Fare Finta [Indonesia]

Fare Finta [Indonesia]

By:  shimizudani  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
23 ratings
15Chapters
2.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Namaku Alinea, seorang illustrator yang terkadang merangkap sebagai pacar sewaan. Iya, pacar sewaan yang berpura-pura menjadi kekasih seseorang dan menemaninya ke manapun sesuai perjanjian yang telah disepakati. Melalui pekerjaan ini, aku bertemu dengan Aksara, seorang CEO muda asal Jakarta. Namun, pertemuan pertamaku yang seharusnya juga menjadi yang terakhir ternyata justru membawaku pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Aku kembali bekerja sebagai pacar sewaannya sampai batas waktu yang tak ditentukan. Sanggupkah aku bertahan dalam pekerjaan ini? Terlebih dengan pesona pria itu yang perlahan meluluhkan hatiku. Dan di saat aku terbiasa akan kehadirannya, wanita dari masa lalunya muncul dan ingin kembali bersanding dengannya.

View More
Fare Finta [Indonesia] Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Authoring
Awalnya lucu lho. Jarang banget ada cerita seorang perempuan yang mau dijadiin pacar pura-pura oleh lelaki. Kreatif banget, kak💜💜💜💜💜💜
2021-05-11 21:34:17
1
user avatar
ichad blipz
Menarik...
2021-03-03 21:24:21
1
user avatar
Reona Lee
Ceritanya asik kak, semangaattt
2020-12-31 13:17:46
1
user avatar
Mandja
lanjut kak.. seru nih..
2020-12-30 23:31:57
1
user avatar
Drama Island
Lanjut thor! Bagus nih 😆😆
2020-12-14 12:05:03
1
user avatar
Tamtara Tara
Pacar sewaan euy.. Menarik! Lanjut ya kak 😍
2020-12-14 07:21:26
1
user avatar
Siti Setyaningrum
Lanjut.. Lanjut..!! 😁😁
2020-12-14 07:10:20
1
user avatar
rain x fairy
menarik! next thor!
2020-12-12 09:16:54
1
user avatar
Al Hasni
ditunggu kelanjutannya kakak
2020-12-12 06:40:51
1
user avatar
SuJu Forever
Bagus ceritanya. Terus semangat 😊😊
2020-12-11 18:27:47
1
user avatar
Ammy Rizuka
Menarik! Lanjut thor
2020-12-10 11:34:27
1
user avatar
Valent Z
Baru baca bab awal langsung suka ... Ughh-- bahasanya itu lo ❤️❤️ Jadi penasaran ... komik tentang vampire nya apa ya 🙈
2020-12-10 02:47:54
1
user avatar
NeeSyalala
jadi mau disewa juga. Eh!🤭 Keren Thor😍
2020-12-10 01:31:10
1
user avatar
Cherry Blossom
aku bacanya alenia 😆😆 lanjuttt
2020-12-09 22:22:35
1
user avatar
Ailana Misha
Eh Pacar sewaan? Ditunggu lanjutannya kak...
2020-12-09 21:21:01
1
  • 1
  • 2
15 Chapters
Pembuka
Ketika aku melihat ke dalam cermin, kutatap dua sisi diriku di sana; aku yang asli dan satu lagi yang penuh kepalsuan. Saat memutuskan untuk menjadi yang asli, aku menjadi diriku apa adanya yang begitu mencintai kesederhaan. Namun kala sisi palsuku harus muncul, kukenakan topeng dan berpura-pura jadi orang lain sesuai keinginan mereka. Bak koin, dua bagian dari diriku itu tak bisa bersatu.Tetapi, ketika nikmat kepalsuan nyata terasa dan keinginan untuk hidup di balik bayang-bayangnya muncul, apa yang harus kulakukan? Haruskah kulupakan keinginan itu? Atau haruskah kubuang identitasku yang sebenarnya? Sanggupkah aku melakukannya?Atau mungkin pilihan ini yang sebaiknya kuambil. Aku harus jujur. Tentang semuanya. Tentang dua sisi diriku. Aku harus jujur hingga batas di antara keduanya menjadi jelas. Dan setelahnya, keputusan ada di tangan mereka. 
Read more
Alinea
Hal yang paling tidak menyenangkan dari menjadi pekerja lepas adalah ketika orang-orang mempertanyakan pekerjaan ini. Pekerjaan apa yang dilakukan? Enak sekali bisa bekerja di rumah? Kok di rumah terus? Gaji berapa? … dan lain sebagainya yang bisa membuat pusing kepala saat mendengarnya. Jenis pekerjaan ini memang tergolong baru sehingga banyak orang yang belum mengerti jika bekerja tak harus selalu dilakukan di luar rumah. Aku bahkan bisa mengerti bila mereka memandang sebelah mata pekerjaan ini karena selalu berada di rumah identik dengan pengangguran. Tentu saja, aku bukan pengangguran. Aku seorang pekerja lepas yang memang memilih melakukannya. Sebagai orang yang menyukai suasana tenang, pekerjaan ini sangat cocok untukku karena aku dapat menciptakan sendiri ketenangan itu dan bekerja di waktu yang kuinginkan. Inilah keistimewaan yang tidak diperoleh dari mereka yang bekerja di kantor. Tak ada perasaan selalu diawasi. Tak perlu ada pula drama-drama yang munc
Read more
Pertemuan
Aksara Bumi Hermawan. Itu adalah nama pria yang menjadi pasanganku hari ini. Dengan kata lain, ia merupakan penyewa jasaku. Atau yang lebih gampang dimengerti, aku adalah pacar sewaannya selama beberapa jam ke depan. Kami belum pernah bertemu. Pun dengan bertatap muka. Aku hanya melihat rupa dirinya dari foto yang dikirimkan Diva padaku. Tujuannya agar aku mendapat gambaran seperti apa kekasih satu hariku itu.Semalam, aku menelepon Aksara untuk memastikan peran yang akan kumainkan. Seperti yang Diva bilang, ia memintaku menemaninya datang ke pesta pernikahan salah satu temannya. Aku cuma perlu berada terus di sampingnya. Dan tentu saja, berpura-pura menjadi kekasihnya di depan semua orang, terutama bila harus bertemu orang-orang yang dikenalnya.Ia tak menuntutku dalam hal berpakaian. Tidak ada dress code atau couple dress yang mungkin sudah ia rencanakan. Biasanya, dua orang yang berpasangan akan memakai pakaian berwarna senada ke acara-ac
Read more
Kontrak Baru
"Membuat cover buku, ya?"Aku mengamati kumpulan notes yang kutempel di papan dekat meja kerja. Notes beraneka warna itu berisi daftar pekerjaan yang harus kuselesaikan. Biasanya, aku menyortirnya per minggu. Seluruh deadline pekerjaan di minggu yang sama akan kujadikan satu. Kemudian, aku mengurutkannya lagi berdasarkan hari deadline. Yang tercepat, tentu, perlu didahulukan.Di minggu ini, pekerjaan terbanyak yang kuperoleh adalah membuat ilustrasi sampul buku. Jumlahnya ada lima. Itu berarti dalam sehari aku harus mengerjakan dua ilustrasi karena pekerjaanku tak hanya itu saja. Ada tawaran mendesain website yang meski deadline-nya minggu depan, aku harus mulai mengerjakannya dari sekarang. Ada pula pekerjaan menggambar ilustrasi wajah klien yang ingin dibuat versi anime. Sepertinya, minggu ini menjadi hari-hari yang lumayan sibuk untukku.Sebelum bekerja, terlebih dulu aku mengecek situs temp
Read more
Tiba di Jakarta
Pertama kali aku mengunjungi Jakarta adalah ketika acara wisata sekolah semasa SMP. Tempat-tempat yang kudatangi, seperti Dufan, Ancol, lalu apa lagi? Aku tidak mempunyai dokumentasinya sehingga tak ingat pernah ke mana saja. Maklum, dulu belum ada ponsel berkamera. Atau sudah ada, tapi terbatas dan terlalu mahal untuk semua kalangan. Kamera yang populer pun kebanyakan masih menggunakan roll film yang tentu perlu biaya untuk membelinya. Karena itu, foto-foto yang bisa diambil hanya sedikit dan entah menggunakan kamera siapa.Kali kedua berkunjung ke ibu kota adalah setahun lalu untuk menghadiri pernikahan sepupu. Aku beserta keluarga besar menginap di rumah om selama empat hari. Di sana, aku harus tidur ala kadarnya karena jumlah ruang yang terbatas. Cukup beralaskan karpet, aku dan sepupu-sepupuku yang lain bisa istirahat di mana saja. Bisa lorong atau tempat-tempat lain yang dirasa lega. Dan Jakarta itu panas. Kipas angin tak hentinya berputar selama kami ada di san
Read more
Rumah Aksara
"Biar aku saja." Aksara menolak uluran tanganku yang berniat membawa sendiri barang-barang bawaanku. Ia juga menolak bantuan seorang pria paruh baya yang datang dengan tergopoh-gopoh usai menutup gerbang tinggi di belakangnya. Aku pun cuma bisa berdiri di sebelah Aksara dan memperhatikan lelaki itu mengeluarkan ransel dan koperku dari dalam bagasi mobilnya."Sudah kubilang aku sudah menyiapkan semuanya, termasuk peralatan menggambar yang bisa kamu pakai di sini." Sebuah protes ia ajukan setelah aku menyebutkan isi ranselku padanya. "Kamu belum bilang soal peralatan menggambar," sanggahku cepat. Seingatku, ia tidak mengatakan apa pun mengenai hal itu padaku. Lagi pula, peralatan yang kubawa hanya sebuah laptop, drawing pad, buku yang biasa kugunakan untuk membuat sketsa atau draft ilustrasi, serta alat tulis. Aku biasa membawanya ke mana-mana bersamaku. Jadi, aku sama sekali tak merasa kerepotan."Benarkah?"Aku menganggukka
Read more
The Ring
Setelah mendapat istirahat yang cukup, aku merasa bersemangat untuk mulai kembali bekerja. Aku melanjutkan pekerjaan mendesain website yang sudah separuh kukerjakan. Sebenarnya, yang kubuat adalah layout desain website yang akan klien luncurkan. Ini hanya sebuah gambaran karena aku tidak mempunyai kemampuan untuk benar-benar mewujudkannya ke dalam situs website. Klien sudah memiliki tim tersendiri yang bertugas mengerjakannya.Aku mewarnai beberapa bagian dari gambarku dengan warna pink. Situs tersebut milik sebuah brand komestik yang menggunakan pink di semua kemasan produk yang dikeluarkannya. Jadi, wajar apabila aku memakainya di ilustrasi buatanku. Lagi pula, hal ini juga merupakan permintaan dari klien. Tentunya, mereka ingin menggunakan warna yang sudah menjadi simbol ke dalam semua barang yang berkaitan dengan brand mereka. Tok. Tok. Tok.Suara ketukan pintu menginterup
Read more
Jalan-Jalan
Tanganku bergerak-gerak mencari letak ponselku yang tak henti berdering. Aku tahu itu merupakan suara alarm yang kusetel beberapa jam lalu. Aku tak hanya memasang satu, namun empat alarm dengan rentang waktu setengah jam. Kenapa aku melakukannya? Ini untuk memastikan aku benar-benar bangun dari tidurku, bukan bangun untuk mematikan alarm saja.Dengan mata berat, aku menyentuh secara asal tombol yang kuharap adalah untuk mematikan deringnya. Tapi tampaknya, aku salah memilih tombol. Suara alarmku masih terdengar dan justru semakin keras karena aku memang mengaturnya demikian. Akhirnya, aku bangkit dari posisi tidurku. Kupaksa mataku agar terbuka lebar. Kali ini, tombol di layar ponselku terlihat jelas. Aku pun menggeser pilihan untuk mematikan suara yang telah merusak tidurku.Aku baru bisa tidur lewat dari jam dua pagi, seperti malam sebelumnya. Efek menonton film horor sungguh luar biasa. Aku terbayang-bayang kengeriannya hingga setiap kali memejamkan mata, otakku den
Read more
Teman Lama
"Bagaimana liburannya kemarin?" tanya Diva, sama sekali tak mau menyembunyikan wajah penasarannya. Aku sibuk mengunyah makanan di dalam mulutku. Pagi-pagi sekali, ia datang dan mengetuk pintu kamarku dengan tak sabaran. Suara ketukannya bahkan masuk ke dalam mimpi, membuatku bertanya-tanya kenapa terdengar sangat nyata. Lalu, panggilan Diva menyadarkanku bahwa semua itu bukan mimpi.Rasanya ingin marah begitu tahu jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia tetap bertandang, padahal tahu betul aku masih tidur di jam segitu. Aku butuh banyak tidur setelah menjalani perjalanan kerja singkatku.Untung ia membawa sarapan untukku. Sekotak bubur ayam panas lengkap dengan kuah serta kerupuk. Perutku seketika menggeliat minta diisi. Maka, aku mempersilahkannya masuk. Ia duduk di satu-satunya kursi di kamarku. Sementara aku kembali ke atas kasur dan mulai membuka kotak makanan darinya."Kerja. Itu namanya perjalanan kerja." Aku meralat ucapannya. Enak saja ia
Read more
Jakarta dan Aksara
Kertas yang awalnya putih bersih itu, kini ternoda oleh goresan-goresan grafit hitam membentuk sebuah sketsa monokrom. Tanganku sibuk bergerak, membuat garis lurus tegak dan terkadang miring. Kutambahkan detail sejauh yang bisa kuingat dari rumah itu. Rumah Aksara.Ini bukan bagian dari pekerjaanku. Aku melakukannya murni untuk menghilangkan kebosanan yang mendera sedari siang. Entah sejak kapan, sketchbook dan pensil ini ada di tanganku. Lebih-lebih, aku tak ingat kapan memulai keasyikan ini. Dan kenapa harus rumah Aksara?Tiba-tiba sebuah kesadaran menerjangku. Potongan ingatan yang tadinya tak kutemukan seketika merangsek masuk ke dalam otak. Aku berniat membuat komik. Kisah seorang bangsawan modern. Oleh sebab itu, rumah Aksara rencananya akan kugunakan sebagai salah satu latar tempatnya.Seharian kemarin, aku menghabiskan waktu rehatku dengan membaca komik yang sudah lama sekali ingin kubaca. Tentang perjalanan antar dimensi. Mungkin, karena terlal
Read more
DMCA.com Protection Status