Nathan & Veera (INDONESIA)

Nathan & Veera (INDONESIA)

By:  SIM  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
24 ratings
18Chapters
4.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Sejak kejadian kelamnya, Veera selalu dihantui mimpi buruk. Dan sejak ia bertemu dengan Nathan kembali, ia mulai membencinya...Sangat. Tapi bagaimana dengan Rayan, anak semata wayang mereka yang masih kecil dan tak tahu apa-apa. Bocah kecil polos berusia 2 tahun yang mengira orang tua mereka saling mencintai.

View More
Nathan & Veera (INDONESIA) Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Authoring
Semangat kak, update terus ya. Salam dari Married With Killer's Teacher
2021-05-08 07:18:50
1
user avatar
Fikri Mahmud
Bagus Kak, kasihan anaknya
2021-03-17 14:39:51
1
user avatar
Ana Endra
sedih thor...😥😥😥
2021-03-16 14:39:24
1
user avatar
Nady
love this story! keep it up thor💯
2021-03-16 13:09:37
0
user avatar
Valent Z
I love ur story! Plz, keep going!
2021-03-16 09:20:46
0
user avatar
Jana Indria
keren kak, aku tunggu lanjutannya 🥰😍🥰
2021-03-15 23:33:22
0
user avatar
Ocha_Gumay24
Keren sekali kan. Lanjut ya, sukses terus Salam Jasmine (Pernikahan Kedua Sang Dokter)
2021-03-15 13:55:33
0
user avatar
Pena Baper
benci itu singkatan dari kata benaran cinta loh veera jadi kamu itu benaran cinta dengan pak dosen Nathan 🤣
2021-03-14 23:46:21
0
user avatar
Amea81
ditunggu kelanjutan ceritanya
2021-03-14 14:13:16
0
user avatar
Sungchanyah
semangat teruss thorr💚
2021-03-14 14:06:57
0
user avatar
athena_vivian
mantavvvv, thorrr, lanjuttttt....mangatssssss
2021-03-13 20:13:57
0
user avatar
Shiraa Sue
jadi inget dulu juga ada dosen ganteng, biasalahh jadi cem-ceman ciwi-ciwi hahaha. mangatss author buat next chapternya!
2021-03-13 19:31:53
0
user avatar
bundaRey
kasihan anaknya 🤕
2021-03-13 19:00:11
0
user avatar
Rose Dreamers
Keren kakak nih, novelnya udah banyak...
2021-03-13 18:26:56
0
user avatar
Blue Leviatan
Paling demen nih sama cerita yang kayak begini, ditunggu updatenya kak 😍
2021-03-13 18:02:54
0
  • 1
  • 2
18 Chapters
1. Kampus.
Bukan rahasia umum lagi kalau Veera sangat membenci dosen muda itu. Alasannya apa? Entahlah. Tak ada yang tahu, dan mereka tentu tak mau tahu. Nathan adalah salah satu dosen terfavorit mahasiswi di sini. Dia masih muda dan cerdas. Keluarganya pemilik Universitas Andalas ini, di tempat itu juga Veera melanjutkan study S1-nya sekarang. Pagi ini Veera melangkahkan kakinya dengan malas mengekor Nathan. Mungkin lebih tepatnya dia menyeret kakinya hingga menimbulkan bunyi agak mengganggu. Srekkk! Ah, orang ini lagi! batin Veera jengkel menatap benci pria di depannya. Entah masih bisa dibilang terlambat atau tidak, yan
Read more
2. Nathan.
"Veera Zasvika Anthony!""Ah, iya Pak?""Kamu melamun lagi?" Itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan. Veera kali ini kepergok sedang melamun sambil menatap kosong keluar jendela. Namun bukan Veera namanya kalau dia tidak bisa mengelak. "Tidak, hanya tidur sebentar," balasnya acuh. Veera berbicara tanpa menatap lawan bicaranya. Pikirannya benar-benar kacau. Padahal tadi pagi dia sudah merencanakan untuk membolos, tapi karena kedua oramg tuanya mengancam akan mengambil semua fasilitasnya Veera jadi mengurungkan niat buruknya itu.Hanya dengan cara pergi ke kampus untuk menyelamatkan semua fasilitasnya, maka itu akan dilakukan. Tapi tidak menyelamatkan dia dari pria didepannya yang tengah menatapnya dengan ganas.Tidak apa, itu bukanlah masalah yang terlalu serius baginya.Sesaat Veera menatap Nathan sambil bergidik ngeri. Pria itu benar-benar mirip papa
Read more
3. Maaf.
Sudah seminggu ini Veera tidak mengikuti kelas Nathan. Perempuan itu masih kesal dengan dosennya itu. Perlakuan yang dia dapat beberapa waktu lalu dari Nathan sangatlah melukai hatiknya.Berani-beraninya dia ngusir gue. Batin Veera menggeram kesal.Veera menupang dagunya di atas meja dengan malas. Kantin sepi. Dia menunggu Sindy yang belum juga datang. Sedari tadi, tidak henti-hentinya dia menggerutu.Apa mungkin kelasnya belum bubar. Veera mengerutu kesal. Hampir satu jam lebih dia berada disini, dan hampir seminggu dia seperti ini. Bolos ke kantin atau kalau tidak dia pergi ke kafe yang dekat dengan area kampus.Veera membenarkan posisi duduknya ketika seseorang menepuk pundaknya pelan. Pasti Sindy, pikirnya girang."Lo, lama banget sih, Sin!""Veera, aku mau minta maaf." Veera melotot horor saat mengetahui seseorang yang datang ternyata
Read more
4. Mimpi Buruk.
"Nathan, i-ini kampus," seru Veera setengah menahan ketakutannya.Nathan menatap tajam pada Veera dengan penuh nafsu. Entah sejak kapan Nathan sudah mengurung Veera dengan kedua tangannya, hingga Veera tidak bisa berkutik. "Tolong menjauh atau aku bakalan teriak!""Biarkan saja, ini kampusku, Sayang. Apa kamu lupa, hm?" bisik Nathan tepat ditelinga Veera. Nafas hangat pria itu menjalar disekitar lehernya. Memberikan sensasi yang sangat berbahaya.Veera bergidik ngeri merasakan sengatan listrik disekujur tubuhnya. Tidak terasa air matanya menetes. Perempuan itu begitu ketakutan sekarang. Nathan sekarang adalah pria yang berbeda, dia tidak mengenal Nathan yang sekarang. Pria itu berbahaya."Nathan, please jangan lakuin ini lagi!" pinta Veera memohon supaya dilepaskan. Veera benar-benar ketakutan, kejadian beberapa tahun lalu terulang kembali. Banyangan ketakutannya dulu masih terekam jelas diingatannya. Dia benar-bena
Read more
5. Terjebak.
Sebelum memasuki mobil, Nathan lebih dulu mengirimkan pesan kepada Veera lewat Whatshapp. Pria itu berharap Veera segera membalas pesannya walau itu sangat mustahil.Tapi mencoba berharap kepada keberuntungan tidak ada salahnyakan.Andai Veera sudi membaca pesannya saja sudah membuatnya senang.Nathan menjalankan mobilnya pelan sambil mengamati pinggir jalan raya, berharap menemukan Veera. Tujuannya kampus. Menurut instingnya Veera berada disana.Nathan terus menyusuri jalan raya yang mulai ditetesi air hujan. Walau hujan tidak begitu deras, tapi itu sangat mengganggu penglihatannya dikarenakan para pejalan kaki di pinggir jalan raya tidak ada yang lewat satupun, semua orang lebih memilih beredup di tempat yang teduh daripada kehujanan. Jadi jalanan sepi, kemungkinan untuk menemukan Veera adalah mustahil.Drttt...Drttt...Nathan menepikan mobilnya di pinggir jalan, dia menatap ponselnya sebentar. It
Read more
6. Secercah harapan.
Waktu begitu cepat berlalu, tidak terasa saat ini sudah sore menjelang malam, ditambah jalanan tengah sepi dan tidak ada satupun manusia disini. Mungkin mereka lebih memilih berdiam dirumahnya bersama keluarga ditengah cuaca yang buruk.Veera melangkahkan kakinya dengan cepat, sambil berusaha mengatur nafasnya yang memburu. Dia masih mencerna kejadian barusan. Nathan, apa yang barusan pria itu lakukan?Apa dia mau gertak gue, karena selama ini gue udah keterlaluan banget. Semoga enggak, dih amit-amit, pikiran Veera mulai berkecamuk. Dengan tergesa-gesa perempuan itu melangkah cepat menuju ke halte terdekat. Hari ini Veera tidak membawa mobilnya, dan dia bepikir akan pulang bareng Sindy, tapi Sindy menyuruhnya untuk menunggu di Halte, katanya pacarnya yang akan menjemput mereka berdua. Sialnya tiba-tiba hujan turun dengan lebat. Veera menatap kelangit. Mendung, dan terdengar petir.P
Read more
7. Keluarga Kecil.
Nathan menatap Veera dengan gemas, dia sendiri tidak tahu untuk membuka topik obrolan yang menyenangkan dengan Veera yang super kaku. Ini sangat terasa canggung. Dan Veera terlalu membentengi dirinya sendiri hingga tidak tersentuh.Acuhnya sungguh keterlaluan. "Sudah lupakan saja." Nathan memilih mengabaikan ucapannya tadi, daripada ngelantur kemana-mana. Jadi awkward sendiri. Entah sadar atau tidak Veera menoleh ke jendela mobil sambil terseyum kecil melihat tingkah aneh Nathan yang terus menggerutu. Menurutnya, suaminya saat ini terlihat lucu. Dan sebenarnya Veera paham situasi begini. Tidak lama kemudian, mobil Nathan memasuki perkarangan rumah mewah milik orang tua Veera.Di depan pintu raksasa tengah berdiri sosok bocah kecil berusia sekitar dua tahun yang memerhatikan kendaraan mereka. Bocah itu dengan antusias sambil berteriak girang dan melompat-lompat."Ho
Read more
8. Selingkuh.
"Eh, Veer, tolong nanti lo anter tugas ini ke ruangannya Pak Nathan, ya. Plisss!" Veera menatap malas pada Liam. Cowok berparas tinggi yang tengah berdiri di depannya tersenyuman aneh, juga tak lupa membawa tumpukan buku. Liam menaikkan alisnya tinggi ketika Veera tidak kunjung memberikan respon.Ditatapnya mata hitam Liam dengan lirikan tajam, “Kok gue sih, yang lainnyakan pada nganggur," Veera melirik penghuni kelas kanan kirinya. Dimana banyak mahasiswa sibuk mengobrol tak jelas. Seharusnya Liam peka dengan maksud Veera yang menolak untuk membantu Liam. Tapi dari raut muka lemotnya membuat Veera paham kalau Liam tidak mungkin peka. “Suruh yang lain aja deh!”Veera hendak berlalu, tapi Liam masih menghadang langkahnya. Cowok itu tersenyum menatap Veera penuh arti, "disini yang paling baikkan, lo."Bukanya senang, tapi Veera hanya memasang muka datar mendengar pujian yang Veera tahu ada maksud terte
Read more
9. Penjelasan.
"Veera Zasvika Anthony!"Veera mendengar suara yang memanggil namanya dengan tegas namun tersirat akan emosi yang terpendam. Nathan. Pria itu tengah berdiri menatapnya dengan pandangan sulit diartikan. Hal biasa yang Veera lakukan adalah memilih mengabaikan tatapan mata itu. Nathan masih berdiri dengan kedua tangan yang menumpu pada mejanya. Nathan memakai kemeja bewarna biru dongker, dengan bagian lengan yang digulung sampai kesiku. Nathan terlihat benar-benar menarik."Saya perlu bicara dengan kamu, nanti temui saya diruangan saya!" perintah Nathan tegas dan formal. Beberapa murid yang berada kelas ikut menoleh menatap Nathan, lalu melempar pandangannya pada Veera.Veera merespon dengan anggukan kecil. Sebenarnya ia memikirkan cara untuk menghindari Nathan, dan alasan yang paling tepat untuk membatalkan janji temunya dengan Nathan nanti.Nathan balas mengangguk puas. Ia melempar pandangan pa
Read more
10. Ceramah.
Pukul 13.00Veera melangkah lesu masuk kedalam rumah. Ia menatap heran sekelilingnya. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Biasanya Rayan yang paling heboh, menyambutnya dengan sangat antusias. Kali ini Cuma ada mamanya yang sibuk membolak-balik majalah.“Rayan kemana, Ma?”Veera menghempaskan tubuhnya di sofa kulit bewarna hitam yang berada ruang tamu tersebut. Ia juga menaruh tasnya sembarang di atas meja, dan dia sukses mendapat pelototan gratis dari mamanya. Sepulang kuliah tubuhnya benar-benar lelah. Akhir-akhir ini ia sering pulang siang. Biasanya malah sore sampe malam, dan dengan terpasa ia akan menerima tawaran dari Nathan yang kukuh ingin mengantarnya pulang apabila dia tidak membawa kendaraan pribadi. Hal itu bermula sejak Veera dan Nathan terlibat kasus terkunci didalam gedung universitas. Untung waktu itu mereka bisa keluar dengan selamat.“Kamu lupa, hari ini Rayan menginap kerumah m
Read more
DMCA.com Protection Status