun kecil sebelum sampai ke paviliun utama.Puri membuka

"Kamu yakin?" Wajah Berlian langsung menegang setelah mendengar perkataan Talia. "Kenapa kamu nggak pernah memberitahuku soal ini sebelumnya?"Talia menjawab dengan suara pelan, "Aku sendiri sebelumnya juga nggak terpikirkan."Bukan tidak terpikirkan, tetapi saat itu memang situasinya tidak memungkinkan untuk berpikir lebih jauh.Hari itu, Tresna dan yang lainnya tiba-tiba memanggilnya ke aula depan, langsung mengatakan bahwa Limar adalah darah daging ayahnya.Limar berlutut di lantai sambil menangis, menceritakan kisah lama antara ibunya dan Batara. Saat itu, yang tersisa di benaknya Talia hanyalah pikiran bahwa ayahnya telah mengkhianati ibunya. Dia tidak bisa berpikir jernih sama sekali.Aris membujuknya bahwa Limar adalah darah daging ayahnya. Indriya mengatakan kalau kabar ini tersebar, nama baik ayahnya akan rusak. Limar juga membawa beberapa surat cinta yang ditulis Batara kepada ibunya. Selain itu, Nendra yang baru saja pulang juga ikut membujuk.Mereka hanya meminta agar Limar

Berlian tahu betul betapa besar harapan keponakannya untuk bisa menikah dengan Nugraha. Makanya, saat Talia mengucapkan kata-kata tadi, dia tahu hatinya pasti sudah sangat terluka."Kalau sudah nggak suka, ya sudah. Di dunia ini masih banyak pria baik, kamu nggak butuh dia." Berlian menyibakkan helaian rambut di dahi Talia dengan lembut."Pernikahanmu dengan Nugraha memang dijadwalkan tahun depan, jadi belum mendesak. Setelah urusan Keluarga Respati ini selesai, akan kupikirkan cara untuk membatalkan pertunangan itu."Talia bertanya dengan lirih, "Tapi ... bagaimana dengan Permaisuri ....""Kenapa memangnya? Permaisuri memang memperlakukanmu dengan baik, tapi siapa yang nggak tahu kalau Nugraha sangat dingin padamu?""Kalau pertunangan tiba-tiba dibatalkan tanpa alasan jelas, Permaisuri nggak akan senang. Tapi kalau Nugraha yang lebih dulu menelantarkanmu, bahkan hampir membahayakan nyawamu, apa yang bisa dikatakan keluarga mereka kalau pertunangan dibatalkan?"Yang tak berperasaan di