Atmaja tak menanggapi tatapan penuh senyum Kaisar Atharwa, seakan-akan tak mendengar maksud tersembunyi di balik ucapannya.Dia hanya menjatuhkan bidak hitam ke papan catur, menunduk sambil berkata, "Memang lumayan cocok. Kalau nggak, saya juga nggak akan repot-repot membawa pulang seseorang dari Gunung Caraka yang begitu besar.""Yang Mulia juga tahu, akhir-akhir ini saya sedang pusing dengan urusan transportasi pangan ke ibu kota. Beberapa keluarga bangsawan itu seperti tempurung kura-kura, nggak bisa ditemukan celah apa pun. Saat saya sedang buntu, langit tiba-tiba menunjukkan belas kasih, menganugerahi saya pertemuan ini."Mendengar itu, Kaisar Atharwa tertawa terbahak-bahak. "Kamu ini sungguh berhati batu. Sama sekali nggak tahu caranya mengasihi perempuan.""Saya ini hanya seorang kasim. Mau mengasihi siapa?""Padahal gadis kecil itu kasihan sekali, 'kan?""Saya menyelamatkan nyawanya, memberinya tempat tinggal. Apa yang perlu dikasihani? Kalau nggak ada saya, dia pasti sudah jat
Read more