Merajut Asa

Merajut Asa

By:  Kaia Karnika  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
89 ratings
97Chapters
58.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Bagi Jovita, hidup adalah persaingan yang selalu dengan mudah dimenangkan. Dengan berbagai karunia kelebihan, ia adalah sosok perempuan yang penuh kesempurnaan dan membuat siapa pun berdecak sarat kekaguman. Akan tetapi, bukan hidup namanya jika tiada cobaan. Badai dahsyat pun datang meluluhlantakkan segenap pencapaian, merampas buah hati dari buaian, menghancurkan kepercayaan, merenggut kebahagiaan. Di tengah kelelahan mempertahankan pencitraan dari terpaan ombak hinaan, asa berkelebat mengajaknya ke tepian, menambatkannya pada sebuah pulau tenang di tengah Laut Baltik yang penuh keanggunan. Keanggunan yang menggugahnya untuk merangkai kembali harapan, ketenangan yang sanggup membangkitkan rasa cinta yang telah ia benamkan. Namun, hidup seolah belum mau memberikan Jovita kemudahan. Perbedaan dan permasalahan memicu berbagai perasaan bergumul berkelindan. Akankah dua insan yang penuh perbedaan dapat disatukan atau justru akhirnya terpisahkan? Akankah Jovita menyerah takluk pada keadaan atau kembali menunjukkan kepiawaiannya memenangkan pertarungan kehidupan?

View More
Merajut Asa Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
default avatar
Selvy
Can’t stop read. Addicted
2023-11-17 01:24:18
0
user avatar
Mar Ni
Semoga secepatnya lounching karya baru.
2023-11-07 00:00:42
0
user avatar
Mar Ni
Jatuh cinta banget dgn Novel ini
2023-11-06 23:59:42
0
user avatar
The Room Hijab
Salah satu novel terbaik yg ak baca di GN, susunan kalimatnya sangat apik dan detail dan mudah dimengerti jika diresapi dalam2 sangat menyentuh hati dan terbawa emosi. Sukses selalu buat authornya ditunggu karya selanjutnya yaa ka...
2023-10-31 23:09:24
0
user avatar
kyara
ditunggu cerita menarik lain nya
2023-10-31 19:11:28
0
user avatar
kyara
novel yg sangat sangat bagus.. pengetahuan authornya sangat luas. berharap ada sequelnya.. tq thor
2023-10-31 19:10:43
0
user avatar
kyara
cerita yg bagus, banyak memberikan edukasi terutama korban kdrt agar berani speak up dan ilmu psikologi mengatasi tekanan dlm diri sendiri..semoga author slalu bs menghasilkan cerita yg " berisi" namun tetep santai penyajian nya.. tq thor, ditunggu karya selanjutnya
2023-10-18 18:35:32
0
user avatar
leeoonnkk
penulisan yg sangat rapi ceritanya menarik ,banyak pelajaran yg kita dapat dari cerita ini
2023-07-05 17:52:06
0
user avatar
eka
penulis yang sangat cerdas. saya sangat terkesan dengan novel ini
2023-07-05 09:10:45
0
user avatar
asta
Hampir satu tahun istirahat, jeda di Bab 68. Begitu balik untuk menyelesaikannya, untuk mengisi waktu berpuasa, ternyata isi ceritanya berubah. Saya belum menyelesaikan cerita sebelumnya. Saya mengingatnya tentang seorang ibu satu anak yang diceraikan dan tinggal bersama keluarga Swedia di US. (-_-)
2023-04-01 23:02:24
0
user avatar
Faria Hariyono
emang beda ya, gaya penulisan yg cuman ngayal doank sama yg riset. yg pro sama amatiran jelas... aku yakin penulis ini ga cuman ngejar vote atau apapun itu, terlihat sekali ceritanya pake segenap hati & jiwa. banyak bgt pelajaran yg kudapat dr bacaan ini (konstilasi hati & merajut asa)
2022-11-27 19:49:37
2
user avatar
Faria Hariyono
ah baru ngeh.. ternyata ga hanya judul yg ganti, tp isi ceritanya pun jg berubah total. kangen baca ulang kisah anjani kak. cerita paling bagus selama baca novel OL. dimana aku bisa nemuin lg? kenapa harus di rubah sik? kenapa ga di pisah aja?
2022-11-24 15:24:17
1
default avatar
Sumiyati
ini judul merajut asa , tp nama bab adalah dr novel konstiladi emosi , jd kan bingung dr bab 1 cerita ttg Anjani, di bab 3 sdh beralih nama Jovita , kalo org yg blm baca konstilasi emosi jd tambah bingung , cb drh di betulksn dulu , krn kita pake bayar utk membacanya
2022-10-28 19:13:47
1
user avatar
win dee
ceritany tidak membosankan, menghibur tapi banyak nilai yang bisa diambil
2022-08-11 12:54:19
0
user avatar
Nilam
nyesel g nemu buku ini duluan...
2021-11-25 09:31:30
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 6
97 Chapters
1. Kesempurnaan
Tepuk tangan meriah menggema di ballroom hotel The Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, bersamaan dengan tampilnya seorang wanita muda bertubuh semampai, berkulit kuning langsat, dan berwajah menawan di podium. Setelah moderator acara mempersilakannya, perempuan itu mulai membawakan materi bertajuk "Effective Communication in Digital Era" bagi jajaran pimpinan puncak dari berbagai perusahaan di Indonesia. Tutur kata sistematis, materi bernas¹, bahasa tubuh penuh keyakinan, sisipan humor cerdas, serta penampilan memesona dari perempuan itu menjadi sebuah harmoni yang berhasil menghipnotis para hadirin. Jovita Hengkara, adalah sosok pembicara publik yang selalu tampil tanpa cela di usianya yang masih muda. Dua orang panitia penyelenggara yang duduk di dekat pintu masuk ballrom berbisik pada Hilda dan Maya, yunior Jovita yang selalu mengikuti tiap kali perempuan itu tampil guna menyerap semua pembelajaran. "Melihat Bu Jovita itu antar
Read more
2. (Un) Perfect Life
Lexus ES 250 Ezra memasuki halaman besar kediaman orang tua Jovita di bilangan Pondok Indah, salah satu perumahan elit di Jakarta. Rumah bergaya modern mediterranean yang menempati lahan seluas hampir 500 meter persegi itu terlihat lengang. Jovita menduga ayahnya pasti belum kembali dari aktivitasnya sore itu. Kemungkinan di rumah hanya ada ibunya. "Hai, Mama," sapa Jovita begitu dilihatnya ibunya yang sedang merangkai bunga di ruang keluarga. Ia mencium tangan ibunya. "Oh ... hai, Jov," sahut Yulia, ibu Jovita. Ia terkejut melihat anaknya sudah tiba sebelum magrib. "Hai, Ma. Selamat ulang tahun perkawinan," ucap Ezra sambil memberikan buket bunga mawar merah. Ia pun menyalami dan mencium tangan ibu mertuanya. "Ah ... terima kasih, Ezra. Bunganya cantik sekali." Yulia menghirup wangi bunga favoritnya. "Tumben kalian sudah datang jam segini. Mana Vanya?" Ia menanyakan kehadiran cucunya, anak perempuan Jovita. "Saya mohon maaf sebesar-b
Read more
3. Rahasia
Mentari pagi menembus vitrage putih yang terbentang di jendela kamar rumah bertingkat dua bergaya modern minimalis di kawasan elite Patal Senayan, Jakarta. Pancaran sinar matahari membuat suhu di kamar menjadi lebih hangat mengimbangi semburan pendingin ruangan. Kehangatan yang mampu menggugah semangat Jovita untuk menyambut hari. Ia berdiri di depan meja riasnya, mematut pakaian, mengafirmasi diri, bersiap untuk menjalani rangkaian aktivitasnya hari ini. Berbalut pencil dress berlengan panjang, tubuh semampai Jovita yang memiliki tinggi 173 cm, terlihat memesona. Busana berwarna hitam yang menutupi hingga bawah lututnya memperlihatkan kakinya yang jenjang. Sebuah ikat pinggang kecil yang dililitkan menonjolkan lekuk tubuh bak gitar Spanyol. Rambut sedada berwarna nutty mocha - perpaduan cokelat dan sedikit nuansa oranye kemerahan - dengan ujung yang bergelombang natural, menegaskan professional-looks pada tampilannya.  Ezra y
Read more
4. Dunia Runtuh
Jovita sedang mengompres matanya saat Ezra masuk kamar sepulangnya dari bekerja. Ia melirik jam di dinding, pukul 10.30 malam. Biasanya Ezra baru pulang jam 11 malam. Tumpukan kasus yang harus ditangani dan kemacetan ibu kota menjadi penyebabnya. "Kenapa matamu?" tanya Ezra lembut sambil menurunkan pengompres di mata istrinya. "Tadi pagi," jawab Jovita singkat. Ia sendiri tidak ingin menyinggung hal semacam itu lagi, mengingatkan pada cela dalam pernikahannya. Ezra mengamati dan menciumi mata istrinya. "I'm so sorry." "It's okay. Jangan diulangi, please," pinta Jovita lirih. Ezra tersenyum. "Aku janji, tapi kamu juga jangan menantangku, okay?" Jovita mengangguk, walau dalam hati juga bertekad tidak akan tinggal diam apabila disakiti lagi. "Apakah kamu ke dokter?" tanya Ezra sambil membuka kemejanya. "Tidak. Aku tidak mau urusan menjadi panjang," sahut Jovita. Ezra tersenyum le
Read more
5. Rahasia Terungkap
Jovita berkaca di depan cermin dengan perasaan yang tidak dapat diidentifikasikannya. Ia belum menemukan kosa kata yang sesuai untuk menggambarkan apa yang dirasakan saat ini. Sesuatu yang belum pernah dirasakannya seumur hidup. Seperti ada yang mengimpit dada sekaligus membuatnya seolah tak dapat berpijak. Satu hal yang bisa ia identifikasikan dengan jelas hanyalah bahwa suaminya berkhianat, melanggar sumpah suci perkawinan mereka, menghancurkan kepercayaan yang telah ia titipkan selama ini. Pagi ini, ia sengaja bersiap pergi lebih cepat dari biasanya, menghindari konflik dengan Ezra yang dapat berujung dengan kekerasan fisik. Disiapkannya semua keperluan Ezra hari itu. Dasi yang senada dengan kemeja, celana panjang, pakaian dalam, hingga kaus kaki. Ia mengamati isi lemari suaminya, mencari apakah ada hal baru yang berbeda dari seleranya selama ini. Tidak ada sesuatu yang berbeda. Ezra terlihat menggeliat, terbangun dari tidurnya. Ia mengusap wajah, melirik ke arah
Read more
6. Hanya Prasangka?
Jovita baru saja menyelesaikan kelas pelatihan Public Speaking untuk para pejabat eselon1 III salah satu Kementerian di Balai Kartini, bersama dengan Monica dan dua yuniornya yang setia mendampingi. Seperti biasa, usai kelas beberapa peserta meminta foto bersama dan bertukar kartu nama dengan Jovita, baik laki-laki maupun perempuan. "Heran ... perasaan yang bekas News Anchor tuh aku deh, tapi selalu orang maunya foto sama si Jovita ini, padahal muka dia bisa dihitung jari tampil di televisi," ledek Monica setelah orang-orang yang mengerumuni Jovita membubarkan diri. Jovita tertawa kecil mendengar komentar Monica, temannya yang selalu bicara blakblakan dan senang berguyon. "Seolah ketenaran Ibu tidak berarti, ya?" Maya tambah menggoda Monica. "Iya. Sia-sia gitu dulu muka saya ada di televisi tiap hari," sahut Monica dengan mimik yang dibuat bersedih. "Mungkin mereka dulu sudah pernah foto sama kamu, jadi tidak minta
Read more
7. Jejap
Jovita sedang menikmati sisa hari di malam itu dengan menyelami paparan langkah-langkah membangun Personal Branding yang disajikan secara komprehensif dalam buku Personal Branding in the Digital Age tulisan Francine Beleyi, seorang Digital Content & Brand Strategist, ketika ponselnya berdering. Deretan angka yang belum tersimpan di kontaknya tertera di layar. Suara seorang pria yang belum terlalu akrab di telinganya terdengar di ujung sambungan telepon. Donny Sadana, pria yang berusaha menggodanya di seminar dua minggu lalu. Jovita sebenarnya malas meladeni klien di luar jam kerja, tapi demi kepentingan bisnis terpaksa disingkirkannya keengganan itu. Ia berusaha tetap bersikap ramah terhadap pria yang semula berkata ingin mengundangnya untuk berbicara mengenai Etiket Bisnis, tapi kenyataannya malah mengajak bicara mengenai banyak hal. Pintu kamar terbuka, Ezra - yang baru pulang dari kerja - masuk dengan senyum terulas di wajah. "Baik, Pak. Besok
Read more
8. Sandiwara
Jovita baru saja melangkah ke luar dari lift menuju Stariffic ketika dilihatnya Bayu berdiri di dekat pintu masuk. Dari pintu yang terbuat kaca sandblast1 terlihat hanya lampu di atas meja resepsionis yang menyala, pertanda baru Agus seorang yang datang pagi itu. "Sudah lama?" tanya Jovita sambil menempelkan kartu identitas karyawan ke mesin pemindai. Kunci pintu terbuka setelah data dirinya teridentifikasi. "Belum, kurang dari lima menit," jawab Bayu. "Ada kejadian apa yang membuatmu mau mengetahui perkembangannya?" Sejak dua hari yang lalu, ia sudah menyampaikan niatnya untuk memberikan bukti yang ditemukan. Namun, Jovita menolak untuk bertemu. Baru subuh tadi, perempuan itu menghubungi untuk melihat semua bukti. Jovita mempersilakan Bayu duduk di depan meja kerjanya. "Maaf, Bay. Aku kemarin berusaha untuk memercayai penjelasan Ezra bahwa antara dia dan perempuan itu hanya teman, tapi semalam aku menemukan kondom di kantong celananya."
Read more
9. Jeda
Jovita melangkahkan kaki dari garbarata¹ ke dalam kabin pesawat berbadan besar Airbus 300. Ia tersenyum pada dua flight attendant berpakaian biru tua dan ungu yang menyambut di dekat pintu masuk, lalu berjalan menuju tempat duduknya, nomor 7A kelas bisnis yang terletak dekat jendela. Setelah memasang sabuk pengaman, ia mengenakan headphone dan mencari musik yang cukup menenangkan di inflight entertainment. Berharap agar penumpang yang akan duduk di sebelahnya bukanlah orang yang menyebalkan sehingga ia dapat menikmati 6 jam 20 menit penerbangan menuju Melbourne dengan nyaman. Senyum masam tercipta di bibir Jovita, teringat pertemuannya dengan Ezra pertama kali di penerbangan dari Belanda menuju Indonesia. Jovita yang kala itu masih bekerja sebagai Public Relations Manager usai melakukan perjalanan dinas ke kantor pusat perusahaannya di Rotterdam. Sementara Ezra baru saja menyelesaikan kuliah paska sarjananya di Leiden University. Tidak sengaja bert
Read more
10. Jumpa Pertama
Jovita menghempaskan badan ke tempat tidur. Penat di tubuhnya baru terasa setelah padatnya aktivitas Jumat kemarin yang dilanjutkan dengan penerbangan Sabtu dini hari ini. Ditambah lagi kecamuk perasaan tidak menentu yang sering hinggap sejak perilaku kasar dan perselingkuhan Ezra membuat tubuhnya seolah tidak pernah dalam kondisi prima. Jovita meraih ponselnya, melihat penunjuk waktu. Pukul 3 sore di Melbourne, berarti pukul 12 siang di Jakarta. Ia menghubungi Ezra. Satu kali, tidak diangkat. Dicobanya lagi hingga tiga kali, tidak juga diangkat. Rasa curiga dan gelisah dengan cepat berkelindan. Segera diteleponnya Ima, pengasuh Vanya untuk mengetahui keberadaan suaminya di akhir pekan itu. "Halo, Ima," sapa Jovita begitu ponselnya tersambung. "Halo, Bu," jawab Ima. "Vanya di mana? Sedang apa?" "Saya dan Vanya sedang di rumah Oma. Itu Vanya sedang berenang bersama Opa," sahut Ima menjelaskan mereka sedang berada di rumah oran
Read more
DMCA.com Protection Status