Pesan Dari Istri Calon Suamiku

Pesan Dari Istri Calon Suamiku

By:Β Β Yani SantosoΒ Β Completed
Language:Β Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
16 ratings
40Chapters
9.9Kviews
Read
Add to library

Share:Β Β 

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Pesan tengah malam yang diterima Miranti, membuatnya berpikir ulang. Apakah harus melanjutkan hubungan dengan Zen, pria yang selama ini mendekatinya.Ataukah mengakhiri semua, karena ternyata ada wanita lain selain dirinya?

View More
Pesan Dari Istri Calon Suamiku Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Arshi
Novel yang keren kk
2023-08-03 15:44:05
1
user avatar
Eunoia Eja-
Cerita yang masih membekas meskipun sudah membacanya
2023-07-23 16:40:42
0
user avatar
Eunoia Eja-
Selalu suka membaca karya author
2023-07-07 20:21:03
0
user avatar
Yani Santoso
Terimakasih buat semua yang sudah membaca cerita ini sampai selesai ...️
2023-06-01 08:33:42
0
user avatar
andra
senang bacanya pemuda yang tidak terduga
2022-01-26 03:11:14
2
user avatar
Liliss354
Keren kak ceritanya, alurnya menarik dan bikin penasaran😍 Semangat kakak, jangan lupa feedback "King of Night" ya:)
2021-05-22 12:04:12
2
user avatar
Rea De Rinn
next chapter kak, semangat 😘😘
2021-05-08 06:17:37
3
user avatar
Queen_ Rimaaa
Mantap ceritanya. baca part 1 aja udah seru bangetttttt. next kak🀩🀩🀩
2021-05-07 09:53:42
1
user avatar
vivi vanila
mantaaappp... pake Pov 1, feelnya dalem banget kak. πŸ‘πŸ‘πŸ‘
2021-05-07 09:31:08
1
user avatar
athena_vivian
Baca bab pertamanya....mengandung bawang tingkat tinggi..nggak kuatttt akuuuuuu..well done, thor
2021-05-07 09:20:17
2
user avatar
Ujang Sodij
seru seru ctitanya,aku siap baca
2021-04-19 13:51:47
1
user avatar
Authoring
Cerita, alurnya bagus sekali, kak. Jangan lupa mampir ya >> My Girl is mine
2021-04-15 21:18:25
2
user avatar
Lysa_Yovita22
Bintang lima dunks ya 🌹😘
2021-02-04 17:50:04
2
user avatar
Kaifaita
semangat kak buat ceritanya, BAGUSSSSSSS
2021-02-03 06:20:16
2
user avatar
Hikaru San
yupsss semangat thor....πŸ’ͺ🏾πŸ’ͺ🏾πŸ’ͺ🏾
2021-01-16 19:41:46
1
  • 1
  • 2
40 Chapters
Pesan Tengah Malam
Pesan Dari Istri Calon SuamikuBab 1*****Ting....Sebuah pesan masuk melalui aplikasi oval berwarna biru.Entah siapa yang mengirimkan pesan tersebut tengah malam  begini. Namun, walau aku enggan untuk membacanya,  tapi tetap saja kuraih benda pipih yang berada diatas nakas tersebut. Tanpa rasa curiga atau perasaan lain, kubaca pesan tersebut. "Saya tidak yakin, apakah anda akan membaca pesan saya ini, atau mungkin Zainal sendiri yang membacanya."Deg... Tiba-tiba jantungku seperti meloncat keluar,  ketika membaca pesan yang paling atas. Entah kenapa, mata yang semula sangat mengantuk, kini kurasakan mulai memanas. Apalagi ketika membaca pesan dibawahnya. "Saya tidak tau seberapa dalam hubunganmu dengan Mas Zen.  Namun perlu kamu ketahui,  sampai detik ini,  status saya masih sah sebagai is
Read more
Flash Back
Sudah 3 hari aku mengurung diri dalam kamar.Keluar hanya ketika ingin ke kamar mandi.Selama itu pula aku menutup akses komunikasu dengan Zen. Untuk saat ini, jujur, aku belum siap untuk bertemu dengannya. Atau sekedar berbicara lewat telepon. Hanya Ningrum yang selalu setia menemani, membawakan makanan, juga mendengarkan semua keluh kesahku. "Miranti, jangan biarkan dirimu larut dalam kebodohan. Bangkit, carilah kebenaran dan lawan."Sebuah pesan dari Ningrum beberapa saat setelah dia berangkat kerja tadi pagi.  Ku buka aplikasi berwarna biru di telepon pintarku. Mencoba mencari titik terang tentang semua yang terjadi padaku. Wanita itu mengaku banyak tau tentang diriku, dan aku ingin memastikan tentang hal itu.  Ku buka tiap status dan foto yang pernah aku posting disana, berharap bisa menemukan sesuatu.  2 Januari 2017
Read more
Aprillia Rahayu
Ku gigit bibirku, tak terasa, kedua pipi telah basah oleh air mata. Kupejamkan mata, kembali mencoba mengingat tentang awal kedekatan ku dengan Zen. Apakah aku begitu mencintainya? Sehingga sampai detik ini, tak sepatah katapun yang keluar dari mulutku untuk mencari kebenaran langsung darinya. Drrttt... drrttt.... Getaran telepon genggam yang kuletakkan di atas nakas menyadarkanku dari lamunan. Sebuah pesan dari Aprillia. Entah kenapa, membaca namanya saja sudah membuatku was-was. Ada rasa ketakutan tersendiri tiap menerima pesan darinya. Ketakutan akan adanya kejutan yang tak terduga darinya, seperti yang sudah dia kirim sebelumnya. Akhirnya, ku baca pesan darinya, setelah beberapa kali menarik nafas. Berharap, tak ada kejutan lagi disana. "Mbak Miranti, maaf sebelumnya jika pesan saya ini mengganggu. Saya tau, Mbak pasti tidak atau mungkin b
Read more
Break Up!
Kusimpan bukti pengiriman itu, lalu kukembalikan kemeja Mas Zen ketempat semula.Jika semua pertanyaanku tidak mendapatkan jawaban dari Mas Zen, maka, aku akan mencari jawaban dengan caraku sendiri.Ku buka telepon genggamku, dan mulai berselancar di akun salah satu media sosialku. Ku cari akun dengan nama Shiva, yang sebelumnya sudah aku simpan.Lalu, mataku tertuju pada sebuah unggahan foto di dalam gedung bioskop. Tampak disana, foto seorang laki-laki yang sangat aku kenal, sedang makan popcorn. Sementara di sebelahnya, duduk seorang gadis cantik yang aku ketahui bermana Miranti. Sakit, benar-benar sakit sekali hatiku melihat kemesraan mereka. Aku yang sudah menjadi istrinya saja, belum pernah sekalipun di ajak nonton film, sementara dia....Kecemburuan dan rasa sakit hatiku saat melihat kemesraan yang mereka pamerkan sungguh membunuh akal sehatku. Dengan rasa rem
Read more
Teror
Sepanjang perjalanan pulang, air mataku tak henti mengalir. Tak lagi kuhiraukan pandangan orang-orang yang menatapku penuh tanya tatkala berpapasan denganku. Hatiku remuk redam, namun di sudut hati yang lain, ada rasa lega disana. Himpitan dan tekanan yang selama ini mendera, perlahan menghilang, seiring cucuran air mata yang menganak sungai. Sesampai di kamar kos, kulihat Ningrum, sahabatku disana. Aku menghambur kearahnya, tergugu dalam pelukannya. "Ranti ... kamu baik-baik saja, kan?" tanyanya setelah tangisku reda. Dia menautkan kedua alisnya,  menatap diriku yang mungkin tampak begitu acak-acakan di matanya. "Ningrum ... aku sudah putus dengan Zen."Kembali aku menangis setelah menjawab pertanyaan Ningrum. Lalu, ku buka telepon genggamku dan memberikan padanya. Tampak, Ningrum begitu terkejut setelah dia membaca perc
Read more
Zen
POV Zen*****Hampir satu minggu aku tidak bisa menghubungi Miranti. Gadis yang kukenal dua tahun terakhir, melalui sebuah chat grup. Seorang gadis dewasa, dan sangat matang. Dengan postur tubuh semampai dan wajah oriental yang sangat cantik. Ditambah lesung pipi, yang membuatku semakin tergila-gila padanya.  Butuh perjuangan yang panjang untuk mendapatkan perhatiannya.
Read more
Bukti Baru
Setelah kurasa semua bukti lengkap, kutekan nomer telepon kakakku. Setelah beberapa saat tak ada respon, kuputuskan untuk mengirimkan pesan. Namun, belum lagi ku ketik pesan yang hendak aku kirim. Sebuah pesan dari kakakku masuk."Ranti ... pulanglah. Mama sakit."Tulis kakakku dalam pesannya. Sakit apa Mama? Kemarin aku baru saja ngobrol dengannya, dan beliau sehat-sehat saja, batinku. Kupacu mobil dengan kecepatan sedang, membelah jalanan panas kota Bandung. Walau pikiranku dipenuhi dengan kekhawatiran, namun aku berusaha tenang. Kutepis semua pikiran buruk tentang sakit yang di derita Mama. Mama memang mempunyai penyakit gula. Dan setahun terakhir ini, sudah tidak pernah kambuh lagi. Mengingat hal itu, dadaku terasa sakit. Setelah hampir satu jam, mobilku memasuki halaman rumah yang gerbangnya te
Read more
Bukti Baru 2
Andika menatapku penuh iba. Sementara aku, seperti orang linglung yang kehilangan akal. Yang bisa aku lakukan hanyalah bengong, sambil berkali-kali menarik nafas panjang. Seorang pelayan datang membawa pesanan makanan kami. Namun, selera makanku menjadi hilang.Andika yang semula duduk di depan kini berada di sebelahku, sambil menyodorkan secangkir mocha hangat. Ku genggam cangkir dengan kedua tanganku, merasakan hangatnya menyentuh jari jemariku. "Aku akan berada di sampingmu, Ranti. Kita hadapi ini bersama-sama."Kini, selain hangat secangkir mocha, ada kehangatan lain yang kurasakan. Ketika Andika menggenggam tanganku. "Terima makasih, Dika. Tapi, aku tak mau melibatkan orang lain dalam masalah ini. Apalagi ini ....""Ssssstttt ...."Kalimatku terhenti, saat  Andika meletakkan dua jarinya di bibirku. 
Read more
Emosi
Setelah mempertimbangkan masukan dari Andika untuk melaporkan Zen, dengan UU IT, karena tindakannya tersebut berhubungan dengan perbuatan tidak menyenangkan.Dan sudah bisa dipidanakan, karena sudah ada ancaman di dalamnya. Ancaman menyebarkan foto tanpa ijin.Kuhubungi Mas Yoga, dan mengatakan akan datang ke tempat kosku sepulang kerja. Sementara Mas Bayu tidak bisa datang, karena kebetulan sangat sibuk dengan pekerjaan di kantornya.Namun Mas Bayu memberi dukungan penuh dengan keputusan yang aku buat. Aku berharap, setelah ini, tak akan lagi ada permasalahan.Sebuah panggilan masuk ke dalam ponselku. Kucari-cari benda berbunyi nyaring tersebut, hingga kudapati ia ada di dalam laci. Buru-buru kutekan tombol warna hijau untuk menerimanya. Mungkin sebuah kabar penting, karena pagi-pagi sekali sudah meneleponku. Saat sambungan telepon
Read more
Pertemuan Miranti dan April
-Pekerjaan akan cepat selesai, jika dikerjakan bersama-sama-Sambil menunggu pesanan kami datang, kami mencoba membahas hal-hal yang ringan. Walau awal percakapan terasa kaku, namun lambat laun kami menjadi akrab dan percakapan diantara kami makin cair. "Mbak April, aku benar-benar minta maaf dengan apa yang pernah terjadi antara aku dan Zen," ucapku meraih tangan April."Aku sungguh-sungguh tidak tau kalau saat itu dia masih berstatus suami Mbak. Karena yang aku tau, dia adalah duda dengan satu anak. Mbak ... mau, kan, memaafkan aku?" Kulihat April nenunduk, sambil menggenggam tanganku. Aku tau, bukan hal yang mudah untuk memaafkan seseorang yang telah menyebabkan rumah tangganya di ujung kehancuran. Bahkan sampai kehilangan anak yang ada dalam kandungannya. Dihelanya  nafas dalam-dalam sebelum akhirnya April berkata. "Aku sudah
Read more
DMCA.com Protection Status